Tidak semua hal harus diucapkan. Tidak semua hal harus dikatakan. Tidak semua hal harus diungkapkan.
Ada beberapa yang harus kau sembunyikan. Ada beberapa yang harus kau simpan. Ada beberapa yang harus kau rahasiakan.
Bahkan dari pasanganmu sendiri.
Every soul need a privacy
Ada sebongkah hati yang harus kau jaga. Ada perasaan yang harus kau proteksi. Ada logika yang harus selalu kau tuntun.
Ada saatnya kau harus menyelamatkan dirimu sendiri. Diatas semuanya.
Eighteen - Untold
Beberapa hari belakangan Song Mino uring-uringan. Tidak ikut sarapan pagi, menghindar saat Seungheon mencoba mengajaknya bicara dan langsung masuk kekamarnya begitu ia pulang dari kantor.
Awalnya Seungheon fikir putranya itu hanya kelelahan karena jabatannya yang baru. Mino sudah ia percayakan untuk mengelola divisi perencanaan produk karena ia tahu bakat putranya bukan dibidang manajemen. Otak Mino yang terlalu brilian rasanya sayang kalau ia harus bekerja dibalik meja.
Sebagai seorang ayah ia tahu Mino tengah protes dengan semua aturannya. Ia sudah mendengar semuanya dari Bae Yongjoon dan sedikit merasa sedih karena putra kecilnya itu kini bukan lagi seorang anak-anak. Yeah Mino sudah tumbuh terlalu cepat menjadi seorang pria dewasa yang siap meninggalkan dirinya.
"Bibi Lee... Panggil Tuan Muda"
Pelayan Lee menganggukan kepalanya dan beringsut membalikan tubuhnya. Seungheon menatap punggung perempuan tua itu.
Apa ia juga harus mulai membuka hatinya.
"Waeyo? Appa memanggilku?"
Seungheon menoleh kearah Mino yang sedang menarik kursi dan kemudian duduk dengan pandangan melengos. Pria Song itu mendecih.
"Ada yang ingin kubicarakan"
"Bicara saja"
Seungheon mendecih, sikap Mino saat ini persis sekali dengan sikap mendiang istrinya dan itu membuatnya mati kutu.
"Kau marah, pada appa?" Tanya nya. Mino menoleh kearah ayahnya sekilas dan kembali melengos menatap meja marmer dihadapannya. Pria muda itu menarik nafasnya dan menghempaskannya sesekali.
"Tidak"
"Tsk. Kaufikir aku mudah dibohongi. Sudah jelas kau marah"
"Kalau iya appa mau apa? Mengembalikan ponselku yang appa sita?"
Seungheon melebarkan kedua matanya. Jadi ini masalahnya. Anak muda memang sulit ditebak jalan fikirannya.
"Kalau hanya gara-gara sebuah ponsel kau bisa membelinya lagi, lagipula kalau memang kau benar-benar membutuhkannya kenapa kau tidak memintanya dari kemarin" Sahut Seungheon dengan santai. Mino menoleh cepat-cepat dan mendelik.
Hampir saja ia berteriak kalau saja ia tidak lupa siapa yang tengah ia hadapi sekarang.
"Kau membuatku dalam kesulitan, Joohyun bahkan mengabaikan ku dan itu semua gara-gara appa"
"Aigo, kau merajuk? Anak bodoh, kau kan laki-laki. Kau kan bisa memberinya penjelasan. Kenapa jadi seperti anak gadis, jangan-jangan alasanmu menikahi pacarmu itu karena kau ini sebenarnya homo hmm??"
"ASTAGAA!!"
"Yaa!! Jangan berteriak. Tidak sopan!"
"Itu karena aku fikir appa ingin aku fokus pada pekerjaanku, jadi aku biarkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FIN
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan Rated - 🔞🔞 "Jangan melihat dari sebuah sampul, karena yang ada didalam nya bisa jadi hanya sebuah omong kosong" Tapi ... Kurasa kalian tidak akan mengerti -Bae Joohyun- --- Tol'ko ya znayu, kak posle menya Stanut vetr...