Sixteen - What makes a man

1.3K 121 82
                                    

Seorang perempuan memiliki batas tersendiri dengan perasaannya. Memiliki batas dengan hatinya.

Ada saat nya ia begitu terlihat sangat memuja, tapi ada saatnya ia begitu ingin menghujat.

Satu yang pasti dan tidak terbantahkan.

Setiap perempuan akan selalu mendengarkan hatinya, memilih perasaan diatas logika.

Karena sejatinya perempuan adalah pecinta sejati. Tulus dan apa adanya.

Sixteen - What makes a man

Jangan meminta Song Mino menjelaskan bagaimana perasaannya pada seorang Bae Joohyun. Jangan pula meminta Mino menceritakan sejauh mana rasa sukanya pada gadis itu.

Hatinya. Kini beralih milik Bae Joohyun.

Dan sulit baginya untuk melepaskan perempuan itu. Bae Joohyun nya yang pemarah, Joohyun nya yang seenaknya dan Bae yang ia sayangi.

Budak cinta seorang Bae Joohyun adalah Song Mino.

Tidak perlu alasan lebih bagi Mino untuk menetapkan hatinya. Tidak perlu lagi memikirkan logika karena ia hanya ingin bersama Joohyun.

Untuk itulah ia bersiap.

Mino dulu tidak percaya hari ini akan tiba. Hari dimana ia kembali ke rumah besar keluarga nya yang entah sudah berapa lama ia tinggalkan.

Kedua mata elangnya menelisik setiap sudut rumah yang terlihat lebih suram dari bayangannya. Mino menyeringai. Begitu banyak perubahan terjadi. Yang pasti terasa oleh Mino sekarang adalah tempat ini begitu sunyi. Seolah berada jauh dari paparan sinar mentari yang menghangatkan.

"Tuan Muda Song....."

Mino menghentikan langkahnya. Perempuan paruh baya yang kini menatapnya dengan pandangan tidak percaya.

Terkejut sekaligus terharu. Pemandangan yang seolah mimpi itu terlihat nyata sekarang.

"Bibi Lee..."

"Kau... pulang?" Tanya nya ragu. Mino tersenyum hangat pada perempuan tua yang sudah menjadi ibu kedua baginya. Semenjak ibunya meninggal otomatis bibi Lee inilah perempuan satu-satunya yang mengurusnya.

"Dimana appa?"

Bibi Lee melebarkan kedua tangannya. Mino menyambut hangat sambutan selamat datang itu dan memeluk erat pengasuhnya. Aroma khas seorang ibu tercium di hidungnya.

Sungguh. Mino rindu sekali pada keluarganya.

"Tuan pergi"

"Begitu.."

"Tidak lama lagi beliau pulang"

"Dia di Korea?"

Bibi Lee mengangguk. "Sudah setahun ini dia berhenti keluar negeri"

"Begitu ya.."

"Tuan Muda mau makan apa? Ayo... masuklah. Kamarmu sudah banyak debu, aish.. kalau tahu begini sudah kurapihkan dari kemarin" gumamnya. Mino mengulas senyumnya mengikuti langkah Bibi Lee masuk kedalam rumahnya.

OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang