Selalu ada akhir dari sebuah perjalanan. Selalu ada babak baru dari sebuah kisah.
Tapi kisah ini bahkan baru saja dimulai. Dan akan berakhir saat hati mereka yang mengakhirinya.
Kisah ini baru saja dibuka, lembaran baru dibentangkan dihadapan semesta. Lembaran kisah antara seorang lelaki dan seorang perempuan.
Twenty - a Thousand Times
Bae Joohyun tidak tahu bahwa ada pria yang begitu menyukainya begitu rupa selain Bae Yongjoon. Ada pria lain yang begitu mencintainya selain ayahnya. Ada pria lain yang bisa membuatnya ingin terus hidup selain Bae Yongjoon. Ada pria lain.
Bernama Song Mino. Yang tiba-tiba saja telah memenuhi hatinya. Yang tiba-tiba membuatnya menjadi seorang pecandu saat tidak melihatnya.
"Menikahlah denganku"
Joohyun terdiam. Menatap Mino yang kini menatap kedua matanya. Kedua tangan Mino masih mengunci perutnya. Joohyun tahu Mino tidak sedang meminta. Ia mendongak dan tersenyum hangat menatap sepasang mata elang yang kini menjadi milik Joohyun sepenuhnya.
"Beri aku waktu"
"Oh come on Bae... Jangan mulai" Sergah Mino yang kemudian menarik Joohyun lebih dekat. Hidung keduanya bahkan beradu. Keduanya bisa mendengar helaan nafas masing-masing. Joohyun memeluk erat tubuh jangkung itu. Menumpukkan kepalanya di dada Mino.
"Mino-yaa.... Beri aku waktu" Ucap Joohyun dengan mata mendongak menatap manik kecokelatan yang kini mengerjap mengangguk pasrah kearahnya. Mino memeluk erat gadis itu dan menumpukkan dagunya diatas kepala Joohyun.
"Anytime for you Bae.." Bisik Mino. Sedikit terluka.
***
PLAAKKK
"Aww appo... Yaa eomma!!"
Bae Yongjoon memutar kedua matanya tidak heran dengan pemandangan dihadapannya. Ia mengabaikan pertengkaran ibu dan anak itu dan memilih konsentrasi pada kopi hangatnya.
Sepagi ini Choi Jiwoo sudah emosi saat mendengar Joohyun menolak lamaran Song Mino. Tadi malam Joohyun memang langsung masuk ke kamarnya, tidak mengantar Mino dan Seungheon pulang.
"Sakit hah! Baguslah, kufikir kepalamu sudah konslet"
"Eomma kau jahat. Aigo, appa aku di siksa" Keluh Joohyun yang kini menatap Bae Yongjoon yang hanya meminum kopi nya dengan tenang.
"Jangan merajuk, aigo salah apa aku di kehidupan sebelumnya sampai harus memiliki putri sepertimu"
"Yaa Eomma!!"
"Ya.. Jangan berteriak, kenapa kau menolah lamaran Mino hah! Saat Junmyeon melamarmu kau tidak menolak! Masih menyukai anak itu hah!! Nappun"
"Aigo eomma, aku ini putrimu. Seharusnya kau mendukungku. Bukan Mino -"
PLUKK
"Aishh" Umpat Joohyun lagi. Jiwoo mendecih dan duduk disamping suaminya yang masih menikmati sarapan paginya. Bae Yongjoon ini memang tipikal pria yang bisa tenang menghadapi masalah seberat apapun.
Bahkan kalau terjadi gempa dirumah ini Jiwoo yakin suaminya ini akan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
"Yeobo-yaa... Temui Seungheon dan minta maaf atas perlakuan Joohyun" Ucapnya. Joohyun mendelik sementara Yongjoon menaruh cangkirnya dan menatap putri satu-satunya itu dengan pandangan sulit ditebak.
"Appa fikir kau menyukai Mino, jadi appa mengundang Seungheon kemarin. Maaf appa tidak menanyakan pendapatmu Joohyunie" Ucapnya pelan. Jiwoo melirik kearah suaminya dan menoleh kearah Joohyun yang tiba-tiba saja gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FIN
أدب الهواةBijaklah dalam memilih bacaan Rated - 🔞🔞 "Jangan melihat dari sebuah sampul, karena yang ada didalam nya bisa jadi hanya sebuah omong kosong" Tapi ... Kurasa kalian tidak akan mengerti -Bae Joohyun- --- Tol'ko ya znayu, kak posle menya Stanut vetr...