Chapter Twelve - Gentleman Billionare

1.3K 141 197
                                    

Every man has a secret.

A gentleman have their own side.

Laki-laki memiliki masalahnya sendiri. Mereka memiliki pandangan tersendiri terhadap hidupnya, masalahnya dan perasaannya.

Pernah mendengar satu hal yang sangat lucu?

Para gentleman menggunakan 1% perasaanya dalam menghadapi masalah cinta. 99% lainnya mereka menggunakan logika.

Thats why a man called a playboy.

Mereka suka mainan. Mereka suka bermain. Mereka suka permainan. Dan mereka suka mempermainkan.

Chapter Twelve -
Gentleman Billionare


Jangan terlalu berlebihan kalau membenci orang lain. Karena perbedaan antara benci dan cinta itu tipis. Setipis kulit ari. Pernah melihat kulit ari?

Hell yeah.

Banyak perempuan memuja Suho. Itu pasti. Banyak pria yang juga membencinya. Itu bahkan tidak terelakkan.

Suho menyadari betul eksistensi nya di dunia ini. Dipuja kaum hawa, dicaci kaum adam.

Kontras.

Padahal ia hanya melakukan apa yang ia inginkan. Suho hanya melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Suho pun butuh bersenang-senang.

Salahkan dirinya lahir dalam keluarga berkecukupan dan berparas rupawan? Ia bahkan tidak meminta itu saat lahir kedunia.

Jadi apa masalah orang-orang itu dengannya?

Suho selalu berpegang teguh pada prinsip dan ajaran kedua orang tuanya. Bahwa menjadi seorang laki-laki bukan hanya sekedar menjadi sukses dan kaya. Tapi menjadi laki-laki yang mampu menjaga nama baik keluarga dan harga dirinya.

Selama ini, hanya itu yang Suho lakukan. Setiap ia melakukan sesuatu, ia selalu berhati-hati agar nama baik keluarga dan harga dirinya tidak tercoreng.

Oleh karena itu. Mendengar sebaris kalimat dari dokter muda dan miskin yang kini bahkan menggantungkan hidupnya di rumah sakit milik keluarga nya itu Suho marah.

Ucapan pria bernama Kim Jiwon atau Bobby itu menyentil harga dirinya. Seolah mereka berada pada strata yang sama. Kaum chaebol dan rakyat jelata

Justru ia yang sedang membeli harga diri Bobby, dengan menjadikannya kambing hitam dari ulahnya.

Bukan. Bukan berarti Suho melepaskan diri dari tanggung jawabnya terhadap Jisoo. Jauh direlung hatinya Kim Jisoo tetaplah perempuan yang ia cintai. Kalau saja ia mampu Suho pasti melepaskan semuanya dan memilih menikah dengan Jisoo.

Tapi ia tidak bisa melakukannya. Itu pilihan yang akan membuat dirinya dan Jisoo dan anak yang dikandung nya sengsara.

Suho adalah kebanggaan keluarga Kim. Dan dipundaknya lah semua tanggung jawab diletakkan, nasib bisnis dan rumah sakit milik keluarga nya.

Kalau ayahnya sampai mengetahui polahnya Suho yakin tanpa berfikir lagi kedua orang tuanya akan membuangnya begitu saja ke jalanan. Tanpa warisan dan uang.

Suho tahu bagaimana kerasnya watak keluarganya. Kim Soohyun salah satunya, kakak laki-lakinya itu bahkan sampai saat ini hanya tinggal sebuah nama karena memilih meninggalkan keluarganya dan hidup dengan identitas orang lain.

Suho bisa saja nekat, tapi ia masih memiliki otak untuk tidak seceroboh itu. Jisoo dan anaknya. Memikirkannya bahkan membuatnya gila. Jisoo dan anaknya harus hidup dengan layak. Tanpa kekurangan. Tanpa harus memikirkan biaya hidup.

OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang