Chapter one - Alone

4.1K 191 36
                                    

Tidak ada yang sempurna di dunia ini

Begitukah?
Nyatanya iya, terutama bagi seorang perempuan berusia 27 tahun bernama Irene. Wajahnya cantik, dengan kulit seputih pualam, paras yang rupawan dan perawakan yang sepadan dengan bobot tubuhnya. Dimata orang Irene itu sempurna, bukan hanya paras nya tapi hidupnya.

HIDUPNYA

Butuh satu helaan nafas bagi Irene saat mengenang kembali rentetan kalimat itu. Ia memang cerdas, menampilkan kesempurnaan begitu rupa hingga orang-orang pun melabelinya sebagai perempuan paling beruntung di kota ini.

Rasanya ia berbakat di bidang akting.

"Miss.... pesanan anda"

Irene menoleh dan kembali menatap tequila yang ia pesan. Sejenak ia menghempaskan pemikiran-pemikiran tidak berguna itu dan meraih seloki tersebut.

Rasanya tidak enak. Sama seperti perasaannya. Ia bahkan tidak bisa menikmati minuman seperti ini ditempat yang seharusnya bisa membuatnya senang.

Irene mendengus, rahangnya tertarik kearah lantai utama, dari meja bartender perempuan itu bisa melihat dengan jelas apa arti kenikmatan yang sesungguhnya ditempat ini.

Musik yang menghentak, aroma bir dan parfum yang menguar kesana kemari, liukan tubuh manusia dan cumbuan yang terlihat jelas disepanjang ruangan.

Bodoh sekali, seharusnya ia tidak datang ke tempat ini. Benar kata Jisoo, seharusnya ia pergi ke puncak Hallasan dan bermeditasi disana. Berdiam diri didalam tenda dan menikmati keheningan sepanjang waktu. Perlahan Irene tergelak, membayangkan dirinya berada didalam tenda, sendirian, dengan sleeping bag membungkus tubuh ditengah keheningan Gunung Hallasan.

"Dasar Jisoo bodoh" umpatnya, dan langsung menenggak habis tequila nya. Setelah meninggalkan uang tepat diatas meja perempuan cantik itu menarik coat nya dan berlalu dari tempat bising itu.

※※

Irene menghela nafasnya dengan semburat merah dikedua pipi, rasa dingin yang tiba-tiba menyeruak membuat ia berkali-kali menarik nafas. Kedua matanya menatap nanar puncak Hallasan di pagi hari.

 Kedua matanya menatap nanar puncak Hallasan di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu indah. Dan sempurna.

Drttt.... drttt

"Yoboseyo?"

Irene menjauhkan telinga nya dari handphone nya dan memicingkan kedua matanya. Membiarkan gadis bodoh itu mengumpatnya diudara.

"Yak! Nappun! Apa otakmu tertinggal di toilet! Aku kan hanya bercanda Joohyun-aah, hanya bercanda"

Irene melebarkan senyum nya dan kembali mendekatkan telinganya, seulas senyum tercipta disana. Begitu manis sampai Irene sendiri pun tidak tahu kebahagiaan seperti apa yang sedang ia rasakan sekarang.

"Berhenti memakiku! Aku sudah menuruti saranmu, jadi berbahagialah disana. Jangan berlebihan, kau ini. Sudah, jangan menggangguku. Iya, otak ku kutinggal ditoilet, ambil saja dan pasangkan dikepalamu!" Teriaknya dan langsung menutup handphone nya begitu saja.

OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang