----- Dear Diary -----
Uhh.
Aku tidak tahu aku harus memulainya dari mana. Aku sedikit terkejut karena melihat sesuatu.
Aku masih menatap benda ini. Benda yang kemungkinan digunakan oleh pria itu. Peluru. Ya, peluru dari senjata yang ia gunakan. Mungkin.
Setelah melihat peluru itu sejenak, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti jejak peluru itu. Ketika masuk ke sebuah gang kecil. Aku kembali terkejut. Aku melihat...
Aku melihat banyak senjata! Mungkin inilah senjata-senjata yang digunakan pria itu. Sangat banyak senjata berceceran di jalan! Dan tentu saja, aku sangat takut!
Tapi, tidak jauh.
Di ujung gang itu.
Aku melihat seseorang.
Astaga, itu dia!
Ia terbaring.
Aku tidak tahu apakah orang itu masih hidup atau tidak! Tapi aku yakin, tidak salah lagi. Topeng hitam. Pistol hitam besar. Topi hitam. Yap, dia adalah pria yang kulihat kemarin.
Sebenarnya aku sedikit ragu untuk menghampirinya. Dia mungkin sedang tertidur. Atau mungkin... mungkin itu jebakan! Jadi apa yang harus kulakukan?
Karena rasa takut, aku memutuskan untuk melemparinya dengan batu kecil terlebih dahulu sebelum mendekat.
Apa? Dia tidak bergerak? bahkan ketika aku melempari nya dengan batu? Aku tidak puas. Aku melempari nya sekali lagi. Yap, dua kali lemparan! Astaga, dia tidak bangun juga. Ia bahkan tidak bergerak sedikit pun.
Akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri nya. Ia terbaring tidak sadarkan diri. Tubuhnya yang tinggi tepat ada di depanku. Astaga, dia sangat tinggi. Tubuhnya menyerupai model. Aku serius. Kulit putihnya seperti kaca bening yang berkilau karena sinar matahari.
Dadanya naik-turun. Astaga. Ternyata dia masih hidup! Aku segera memeriksa tubuhnya dan mencari luka. Tapi aku tidak menemukan luka apa pun, syukurlah. Hmm. Kenapa dia bisa pingsan? Lelah? Pusing? Lapar? Aku tidak tahu!
Aku takut ketika melihat senjata yang ada di tangannya. Pistol hitam dan berbahaya itu. Astaga. Aku mengambilnya dan menyembunyikannya untuk sementara waktu.
Aku benar-benar ingin bertemu dengannya. Tapi kenapa dia harus pingsan?
Aku melirik ke arah wajahnya sejenak. Tapi aku tidak bisa melihat seperti apa wajahnya karena setengah dari wajahnya ditutupi oleh topeng dan juga topi. Jadi apa yang harus kulakukan agar bisa melihat wajahnya dengan jelas?
Tentu saja membuka topeng dan juga topi nya itu.
Dan itu mungkin adalah keputusan terbaik yang aku buat sepanjang hidupku.
Lol.
Aku merasa seperti dikhianati. Pria itu, rupanya. Tampan! Tapi aku takut padanya.
Kenapa? karena dia punya pistol?!!
Siapa dia? Tentara? Polisi? Teroris?
Entahlah, tapi setidaknya aku tidak sendirian. Hmm, aku tidak sendirian tetapi aku masih merasa bahaya dengan pria itu.
Setelah sekian lama berpikir, akhirnya ku memutuskan untuk membawa pria itu bersamaku!
Sebelum membawanya pergi, aku terlebih dahulu singgah ke toserba dan mengambil kereta dorong. Oh iya, aku juga mengambil seutas tali.
Aku mencoba mengangkat pria itu dan memasukannya ke dalam kereta dorong, astaga, dia sangat berat. Tak lama setelah berusaha, akhirnya aku berhasil mengangkatnya dan memasukannya ke dalam kereta dorong. Aku juga mengikat kedua tangan dan kakinya.
Aku menghabiskan waktu dua kali lebih lama untuk mendorong pria yang tengah berbaring di kereta dorong itu.
Tapi untungnya dia adalah bayi laki-laki yang cantik, jadi aku tidak akan bosan menatapnya. Hahaha.
Sekarang kami berada di taman. Dia juga masih belum sadar sampai sekarang.
Hadeuuhh, Jam berapa dia akan bangun? Entahlah, bagaimana nasibku nanti? Aku tidak akan sendirian lagi. Akhirnyaa!
Loner No More,
AliceMengapa kau terlihat sangat tampan?

KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE'S DAIRY
Acak"Jika Hawa adalah wanita pertama di Bumi.... Maka aku yang terakhir." Namaku Alice, "Gadis terakhir di planet ini." Dan ini buku harianku. Cover by @just-clu