05

172K 15.5K 2.3K
                                        

Malam yang sama untuk Naina. Selalu merasa kesepian karena kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Cewek cantik itu sedang duduk di bangku taman rumahnya, sambil memangku gitar berwarna pink. Saat makan malam ibunya menelepon, menanyakan kesehariannya di sekolah. Naina berbohong. Dia tidak menceritakan pertengkaran yang terjadi pada Dira dan Aldi, karena takut ibunya akan khawatir kepadanya. Naina hanya mengatakan semuanya berjalan seperti biasa, dia membawa bekal ke sekolah dan makan bersama dengan ketiga temannya di ruang Popopi. Dan, Naina juga mengatakan kelas barunya berjalan lancar, sama saja dengan kelas lamanya.

Dengan berbohong Naina telah membuat satu kebaikan, ibunya yang berada di luar kota tidak akan khawatir.

Naina memetik senar gitar. Beginilah Naina jika tidak ada kesibukan atau ketika dia sedang sendiri. Cewek itu akan menghibur dirinya. Bermain dengan beberapa kunci lagu, mendengar nada yang tercipta dari permainan jarinya membuat hatinya tenang.

Lagu yang menemani malamnya kali ini berjudul Satu Yang Tidak Bisa Lepas dari Reza Artamevia. Lagu yang sudah lumayan lama. Dan salah satu lagu favoritnya. Suara Naina yang terbilang bagus menyatu sempurna dengan suara gitar.

Kusimpan masa demi masa

Tak mudah 'tuk terlupa

Saat kau masih disisi

Hingga saat kau dengannya

Kadang ku menangis

Tataplah diriku di sini

Masih seperti yang dulu

Kutemui kaupun kembali

'tuk bersamaku lagi

Akupun mengerti

Satu yang tak bisa lepas

Percayalah hanya kau

Yang mampu mencuri hatiku

Akupun tak mengerti

Satu yang tak bisa lepas

Bawalah kembali jiwa yang luka

Dan perasaan yang lemah ini

Menyentuh sendiriku

Meski hatikupun mengerti

Masih ada satu asa

Kucoba 'tuk melawan

Angkuhnya hasrat hati

Naina menghela napas panjang saat selesai membawakan lagu tersebut. Lalu menaruh gitar ke tempat kosong di sampingnya. Cewek itu mengambil ponsel di saku baju, membuka kotak pesan dan men-scroll layar. Naina berhenti pada pesan dari nomor yang tidak memiliki nama. Pesan yang mampu membuat Naina terdiam kaku saat membacanya.

Bagus. Pergi aja yang jauh kayak Adel yang pergi karena lo. Pastiin nggak ketemu gue lagi. Kalau nggak mau hidup lo seperti sekarang.

Naina hanya membaca pesan. Tapi mengapa dia seolah bisa merasakan kemarahan si pengirim dengan sangat nyata. Seolah itu bukan gabungan huruf yang menjadi kata, melainkan pelafalan suara yang sangat jelas. Hingga terus terngiang di telinganya.

Meski sudah hampir tiga tahun berlalu. Mengapa Naina tidak bisa melupakan. Padahal jika terus diingat hanya membuat hidupnya tidak tenang. Perasaan takut jikalau dia kembali merasakan masa-masa dulu. Bagaimana kalau ancaman pesan itu benar. Bagaimanapun mereka telah bertemu lagi sekarang.

***

"Tas bekal gue ketinggalan." Naina tiba-tiba mengingat saat sudah berada di ruang pribadi Popopi. Karena terlalu senang mendengar bunyi bel istirahat, Naina sampai lupa membawa kotak makan. Malas untuk kembali, tapi jika tidak, dia tidak akan mengisi perutnya.

Dia Naina (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang