Yoongi semakin di buat panik ketika melihat Jihyo yang gelisah dan terus merintih, ia pun segera memencet bel merah di sisi kanannya.
Dan tak lama dokter Jin pun datang, dokter yang mengetahui keadaan Jihyo langsung melakukan tindakan.
Yoongi hanya bisa memandangi tindakan dokter Jin dan juga memandangi wajah Jihyo yang sudah basah akibat keringat Jihyo yang terus mengucur bak air.
Setelah itu terdengar bunyi dari defibrilator yang menandakan bahwa Jihyo sedang tidak baik-baik saja.
Tit.........tit....tit....
Yoongi refleks memandangi alat itu dan garisnya pun sudah tidak karu-karuan terkadang lurus dengan waktu lama tapi masih ada naik turunnya walau sedikit.
Ia pun memandang Jihyo lagi yang kini tidak hanya merintih tapi juga kejang.Perasaan Yoongi sudah tidak tenang dari tadi dan di tambah itu membuat kakinya sudah tidak dapat menahan tubuhnya, ia merasakan lemas di sekujur tubuhnya. Tanpa sadar setetes air mata turun begitu saja.
Apa sudah tidak ada harapan lagi untuknya? Apa ia tidak bisa melihat Jihyonya kembali membuka mata indahnya? Apakah ini akhir cerita cintanya padahal ia belum memulainya? Begitu banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya kini, ia hanya bisa melangkah mundur dan berpegangan di dinding yang dingin itu. Ia tak sanggup melihat Jihyo seperti itu.
"Kumohon jangan pergi hiks" gumamnya dengan tatapan kosong, tak bisa di artikan.
Jujur saat ini pikirannya tidak tahu ada dimana, disaat ia ingin memulai kehidupan baru dengan seseorang yang bisa membuatnya kembali utuh tapi seakan takdirnya tak menginginkan itu.
Saat Yoongi tengah terpuruk dengan apa yang ia lihat, tak menyadari jika bunyi alat defibrilator tersebut sudah tidak terdengar seperti tadi melainkan alat itu sudah normal kembali garis lurusnya pun sudah tidak sepanjang tadi di gantikan dengan garis naik turun yang bisa di bilang normal. Jihyo juga sudah tidak kejang lagi dan ia sudah berhenti merintih.
Dr. Jin pun akhirnya bisa bernafas lega karna sahabatnya sudah selamat dan berhasil melewati massa kritisnya. Ia memutuskan untuk memberitahu Yoongi yang sepertinya sudah putus asa.
"Yoongi-ya" lirihnya.
Yoongi yang mendengar suara Dr.Jin pun seakan-akan mengerti maksudnya, tak menjawab panggilan dokter ia beranjak berdiri dan mendekati Jihyo dengan tatapan kosongnya juga disertai tangisan.
"Kenapa kau pergi, huh! Hiks. Apa kau tak tahu jika aku mulai mencintai mu? Entah sejak kapan cinta ini tumbuh dengan begitu dalamnya, apa seperti ini cara mu membalas cinta ku? Huh! Katakan Jihyo-ya, katakan! Hiks. Aku lebih suka bertengkar dengan mu dari pada aku harus melihat mu seperti ini, kembalilah hiks aku mohon, aku mohon" teriaknya dan tangisnya pun pecah saat ia memeluk Jihyo.
Jin yang melihat itu pun hanya bisa memandang sendu Yoongi, tapi tak lama senyumnya merekah karna mengetahui jika sahabatnya menemukan orang yang sangat-sangat mencintainya.
"Yoongi-ya, dengarkan aku. Jihyo belum meninggal, ia sudah melewati massa kritisnya tadi dan sekarang hanya perlu menunggu ia sadar lalu kita akan memindahkannya di ruang inap" ucap Jin berusaha menjelaskan.
Dan apa kalian tahu? Yoongi merubah raut wajah nya setelah mengetahui kebenarannya. Dari yang tadi menangis histeris menjadi sangat terkejut. Ia pun memastikan lagi pendengarannya, takut jika ia salah mendengar.
"Hahaha kau lucu sekali Yoongi-ya, aku serius. Dia benar-benar sudah berhasil melewati massa kritisnya. Dia tak seperti yang kau banyangkan" tawa Jin pun mengglegar di ruangan tersebut akibat ulah Yoongi.
"Jinja?" tanyanya yang masih tidak percaya.
"Haha nee, sungguh aku tidak bercanda" ucap Jin masih belum bisa menghilangkan tawanya.
Tak menutupi kenyataan Yoongi pun kembali memeluk Jihyo dengan erat dan mengecup ujung kepala Jihyo dengan sayang, senyumnya pun mengembang mengingat ucapan Jin tadi.
"Cepatlah sadar, aku menunggu mu. Terimakasih karna tidak pergi😊" ucapnya tersenyum dan menangis bahagia.
Setelah itu Yoongi memutuskan untuk pulang sekedar untuk mandi dan mengabari eommany yang tadi sudah pulang duluan.
Saat di jalan ia tak sengaja berpapasan dengan Suran.
"Yoongi, kau disini" tanya Suran ramah dan menampilkan senyumnya.
"Hm" ucap Yoongi singkat, ia sudah tidak mau berlama-lama dengan Suran, lalu Yoongi melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.
Suran hanya bisa menatap punggung Yoongi yang sudah berjalan jauh dari hadapannya.
Ck, sombong sekali kau Min Yoongi. Lihatlah nanti kau akan tahu permainan ku.- batin Suran tersenyum licik.
Suran pun melanjutkan jalannya. Saat tengah melewati sebuah ruangan, Suran tak sengaja melihat jika yeoja yang membuat Yoongi menjauhinya ada di dalam ruangan tersebut. Berbaring dengan kondisi yang lemah. Ia yang penasaran langsung masuk saja dan itu pun kesempatan untuknya karna yeoja itu tak ada yang menjaga.
"Cih, kasihan sekali kau haha!" gumamnya tertawa remeh.
"Coba kita lihat siapa yang akan memang diantara kita? Kau atau aku? Dan permainan ini akan ku mulai sekarang. Hmm" ucapnya masih dengan senyum licik.
"Mari kita coba dengan ini dahulu😏" ucapnya bersmirk dan melepas nasal kanul yang berada di hidung Jihyo.
Lalu menunggu reaksi Jihyo dan belum ada reaksi apa-apa, melihat itu membuatnya geram. Ia pun mencabut dengan kasar selang infus yang terpasang pada tangan Jihyo. Reaksinya sunggu cepat, tangan Jihyo mengeluarkan darah akibat bekas jarum infusnya. Semakin lama semakin banyak dan menetes di bednya, setelah itu nafas Jihyo mulai tak beraturan belum lagi tangannya yang membengkak. Dan alat defibrilator menunjukan RR(Respiratory Rate) Jihyo yang naik turun dengan cepat.
Kesempatan ini membuat Suran sangat tertawa puas dan ia pun pergi begitu saja dari ruangan tersebut. Saat keluar Suran tak sengaja menabrak seorang dokter yang sepertinya akan menuju ke ruangan Jihyo, ia pun cepat-cepat berlari dengan panik.
"Hei, noona. Pelan-pelan jika berjalan ini Rumah Sakit" teriak Dr.Jin
Iya dokter yang di tabrak Suran adalah Dr.Jin.
Dokter Jin pun merasa kesal, tapi ia sedikit curiga dengan yeoja tersebut. Karna tadi ia sempat melihat ia keluar dari ruangan Jihyo. Langsung saja Dr.Jin memegang knop pintu dan membukanya.
Dokter Jin langsung di buat kaget melihat Jihyo yang kejang-kejang lagi. Releks ia memencet tombol darurat dan para perawat pun berdatangan, tidak hanya perawat Mina dan Tzuyu pun datang.
Dr.Jin memasang kembali nasal kanul yang terlepas dan sedikit menaikan ukurannya, karena melihat Jihyo yang pasokan oksigennya di bawah keadaan normal. Setelah itu ia meminta bantuan Mina dan Tzuyu untuk mengecek jantung Jihyo dengan cara EKG(Elektrokardiogram). Mina dan Tzuyu pun mengerti lalu segera melakukan tindakan.
Setelah mendapatkan hasilnya mereka lega karna ternyata jantung Jihyo masih dalam keadaan normal. Mereka pun langsung saja menginfus Jihyo kembali tapi sekarang di tangannya yang sebelah kanan sebab tangan kirinya masih bengkak.
20 menit mereka selesai melakukan semua tindakannya. Mina dan Tzuyu di buat geram karna sahabatnya hampir celaka lagi. Dr.Jin yang paham akan hal itu segera angkat bicara.
"Sebelumnya aku ingin berbicara dengan kalian, apa kalian punya musuh?" tanya Jin dengan hati-hati.
"Musuh?" teriak Mina dan Tzuyu serempak.
Hi maaf ya jika ceritanya kurang ngefell dan maaf untuk typonya. Terimakasih bagi yang mau baca dan vote, trimakasih karna udah mau mampir🙏😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girls Is Secret Agent (End)
FanfictionApa jadinya kalau yeoja yang berprofesi sebagai dokter ini, yang kalian kira biasa aja dan sama seperti dokter - dokter pada umumnya tetapi justru membuat kalian penasaran dan terpesona dengan statusnya yang sebenarnya?? Dilarang Copas oke!!😚