Kebohongan?

45 6 2
                                    

*****

Setelah pergi dengan masing masing tujuan. Akhirnya merekapun kembali ke villa tersebut. Malam ini mereka mengadakan acara barbeque an di villa, semua persiapan sudah siap.

Keenar dan segala macam anteknya sudah berada di halaman belakang. Ketawa ketiwi seraya live di instagramnya.

Zezee yang sudah berada di dalam pangkuan Arryan seraya mengunyah makanan yang Arryan berikan.

Takkan yang sedang mempersiapkan panggangan, sedangkan Amora sedang mempersiapkan sate yang akan di panggang.

Ine yang sedang bernyanyi sambil di iringi petikan gitar yang dimainkan oleh Natta.

Sakka yang sejak tadi sore entah kemana.

Dan terakhir, Allea yang sampai saat ini masih berada di dalam kamarnya.

Jujur Allea masih tidak enak hati dengan Ine, walaupun Barra sudah bicara pada Ine dan Ine mengatakan dia baik baik saja. Tapi kan tetap, sebagai sahabat Allea merasa sangat egois.

"Ra. Lo liat Allea gak? " Tanya Barra pada Amora.

Ine yang mendengar perkataan tersebut, langsung menghentikan suaranya yang sedang asik bernyanyi.

Amora mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu.

"Dikamar. Gatau ngapain. " Jawab Zezee, kakak Allea.

Barra membulatkan bibirnya.

"Biar gue yang samperin. " Ucap cepat Amora.

Setelah itu Amora menghampiri Allea ke dalam kamarnya.

***

Kini yang Allea inginkan hanyalah menyendiri. Sungguh ia masuk kepikiran dengan perkataan Amora tadi pagi.

Apakah jalan yang ia pilih memang salah?

Sungguh saat ini perasaannya sangat labil. Ia menyukai Sakka, namun sisi lain ia juga masih mengharapkan Barra.

Entah sejak kapan air mata nya jatuh ke pipinya, yang pasti saat ini moodnya sedang ancur sekali. Entah apa penyebabnya.

Samar samar Allea mendengar ketukan pintu.

Allea pun menoleh.

Ceklek.

Pintu terbuka dan mendapati Amora yang terlihat khawatir saat melihat wajah Allea yang sembab.

"Le, lo kenapa nangis? " Tanya Amora khawatir. "Barra sakitin lo lagi? "

Allea menggeleng, "gue terlalu egois ya Ra, sebagai sahabat? " Tanya Allea to the point.

Amora sedikit tersentak dengan pernyataan Allea. Kini Amora mengerti apa yang menyebabkan Allea menangis.

"Lo gak salah Le, yang namanya hati mana bisa di paksakan? Terlebih Barra adalah masalalu lo kan? Gak mungkin lo bisa melupakan dia sepenuhnya. " Ucap bijak Amora. "Dalam situasi seperti ini, memang ada yang harus mengorbankan hati nya Le, entah elo, Ine, Sakka, ataupun Barra. Kalian sudah bermain dalam lingkaran cinta, dan kalian pun harus Terima resikonya, yaitu patah hati. " Amora memberi nasehat.

Allea diam sejenak. Ia di patahkan oleh kata kata yang terucap dari mulut Amora.

Memang benar apa yang Amora katakan. Saat kita sudah berani masuk dalam lingkaran cinta, mau tidak mau kita akan menerima resikonya.

"Ra... Kira kira, Ine bakalan marah gak yah sama gue? " Tanya Allea dengan nada melirih.

Amora tersenyum, "lo mau tau jawabannya? Kita panggil Ine sekarang. " Ucap Amora.

SakkAlleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang