Tak Lama Lagi

31 6 0
                                    

"KEENAR!!??...

*****

Sakka membulatkan matanya saat melihat Keenar yang sedang melakukan aksi bunuh diri dengan pisau tajam yang siap untuk menyayat pergelangan tangannya.

Sakka lari menuju Keenar yang sedang nangis dan segera menepis pisau yang ada di genggaman Keenar dan segera memeluk Keenar.

Keenar meronta ronta. Tangannya yang beberapa kali memukul dada bidang Sakka.

" Kee! Lo gak boleh lakuin hal bodoh itu kee! " Pekik Sakka berusaha menenangkan Keenar.

Keenar yang masih dengan isak tangisnya berusaha untuk bicara. "A-aku udah kotor sak... Aku udah gak suci lagi... Hiksss... "

Sakka membelai rambut Keenar lembut. "Cupp... Cupp... Cupp...Kee tenang. Bagi aku kamu tetaplah Keenar yang dulu... " Ucap Sakka menenangkan.

Saat Sakka sedang menenangkan Keenar, Rakka menjelajahi ruangan apartemen tersebut. Ia berharap, ia menemukan bukti mengenai si pelaku.

Keenar mencuba untuk bicara lagi. "Nggak sak... Hikss... Kehormatanku sudah hilang sak... Aku udah gak suci lagi... Hikss" Rintih Keenar. "Lebih baik aku mati aja sak! Gak ada gunanya aku hidup! Sesuatu yang harusnya aku jaga untuk kamu suami aku nanti... Hikss... Tapi sekarang sudah hilang sak... Aku gak bisa... " Lirih Keenar mencoba melepaskan pelukan Sakka.

Sakka memperdalam pelukannya. "Sttttt! Kamu gak boleh ngomong seperti itu kee. Aku Terima kamu apa adanya. "

Keenar yang semakin kejar dengan tangisnya, membuat Sakka semakin memperdalam pelukan yang ia berikan untuk menenangkan Keenar.

"A-aku takut....

Keenar sengaja memotong ucapannya sendiri.

" Aku takut aku hamil sak... Hiksss" Pekik Keenar.

Sakka melepaskan pelukkannya. Ia menyingkirkan anak rambut di wajah Keenar dan membelai halus pipi Keenar. Membuat Keenar semakin tenang dengan sentuhan Sakka.

"Aku yang akan tanggung jawab nanti... "

Deg!

Yeayyy! Akhirnya rencana gue berhasil. *pekiknya bahagia dalam batinnya.

Dengan cepat Keenar memeluk Sakka, dan Sakka pun tak ragu untuk membalas pelukkannya.

Apa jalan yang gue pilih sekarang benar?, pikir Sakka.

"Makasih sak! Makasih... Hikss" Pekik Keenar berterima kasih kepada Sakka.

Akting lo emang jago kee! *batin Keenar.

**

Rakka berjalan menghampiri Sakka dan Keenar yang sedang berpelukkan.

Melihat kejadian tersebut, hanya satu yang Rakka takutkan. Sungguh, jika perlakuan Sakka kepada Allea dapat membuat Allea sepenuhnya melupakan Barra dan mulai jatuh cinta kepada Sakka. Entah apa yang akan terjadi nanti.

Sakka dan Barra, mereka bermain dalam rencananya sendiri. Yang tanpa sadar akan melukai banyak hati, termasuk Allea.

"Gimana rak? Ketemu sesuatu gak? " Tanya Sakka kepada Rakka.

Rakka menggeleng. "Nggak sak!. Gue gak menemukan bukti apapun itu" Jawab Rakka.

Keenar menatap keduannya dengan tatapan bingung. Ia takut ada sesuatu yang dapat di jadikan bukti nanti.

Keenar berusaha mencari ide agar rencananya tidak gagal untuk kali ini.

"Sak... Aku mau pulang... " Pekik Keenar.

SakkAlleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang