PakSur Sigintiging [Revisi]

44 5 11
                                    

HARI ini bisa dikatakan adalah hari yang paling gue benci. Karena apa? Karena cowo tengil yang katanya kebanggaan Sekolah National High selalu gangguin hidup gue.

Yang membuat gue benci dengan hari ini adalah Sakka yang selalu ngumpetin baju olahraga milik gue. Sampai gue telat gabung di lapangan untuk mengikuti jam pelajaran tersebut.

Dan yang paling gue benci dari ini adalah gue harus telat dan juga di hukum bareng itu cowok tengil.

"Sakkaaaa! Baju olahraga gue ada di laci lo, kerjaan lo kan yang ngumpetin?!!" Teriak gue di ambang pintu.

Sakka yang mendengar suara menggelegar milik gue pun dia langsung lari membuat kericuhan di kelas. Dan itu selalu terjadi di hari Rabu.

Gue lari mengejar Sakka sampai berhasil. Tapi Sakka larinya udah kayak kijang.

"Yaelah Le. Gue gak ngumpetin deh sumpah!" Serunya sambil berlari.

"Halah jangan bohong lo!! Balikin gak!! Gue mau ganti bajuuuuuu!! " Teriak gue.

Kita masih dalam keadaaan kejar kejaran. Sampai keluar kelas pun kita masih kejar kejaran.

"Gue kasih tapi lo ganti baju bareng gue." jawab Sakka dengan cengirannya.

See?

Itu cowok emang kalau ngomong gak pernah di jaga mulutnya!

"NAJIS! Balikin sini lah. Gue gak mau di hukum lagi gara-gara ulah lo!! " Teriak gue.

"Iya gue tau nama gue Garra" Ledeknya.

Gue gak peduliin perkataan dia. Karena gue sibuk ngejar dia sampai dapet.

Sekarang pun, gue ngejar dia sampai ke lapangan sekolah. Bahkan menuju ke taman sekolah.

"Sakkaaaaaaaa!! Nanti gue di hukum bego lo!! " Ucap gue frustasi.

"Biarin kali Le. Kan di hukumnya sama anak kebanggan sekolah."

"Pala lo kebanggaan sekolah!! " Pekik gue.

Dan Sakka pun berlalu menuju kelas.

Dari kelas, ke koridor, ke lapangan, ke taman sekolah, balik lagi ke kelas. Capek gue!

"Ineeeeee! Tutup pintunya!!" Titah gue pada ine sahabat gue. "Raaa jagain pintunya sama ineeee!! " Perintah gue kepada Amora.

"Eh, Eh gak bisa gitu dong! Kok lo bawa bawa orang si?! Selesain sendiri lah Le" Seru Sakka tidak terima.

"BODOAMAT!! Siniin dulu baju olahraga gueeeee! " Pekik gue.

Dan Sakka sama sekali gak peduliin teriakan gue. Dia malah lanjutin kejar kejaran. Yaa karena gue belum berhasil mendapatkan dia.

Gimana mau berhasil? Orang kalian pun tau sendiri lha larinya cowok itu kayak apa? Pasti kalah lah cewek mah.

"Sakka sialan, kampret, kambing, kebo guling, layangan putus, undur undur, binatang buas, buaya darat! ASLI GUE BENCI SAMA LO!! "

"Iyaa gapapa Le. Karna benci awalan dari cinta" Timpalnya.

"Bac---

PRIIIIIIITTTTT!!

Ucapan gue terputus karena paksur, atau lebih tepatnya pak Suryo Hardjo Djoko selaku guru olahraga di sekolah gue sudah meniup terompet sangkakala, eh ralat. Maksud gue dia sudah meniup pluit kebanggaan dia karena pluit tersebut pernah digunakan oleh pelatih sepakbola...

DI KOMPLEKS DIA.

Dan bunyi dari pluit itu bisa membuat merinding semua siswa di kelas gue. Karna apa? Karna bunyi pluit itu adalah sebagai tanda bahwa pelajaran atau praktek olahraga akan segera di mulai.

SakkAlleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang