Hilang

27 6 0
                                    

"ALLEA HILANG! " Pekik Sakka.

*****

Gadis yang baru saja ditinggal oleh Sakka tersenyum simpul karena rencananya kini telah berhasil 90%. Ya! Memang benar semua ini telah direncanakan oleh Keenar dan kawan kawannya kemarin. Termasuksaat Keenar meminta Sakka untuk menciumnya. Namun rencana itu gagal karena handphone milik Sakka berdering.

"Ck. Ck. Tunggu kedatangan gue Allea!... " Ucap Keenar. Kemudian Keenar pergi dari tempat tersebut menuju tempat dimana ia menyembunyikan Allea.

Tempat tersebut tak jauh dari perumahannya. Jadi Keenar tak butuh waktu lama untuk menghampiri Allea.

Sesampainya di tempat tersebut, Keenar tersenyum kemenangan melihat Allea yang duduk tergeletak di lantai. Kedua tangan dan juga kakinya di ikat menggunakan tali. Juga mulutnya di tutup menggunakan lakban.

Sunggu prihatin.

Keenar berjongkok dan membuka lakban yang menutup mulut allea dengan kencang. Allea yang masih dapat merasakan panas dibagian sekitar areaa mulutnya karena lakban yang di buka cukup kencang. Perlahan Allea membuka matanya.

Masih samar samar penglihatannya. Namun Allea dapat mengetahui siapa yang berada di hadapannya kini.

"Keenar?... "

***

Tak perlu lama menunggu, Sakka datang dengan kendaraanya sendiri menghampiri mobil Rakka. Sakka membuka jendela mobilnya dan mengetuk pelan jendela mobil Rakka.

Tuk tuk tuk!

Rakka pun membuka jendela mobil tersebut. Terlihat keduanya sama sama khawatir dengan hilangnya Allea.

"Kita sekarang ke rumah Allea dulu. Kasih tau ke orang tuanya" Titah Sakka.

"Tapi sak... " Ucap rakka ragu. "Apa orang tua Allea gak akan marah? " Tanyanya.

Sakka menggelengkan kepalanya. "Gue rasa mereka gak akan marah. " Ucap Sakka seadanya.

Rakka mengangguk lalu menutup kembali jendela mobilnya dan menunggu Sakka melakukan mobilnya terlebih dahulu.

**

Mobil melaju dengan kecepatan diatas rata rata menuju perumahan tempat Allea tinggal. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai kesana.

Sampai di depan gerbang rumah Allea. Sakka masuk tanpa ragu. Berbeda dengan Rakka, ia masuk layaknya seorang maling, mengendap endap.

Sakka mengetuk pintu rumah Allea. Tak lama terbukalah pintu rumah tersebut menampakan seorang wanita menggunakan baju putih panjang serta wajah yang putuh karena olesan dari sebuah masker.

Rakka terkejut melihat penampakan di dahapannya kini. Refleks ia memegang erat lengan Sakka sambil memjemkan matanya. Cih, banci!, pikir Sakka.

Dengan wajah yang susah untuk digerakan. Wanita itu mencoba untuk bicara.

"Ehh pacarnya Enza. Sini masuk dulu. Ada apa? " Tanya wanita yang notabene nya adalah ibu Allea.

Sakka dan Rakka pun masuk, kemudian duduk di ruang tamu.

"Tan. Hm... Allea hilang tan... " Dengan ragu ragu Sakka mengatakan hal ini kepada ibu Allea.

"Hah!! Kok bisa!? " Ucap Lita mama Allea.

Masker yang Lita gunakan sudah mulai retak retam karena ia terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Sakka. Kini wajahnya terliat seperti hantu valak, pikir Rakka.

"Sebentar sebentar! Kamu tunggu sini. Tante panggil papa Allea dulu. " Perintah Lita.

Lita pun berlari kecil didalam rumahnyasambil memekik nama suaminya dan juga nama Arryan.

SakkAlleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang