Takut Kehilangan

61 6 5
                                    

Rakka merasakan Sakka yang sedari tadi tidak gabung bersama , akhirnya Rakka memutuskan untuk pergi mencari Sakka di sekitar villa. benar saja! Rakka menemukan Sakka yang sedang termenung memandangi indahnya langit di angkasa. bisa di tebak jika Sakka sedang banyak menanggung masalah.

Rakka menghampiri Sakka kemudian ikut duduk di samping Sakka, "Memori otak gua masih mampu kok nangung semua cerita lo." ucap rakka memberi kode agar sakka bercerita tentang masalahnya.

sakka menoleh kemudian tersenyum, "Bukannya isi otak lo cuma ada amora doang ya?" tanya sakka menggoda rakka.

terlihat rakka seperti berfikir,"Hm. iya sih. tapi sebagiannya isinya cerita lo." balas rakka.

sakka sama sekali tidak menghiraukan perkataan rakka. ia kembali termenung memandangi langit.

"Kalau galau ya jangan mandang langit mas-nya. itu mah yang ada lo semakin galau bego!" ucap rakka lagi.

"gua salah ambil keputusan gak si rak?" tanya sakka to the point.

"maksudnya?" tanya rakka mengangkat sebelah alisnya.

"lo inget waktu keenar diculik? pas itu dia pingin akhirin hidupnya karna takut kalau dia hamil nantinya." ucap sakka menjelaskan secara perlahan. "lalu gua bilang, gua yang akan tanggung jawab nanti kalau terjadi sesuatu." lanjutnya.

"menurut gua ada yang aneh dari dia si sak, tapi jujur nih ya, biasanya ni ya biasanya, orang yang baru melakukan itu pasti akan terasa nyeri sak, lah ini mah beda banget sama dia. gerak mulu. " 

sakka mulai memikirkan apa yang di katakan oleh rakka barusan. benar juga apa yang dikatakan rakka. 

"tapi sak, keputusan yang lo ambil belum seratus persen salah, karna lo sama dia kan mau tunangan nanti. jadi ya, ..." ucap rakka mengangkat kedua pundaknya.

"atau mungkin ada sesuatu selain itu yang lo beratin?" tebak rakka asal.

sakka terdiam.

ya! memang benar apa yang dikatakan oleh rakka. masih ada sesuatu yang masih dia beratin hingga sekarang. 

"salah gak gua kalau gua suka sama allea?" tanyanya to the point.

rakka terkejut dengan pernyataan yang sakka ucapkan. begitu to the point.

sudah lama rakka menduka kejadian seperti ini cepat atau lambat aka terjadi. dan sekaranglah waktunya.

"sebenernya, lo, barra, allea, dan ine. kalian semua gak ada yang salah satupun, kalian sudah berani main dengan yang namanya hati dan perasaan. so, cepat atau lambat kalian akan terima akibatnya.

dan menurut gua, bila nanti barra marah sama lo, itu yang salah! karna apa? karna dia yang masukin lo kedalam permainan ini."

jelas rakka secara mendetail.

"kenapa lo sebut ini semua permainan? " tanya sakka yang sudah mulai curiga dengan perkataan rakka.

"sadar atau tidak sadar, semuanya terlihat seperti permainan sak, dan saat ini terlihat barra lah pemenangnya. dia yang jodohin lo sama keenar, dia yang suruh lo jaga allea, dan dia juga yang endingnya bersama allea. dan bisa di bilang semua ini dalanganya adalah barra." jawab rakka.

kini sakka kembali terdiam memikirikan semua perkataan rakka barusan.

bolehkah kali ini sakka bertindak egois?

"rak, menurut lo alasan barra jodohin gua sama keenar apa yah?" tanya sakka tiba tiba. "bukannya mereka dulu pernah deket?" lanjutnya.

rakka tertawa renyah, " ini yang sekarang sedang gua selidiki diam diam sak."

SakkAlleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang