Chapter 36

383 79 18
                                    

Jinyoung hanya diam menunduk menunggu kakeknya bicara, sepuluh menit berlalu dengan keheningan di halaman depan kediaman Bae.

"Jinyoung"

"i-iya Kek"

"apa yang kamu pikirin sekarang?"

"eum.. Pikiran Jinyoung gak karuan Kek"

"kalo hati kamu, gimana?"

"lebih kacau lagi"

"sebenernya Kakek sama Nenek gak nyangka denger masalah ini dari Sehun, mengingat gimana berontaknya kamu sama Jihoon dulu buat bisa bersatu kami kira hal kayak gini gak mungkin terjadi"

"maaf.."

"maaf kamu gak guna Jinyoung, kamu tau itu kan?" Jinyoung mengangguk pelan.

"Sehun udah pernah nyinggung soal big dealnya sama Jihoon?"

"udah tapi aku gak tau apa-apa"

"Kakek sama Nenek juga udah tau kenapa wajah kamu babak belur sekarang"

"k-kalian tau?"

"sebenernya kenapa kamu ngelakuin itu kemarin?"

"aku gak tau.. Semuanya terjadi gitu aja"

"dan perasaan kecewa juga terjadi gitu aja Jinyoung"

"aku tau.."

"koreksi Kakek kalo Kakek salah tapi dari yang Kakek dan Nenek tangkap dari cerita Sehun, kamu udah mulai goyah dan berbagi hati sama gadis itu di saat istri kamu mati-matian pertahanin kamu. Bener?"

Jinyoung terdiam, lidahnya mendadak kelu. Kakek Bae tersenyum, kekalutan terlihat jelas di raut cucunya.

"keberuntungan gak selalu datang dua kali ke orang yang sama Jin, kamu lagi mempermainkan bahkan mempertaruhkan keberuntungan yang udah kamu dapetin susah payah. Saat ini kamu lagi pertaruhin banyak hati dan kemungkinan kamu kehilangan seluruhnya ada di depan mata, jangan salahin siapapun kalo kamu kehilangan semuanya karna kamu bahkan gak bisa tegas sama diri kamu sendiri"

"tapi aku gak mau kehilangan Jihoon, Kek"

"kalo gitu kamu harus bisa ngelepasin gadis itu, cukup bersikap tanggung jawab tanpa melibatkan hati. Kalo perlu setiap kamu ketemu gadis itu ajak Jihoon, meminimalisir kejadian kayak kemarin gak terulang lagi. Kesabaran seseorang ada batasnya Jinyoung, jangan pernah nguji hal itu atau kamu bakal nyesel seumur hidup"

...

Tzuyu ingin menangis saja rasanya, nenek Bae menyiksa batinnya tanpa ampun. Cacian dan segala kata-kata menyakitkan terus terlontar untuknya di tambah ia di paksa memasak, yang benar saja ia hanya bisa memasak makanan instan.

"jadi kamu bener-bener gak bisa ngiris bawang?"

"saya.."

Jihoon memasuki dapur dengan santainya, membuka kulkas dan mengambil satu botol sari buah yang selalu tersedia disana.

"Jihoon"

"iya Nek?"

"kamu mual gak nyium bau bawang?"

"gak terlalu, kenapa?"

"tunjukin ke perempuan ini gimana caranya ngiris bawang"

Jihoon mengangguk, menaruh botol tadi di counter dapur dan mengambil alih pisaunya. Tzuyu sejenak kagum dengan bakat Jihoon memainkan pisaunya, bawang-bawang itu teriris dalam sekejap mata.

Our Love Story [ Deepwink ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang