Chapter 37

369 84 63
                                    

Woong kira mengajak Woojin bekerja sama dalam proyek di US bisa membuatnya memiliki banyak waktu berdua dengan lelaki bergingsul itu tapi harapannya sia-sia, Woojin mengajak serta istri dan anaknya sekalian liburan.

"jadi ini gedungnya?"

"hmm gimana menurut lo?"

"well, kayak dugaan gue sebelumnya. Ini perlu di robohin karna kalo cuma di perbaikin biasa, dindingnya bisa rontok kapan aja takutnya malah bisa roboh mendadak"

"seserius itu?"

"coba lo ketok dindingnya"

"hng? Buat apaan?"

"coba aja"

Tok.. Tok..

Brush

"eh?"

"see? Bahaya buat orang lain kalo gak di perbaikin dengan serius"

"berapa lama kira-kira bangun ulang?"

"ya tergantung, kalo lo pengen cepet kita bisa pake tenaga borongan mungkin dua-tiga bulan beres"

"lo atur aja deh karna bulan sepuluh gedung ini mau di pake acara pemerintahan"

"kalo gitu kita mulai bulan enam aja ngerjainnya jadi kalo ada kendala masih ada waktu"

"oke deal"

Setelah mengecek gedung serbaguna mereka memilih untuk makan siang bersama, ada Hyungseob dan Seojin juga disana. Woojin yang mengajak, Woong bisa apa selain mengiyakan?

"Papa, Seojin pengen ke toilet~"

"ya udah ayo"

Setelah kepergian Woojin dan Seojin suasana mendadak canggung, Hyungseob berdehem pelan dan menarik atensi Woong.

"gue.. Boleh nanya gak? Tapi jangan marah ya?"

"nanya apa?"

"lo.. Eum.. Suka ya sama Woojin?"

Uhuk.. Uhuk..

"eh? Minum nih"

Hyungseob menyodorkan segelas air pada Woong dan di minum sedikit rakus oleh lelaki itu, Hyungseob menepuk-nepuk pelan punggungnya agar lebih baik.

"lo gak papa?"

"uhuk.. Hmm gak papa, sorry"

"harusnya gue yang minta maaf, pertanyaan gue bikin lo kaget ya?"

"a-ah gak kok"

"jadi?"

"emang.. Kelihatan banget ya?"

"di mata gue sih iya"

Woong menggaruk pelipisnya canggung, apa yang harus dia jawab?

"gue gak marah kok"

"eh?"

"perasaan suka sama seseorang emang gak bisa di kontrol kan?"

"iya sih, sorry bikin lo gak nyaman"

"it's okay dan sebenernya lo bukan orang pertama sih"

"oh ya?"

"hmm untungnya Woojin setia sama gue, selalu cerita apapun ke gue. Dia selalu jujur dan gue hargai kejujurannya meskipun terkadang nyakitin, karna bicara jujur itu gak mudah kan?" Woong mengangguk setuju.

"dulu Papa gue nentang hubungan kami karna Woojin dari keluarga biasa, gue juga sempet di jodohin bahkan sampe tunangan tapi Woojin gak pernah nyerah buat hubungan kami. Dia berusaha mati-matian supaya bisa bersanding sama gue, sampe rela di pukulin anak buah Papa gue"

Our Love Story [ Deepwink ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang