Chapter 38

438 84 73
                                    

Jinyoung memarkirkan mobilnya sembarangan dan segera berlari memasuki bandara dengan tertatih, acuh pada tatapan orang-orang karna penampilannya yang sedikit berantakan dan wajah babak belur.

Jinyoung bingung harus mencari ke berangkatan mana karna Woojin tidak memberi petunjuk, ia berhenti di tengah-tengah bandara dan mengedarkan pandangan. Berharap bisa menemukan istri dan anak-anaknya, otaknya di paksa bekerja bagaimana caranya menemukan Jihoon dengan mudah.

"pusat informasi" gumamnya dan segera menuju kesana.

Setelah bernegosiasi dengan pihak penyiaran informasi bandara, Jinyoung menunggu dengan cemas berharap Jihoon belum take off.

"Jinyoung"

"bang Jonghyun? Kenapa jadi lo yang dateng?"

"Jihoon belum kesini?"

"belum bang"

"cerdas juga otak lo manggil dia"

"otak bekerja lebih baik di saat terdesak, remember?"

"mana Jihoon?"

"bang Seongwoon? Belum kesini bang"

"lo kenapa babak belur gini?"

"eum.. Itu.."

"maaf saya yang bernama Park Jihoon, barang apa yang di temukan?"

"Jihoon"

Jihoon menoleh dan tubuhnya segera di peluk dengan erat, menghela nafas ketika menyadari ini pasti ulah suaminya.

"kamu janji gak akan ninggalin aku tapi kenapa sekarang kamu mau pergi gitu aja? Kamu bahkan gak ngasih aku kesempatan buat jelasin semuanya"

"apa lagi yang mau di jelasin? Dia ngerayu kamu? Atau kamu sengaja di jebak sama dia supaya aku lihat kejadian tadi, gitu?" Jinyoung melepas pelukannya dan menangkup pipi istrinya.

"iya kejadiannya emang kayak gitu, aku gak ngapa-ngapain sama dia tapi dia sendiri yang tiba-tiba buka kancing baju dan narik aku. Sumpah sayang aku gak ngapa-ngapain dia, please jangan pergi. Kamu percaya kan sama aku?"

"Jin-"

"aku mohon jangan pergi, kamu udah janji bakal berjuang sama aku. Kamu bakal pertahanin aku tapi kenapa-"

"aku capek"

"apa?"

"aku udah coba bertahan sama semua kesalahpahaman ini dan aku capek"

"By-"

"aku capek lihat kamu sama dia, aku capek terus adu mulut sama dia, aku capek dan gak mau berbagi kamu sama dia, aku capek karna kamu gak pernah bisa tegas dan konsisten dan aku capek karna cuma aku yang berjuang sementara kamu cuma duduk di kursi penonton. Aku capek Jin.."

"gak kamu gak boleh nyerah, kita berjuang sama-sama bukan cuma kamu. Kita temuin dia dan bicara baik-baik, kita gugurin kandungannya"

"gak! Aku gak mau kita jadi pembunuh janin gak berdosa Jinyoung, dia anak kamu"

"tapi kehadiran dia bikin kita jadi kayak gini, aku juga capek.."

"kita pisah dulu aja sementara waktu, saling introspeksi diri"

"gak! Kamu gak boleh pergi, kamu dirumah Bunda aja kalopun kamu gak mau kita serumah buat sementara. Please jangan pergi, kamu lagi hamil"

"ini yang terbaik Jin, kamu bisa yakinin diri kamu sendiri siapa yang ada di hati kamu sebenernya dan aku pengen nenangin diri sama anak-anak. Ijinin aku pergi, aku pasti pulang"

Our Love Story [ Deepwink ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang