Not My Brother : 06

749 162 3
                                    

Dahyun berjalan dalam diam, setelah membereskan beberapa berkas dan tugas-tugas dari anak muridnya. Dahyun mulai berjalan meninggalkan sekolah.

Berjalan dalam diam dan dalam kondisi melamun. Ya, itu yang Dahyun lakukan sekarang.

Dahyun tak sadar sampai akhirnya Dahyun menabrak seseorang.

Dahyun kaget dan segera meminta maaf pada orang itu.

"Oh maaf, saya tidak sengaja, " ucap Dahyun sembari terus membungkukan tubuhnya.

Orang itu tertawa, Dahyun yang mengenali suara itu pun sontak menegakkan tubuhnya.

"Seungwoo oppa?!"

"Hai, " sapa Seungwoo dengan senyuman khasnya.

Dahyun kaget bukan main, tentunya dengan keberadaan Seungwoo yang tiba-tiba. Untuk apa seorang Han Seungwoo berada disini di tengah kesibukannya.

"Kenapa oppa ada disini? " tanya Dahyun.

Seungwoo tampak berpikir, dan itu terlihat lucu bagi Dahyun.

"Menjemput mu? " ucap Seungwoo dengan nada yang tak yakin, seolah ia ingin mengajak Dahyun bermain dalam katanya.

"Ck tidak mungkin, kenapa tiba-tiba?" tanya Dahyun.

Jangan berpikir jika Dahyun saat ini bersikap baik-baik saja.

Dalam hati, gadis ini merasakan gejolak yang luar biasa.

"Ketahuan ya? Hmm sebenarnya eomma menyuruhku untuk menjemput mu, dan ada hal lainnya juga," ucap Seungwoo.

"Eomma? " Tanya Dahyun.

Hey, untuk apa Nyonya Han menyuruh anaknya ini menjemput dirinya?

Dahyun dapat melihat jika Seungwoo mengaruk tengkuknya.

"Entahlah, tapi aku tak keberatan untuk itu, " ucap Seungwoo.

"Seharusnya tidak usah oppa, oppa kan sibuk, aku tidak ingin merepotkan, "

"Tidak, aku justru senang, "

Kedua mata itu bertemu, saling memandang dalam diam. Dalam pikiran masing-masing yang hanya keduanya lah yang tahu. Entah apa yang di pikirkan oleh Dahyun, begitupun dengan Seungwoo.

"Baiklah, terimakasih, " ucap Dahyun dengan senyumannya.

Seungwoo pun ikut tersenyum karenanya.

Keduanya pun mulai berjalan menuju mobil milik Seungwoo yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.

Bahagia?

Tentu saja Dahyun merasakan hal itu.

Bahkan tanpa Dahyun sadari, jika semua keputusan yang ia buat ini dapat melukai hati orang lain.

........................

"Ku dengar Yohan berulah lagi di sekolah? " tanya Seungwoo dalam keheningan mereka di mobil.

Dahyun yang sedari tadi diam kini menatap kearah Seungwoo yang sedang fokus menyetir.

Kedua insan ini baru saja menghabiskan waktu mereka, keduanya telah berkeliling kota untuk sekedar berjalan-jalan, makan bersama, bercerita dan lain sebagainya.

Sesuatu yang sangat jarang di lakukan oleh mereka berdua karena kesibukan masing-masing. Hingga tanpa terasa hari sudah malam.

Dahyun yang mendapatkan pertanyaan tentang Yohan tadi sontak mengingat kejadian saat Yohan menciumnya.

"Kenapa oppa baru menanyakan tentang Yohan? " tanya Dahyun canggung.

Seungwoo sedikit melirik Dahyun kemudian tersenyum.

"Aku tidak mau membuat mood mu hancur karena kita membahas tentang Yohan disaat kau tengah bersantai tadi, maka dari itu aku menanyakannya sekarang," ucap Seungwoo.

Tampak biasa dan merupakan hal yang wajar jika Seungwoo mengatakan hal itu.

Namun tidak, untuk kali ini entah kenapa Dahyun merasa tak senang mendengarnya.

Perkataan Seungwoo tadi seakan-akan Yohan adalah beban baginya.

"Yohan tidak semerepotkan itu oppa," ucap Dahyun tanpa sadar.

Seungwoo mentap Dahyun sekilas. Masih tetap pada fokusnya ke jalan.

"Kau tampaknya sangat memperhatikan Yohan, " ucap Seungwoo.

Dahyun menunduk, benarkah itu yang Seungwoo katakan?

"Anniyo, hanya saja aku tahu dia anak yang baik, yang dia lakukan hanya untuk menarik perhatian karena dia kesepian, bukan begitu?"

Dahyun menatap Seungwoo, menyiratkan pesan tersendiri dalam perkataannya. Seakan-akan memberi tahu Seungwoo tentang apa yang Yohan rasakan selama ini.

Dahyun tahu itu, Dahyun tahu semua tentang Yohan, bagaimana nakalnya anak itu, bagaimana anak itu kurang memiliki kasih sayang dari orang tuanya.

Yohan, anak itu tidak mendapatkan perhatian lebih, karena semua perhatian itu diberikan pada kakaknya, Han Seungwoo.

Dahyun tahu itu karena diam diam memperhatikan semuanya.

Mengapa Seungwoo?

Tentu saja karena Seungwoo anak yang membanggakan, Seungwoo memenuhi semua keinginan orang tuanya dengan menjadi seorang jaksa. Dari yang Dahyun perhatikan semua yang orang tua Yohan dan Seungwoo inginkan, hanya Seungwoo lah yang selalu memberikan kepuasan untuk mereka.

Dahyun sempat berpikir jika itu adalah hal wajar karena Seungwoo anak tertua mereka. Namun tidak, semuanya tampak tidaklah normal untuk itu semua. Dan itu baru dahyun lihat semenjak Seungwoo menjadi seorang jaksa.

"Kau benar-benar perhatian dengan Yohan rupanya, " ucap Seungwoo dengan senyumannya.

Senyuman itu tampak berbeda, namun Dahyun tak menyadarinya.

"Aku hanya memperhatikannya sebagai seorang noona, tak lebih oppa," ucap Dahyun.

Seungwoo mengusap puncak kepala Dahyun.

"Tak apa, kau memang pantas untuk itu, kuharap Yohan bisa menerima dirimu, " ucap Seungwoo.

Senyuman itu kembali muncul. Namun ini seperti yang biasanya, senyuman yang selalu Seungwoo berikan pada Dahyun. Senyuman manisnya.

Dahyun pun kembali berdegup kencang saat ini.

Apa maksud dari perkataan Seungwoo?




-TBC-

Aku nggak tau kalo tugas ku semakin banyak, dan makin sibuk di dunia nyata :')

Maaf ya

Jangan lupa terus vomment 😉

Klik klik

[4] Not My Brother ⇨ KIM YOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang