Not My Brother : 13

506 100 5
                                    

"Noona!"

Dengan langkah riang Yohan menghampiri Dahyun yang tengah duduk di dekat jendela dengan secangkir ice americano di dalam genggamannya.

Dahyun menoleh saat Yohan mendekatinya. Yohan memberikan pelukan hangat pada Dahyun. Kemudian anak itu duduk di sisi Dahyun.

"Sudah lama menunggu? " tanya Yohan.

Dahyun menggeleng pelan.

"Baru sebentar, memangnya apa yang ingin kau bicarakan pada noona sampai mengajak bertemu? " tanya Dahyun.

Ya, benar. Yohan yang mengajak Dahyun untuk bertemu hari ini.

Dengan senyuman miliknya, Yohan menunjukkan sesuatu dari saku celananya. Yohan pun memberikan itu pada Dahyun. Dahyun mengambilnya.

Itu adalah sebuah surat dari sekolah yang mengatakan bahwa Yohan di pilih sebagai perwakilan sekolah untuk turnamen Taekwondo di Busan.

"Ini.. " Dahyun tak bisa melanjutkan perkataannya.

Dahyun tahu betul jika kekasihnya ini sangat menyukai Taekwondo, bahkan mimpi Yohan adalah menjadi seorang Atlet Taekwondo profesional.

Tapi, Dahyun menjadi sedikit sedih karena Yohan akan pergi ke Busan untuk turnamen itu.

"Kenapa? " tanya Yohan yang menangkap raut sedih dari Dahyun.

Dahyun menatap Yohan.

"Kau akan pergi, selama ini? Satu minggu," ucap Dahyun dengan nada sedih.

Dahyun jujur benar-benar sedih, pikiran akan di tinggalkan oleh Yohan di saat masalah masalahnya berdatangan semakin membuatnya sedih. Terlebih lagi masalah pernikahan dirinya dengan Seungwoo. Bahkan hingga saat ini Dahyun belum membicarakannya pada Yohan.

"Apa noona akan merindukan aku? " tanya Yohan tampak menggoda.

Dahyun dengan kesal langsung memukul lengannya.

"Tentu saja! Kau akan pergi jauh! Dan selama itu! Bagaimana noona tidak sedih?! " amuk Dahyun.

Yohan tertegun, terlebih saat ia melihat raut wajahnya kekasihnya yang terlihat benar-benar sedih. Dahyun bahkan tengah menahan tangisnya saat ini.

Tanpa kata, tidak menghiraukan pukulan kecil Dahyun pada lengannya, Yohan membawa Dahyun kedalam pelukannya.

Dahyun terdiam. Ia berhenti memukuli Yohan. Tak lama suara isakan tangis Dahyun mulai terdengar.

"Mianhaeyo, aku tidak bermaksud membuat noona sedih, " ucap Yohan.

Dahyun mempererat pelukannya. Menyembunyikan isakannya di dada bidang Yohan. Rasa sedih ini meningkat bersamaan dengan rasa bersalahnya. Rasa bersalah karena menyembunyikan sesuatu dari Yohan. Rasa sesaknya membuat Dahyun tak mampu untuk berkata-kata.

"Noona tidak perlu sedih, aku tidak akan ikut turnamen jika noona tidak ingin aku pergi, " ucap Yohan.

Mendengar itu Dahyun segera melepaskan pelukan mereka.

"Tidak! Jangan mengatakan hal bodoh! Noona tau kau sangat mengharapkan ini bukan? Tak apa, noona tidak apa-apa, " ucap Dahyun menatap kedalam mata Yohan.

Yohan kembali menarik Dahyun kedalam pelukannya. Menciumi Puncak kepala Dahyun lembut.

"Aku akan segera kembali, noona mau menunggu ku bukan? " ucap Yohan.

Mendengar itu Dahyun semakin bergetar.

Bagaimana ia harus mengatakannya. Waktunya tidak tepat. Dahyun tahu jika ia mengatakan yang sebenarnya terjadi pada Yohan sekarang, anak ini pasti tidak akan membiarkannya.

[4] Not My Brother ⇨ KIM YOHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang