Chapter 6

99.6K 6.3K 2.1K
                                    

Bisa dibaca sampai setengah halaman, setengahnya lagi mature conten
🔞🔞
be wise

Bisa dibaca sampai setengah halaman, setengahnya lagi mature conten🔞🔞be wise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu lalu gemes sama jagoan Jungkook yang belum debut sama mbak Yoonji🌚. Sekarang up, jadi voter keberapa nih?

Udah heboh mau singkirin Hyunki biar Jungkook bisa sembuh yaa? Ayok berkumpul dulu pasukan bulan gosongnya.
🌚🌚









"Ayo Eomma, ayo! cium Appa banyak-banyak bial cepat sembuh!"

Kalimat itu sukses membuat Yoonji memaku dia atas kakinya. Ya Tuhan! ini pasti gila. Terlebih Jungkook menarik sudut bibirnya sempurna bersamaan menatap manik Yoonji dalam. Seolah menggambarkan-lihatlah putraku memang sepintar Ayahnya.

Serta merta Yoonji mengendong Hyunki menjauh dari Jungkook. Seolah pria gagah berluluran peluh itu adalah pengaruh buruk yang wajib di hindari, "Ayo Hyunki kembali tid—"

Yoonji tak mampu melanjutkan kalimatnya ketika memandang tepat pada bulatan hitam sang putra. Seolah tatapan berbinar Hyunki adalah sebuah sihir sejuta pesona, "Tapi, Appa kasian," lugunya bersamaan saling menggulung jemarinya sendiri.

Demi apapun, kelemahan Yoonji hanya satu. Ketenangan dan tatapan polos Hyunki. Wanita bertahi lalat manis di bawah mata ini benar mengetahui, putra gembilnya itu sangat jarang merajuk atau merengek seperti batita pada umumnya. Hyunki anak yang tenang walaupun memang aktif dan menggemaskan. Salah satu alasan mengapa pertahanan tegas Yoonji sering meluruh jika menghadapi Hyunki. Tidak tega.

"Appa di ajak tidul juga, ya?" tawarnya pada sang Ibu.

Tapi sekarang kasusnya berbeda. Tidak sesederhana Hyunki yang tidak ingin makan kacang polong dalam nasi goreng. Tetapi tentang Jungkook. Maka setelah hening beberapa saat, Yoonji menggeleng mantab, "Tidak. Dia harus pulang. Tidak boleh tidur disini," tegas Yoonji bersamaan memandang Jungkook saat mengucapkan kalimat terakhir.

"Tapi Eomma...."Hyunki seakan tidak mampu menahan air mata dengan bibir melengkung ke atas, tetapi takut membantah sang Ibu. Ekspresi Yoonji seakan ingin marah tetapi sedih secara bersamaan. Hyunki jadi bingung.

"Andwe! Hyunki harus menurut dengan Eomma."

Tetapi memang dasarnya cerdik, maka Hyunki berinisiatif bermodal insting seadanya. Melancarkan ultimatum yang biasa di lakukan bocah seumurannya.

"Unki janji kasul nya tidak basah, pintal-pintal pokoknya," suara itu mengalun yakin ketika Hyunki malah memeluk leher sang Ibu untuk memberikan opsi terbaik. Hyunki janji pipis dua kali sebelum tidur agar tidak mengompol—pikir batita itu sebisanya dalam benak.

Gigihnya bukan main, tak jauh beda dengan sang Ayah. Yang nyatanya tengah menatap lekat dua dunianya sedang melakukan tawar-menawar. Batin Jungkook berkecamuk sendirian.

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang