Chapter 11

66.1K 6K 2.1K
                                    


Voter keberapa kalian di chapter ini? 50 besar semoga bisa ketemu Jungkook di dalam mimpi! Aamiin 🌚🌚

Nanti kalau nemu typo tolong komen ya, karena aku gak bisa cek lagi soalnya mau lanjutin kerjaan lain :v

Btw aku mencoba peruntungan dalam dunia manip-manipan 😂😂

Puja filter ajaib di mana ketidaksambungan dua gambar bisa ketutup gini :') 🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puja filter ajaib di mana ketidaksambungan dua gambar bisa ketutup gini :') 🌚








"Aku akan menemui kakakmu hari ini untuk menjelaskan segalanya, dan meminta restu untuk menikahimu."

Penuturan Jungkook sukses membuat Yoonji terkejut bukan main. Bahkan kedua mata bulat itu tengah membola sempurna di tengah ekspresi wajahnya. Jungkook semakin gila saja dari hari ke hari. Tetapi menyadari pribadi dalam setelan kemeja itu memiliki satu titik kelemahan, seketika Yoonji menarik sudut bibirnya remeh.

"Memangnya kau tau di mana Kakakku tinggal?"

Jungkook diam sejenak sebelum menjawab singkat, "Tidak, tapi kau ya—"

Tawa lirih Yoonji serta merta menyela ucapan Jungkook, "Sejak kapan kau berpikir aku akan mengatakannya padamu, Jeon?" tangan seputih pualam itu terlipat angkuh di depan dada. Benak Yoonji merasa lega sedikit banyak mampu mempermainkan Jungkook di sana, "Jangan terlalu besar kepala."

"Benarkah?" kali ini suara Jungkook semakin memberat, dan ketika Yoonji melirik dari sudut mata, mendadak radar antisipasinya memenuhi raga.

Jungkook baru saja melepas sabuk pengaman cekatan lantas mencondongkan tubuh gagahnya ke arah Yoonji. Sial! Tidak ingin mengakui atau terlihat lemah, tetapi benar aura Jungkook serasa mampu menyudutkannya hingga lengan itu tahu-tahu sudah menempel pada sisi mobil.

"Memaksa dirimu memang hal yang sulit, Ji," jeda Jungkook ketika tubuhnya nyaris berjarak satu jengkal dari tubuh Yoonji, "Tetapi membuat dirimu melembut dan patuh itu beda lagi."

Demi musim panas yang membakar bentangan hitam aspal, Yoonji hanya mampu mengeratkan rahangnya diam-diam ketika jantungnya nyaris rontok ke dalam lambung. Masih mampu memberikan tatapan tajam ke arah jelaga Jungkook tatkala pertemuan mata yang enggan berpisah itu menikamnya jauh hingga ke relung.

"Hentik—"

Tentu saja seperti itu, Jungkook tidak akan membiarkan Yoonji berucap lebih jauh ketika bibirnya tengah mendarat sempurna pada bingkai mulut sang wanita. Walaupun Yoonji sudah mengantisipasi hal gila ini akan Jungkook lakukan, tetap saja ia tak mampu melawan—terkejut. Lebih kurang ajar lagi ketika tangan gagah Jungkook sudah menelusup jauh pada leher hingga ke tengkuk Yoonji.

Decakan lembut itu mengudara sensual, sedangkan pukulan tangan Yoonji seolah permen kapas yang menabrak tubuh. Tidak berarti atau membuat Jungkook menjauh barang sedikit pun. Malah semakin memperdalam permainannya hingga paru-paru Yoonji serasa gelandangan napas. Nyaris mati ketika Jungkook akhirnya menjauhkan parasnya, diiringi tarikan sudut bibir bersamaan menatap mata pun bibir bengak Yoonji bergantian.

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang