Chapter 7

82.3K 6K 952
                                    

Baiklah, mana ini Nunna-Nunna bucin Hyunki?
Ayok absen dulu nomor ke berapa?

               Seandainya ada sebuah pil penghilang ingatan, atau mantra Obliviate di film fiksi sihir benar dapat dilakukan, ingin sekali Yoonji menghapus apa yang terpaku abadi dalam ingatannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







               Seandainya ada sebuah pil penghilang ingatan, atau mantra Obliviate di film fiksi sihir benar dapat dilakukan, ingin sekali Yoonji menghapus apa yang terpaku abadi dalam ingatannya saat ini. Hari berlalu cepat dan suara Jungkook masih terngiang dalam pikiran.

                 Benar-benar brengsek bukan main. Strategi Jungkook benar-benar licik. Sangat cerdas memanfaatkan kesempatan ketika mengucapkan empat kata itu di balik papan pintu. Sekarang, bagaimana caranya Yoonji lupa seandainya pergi dan masuk rumah selalu teringat apa yang pernah terjadi dan terucap di sana. Serasa ingin menghancurkannya menjadi bubur kayu.

                "Aku tahu mungkin memang berat, Yoon," suara Changsub mengudara tiba-tiba, "Tetapi jika terlalu memaksakan diri, kau bisa terluka," himbaunya.

                Yoonji terlihat mengerjab sebelum mengulas senyum seadanya, "Ah! Iya, maaf Chang, aku tidak bermaksud—" belum smpat bibirnya berucap lebih jauh, Changsub lebih dulu menyela.

                "Memang bukan salahmu, letak gelasnya saja yang terlalu beresiko untuk pecah. Tapi mungkin tidak akan pecah jika kau tidak terhuyung-huyung seperti itu. Kalau sakit lebih baik minta libur pada Eunjo-nim saja."

                Wanita dengan rambut kuncir kuda itu menggeleng mantab, "Tidak bisa, aku harus menyelesaikan pekerjaanku minggu ini," jawab Yoonji bersamaan memunguti pecahan gelas dengan sarung tangan kain dan tempat sampah kecil pada tangan kiri, "Dia berulang tahun minggu depan, aku ingin mengambil cuti."

                Serta merta wajah Changsub berubah antusias, "Woah, Jinjja?! Usia keberapa?" tanyanya.

                "Dua tahun lebih tujuh bulan." Senyum bangga tercetak jelas pada paras Yoonji.

                Changsub mendadak mendatarkan seluruh elemen wajahnya ketika Yoonji malah terkekeh jenaka atas ekspresi pribadi dengan pipi cukup gembil ini. Bahkan suaranya tak kalah datar ketika berucap dengan helaan napas, "Yoon, ulang tahun itu usianya genap di setiap tahun, bukan di cicil setiap bulan," celetuknya.

                Sedangkan Yoonji benar tertawa ketika berjalan dan membawa tempat sampah itu ke bagian belakang pantry, diikuti Changsub yang membantu membawa sapu, "Iya, aku tahu. Tapi putraku ini memang sedikit spesial, dan aku tidak bisa menolak permintaan pesta ulang tahun yang berjalan lebih dulu dari seharusnya," jawab Yoonji dengan kekehan gemas di sana.

                Seharusnya Changsub melihat sendiri bagaimana Hyunki melakukan tawar menawar hari ulang tahun bersama Yoonji dua hari lalu, begitu gigih sampai pada akhirnya Yoonji mengalah pagi ini.

                "Unki umulnya dipelcepat ya, ingin cepat besal bial bisa ajak Eomma jalan-jalan."

                Sungguh demi apapun itu hanya permintaan dan pembicaraan random tentang keluguan Hyunki, tetapi entah mengapa serasa Yoonji melihat hal lain dibaliknya. Usaha meyakinkannya benar luar biasa, terlebih apa yang Hyunki ucapkan setelahnya, cukup membuat Yoonji mengalah dengan segenap hati.

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang