Chapter 16

59.4K 6.8K 1.2K
                                    

Ayok di chapter ini ada Voter Spin!
Cocokan angka terakhir vote dan dengan Hyunki's board di bawah ini

Ayok di chapter ini ada Voter Spin!Cocokan angka terakhir vote dan dengan Hyunki's board di bawah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi, kalian dapat peran apa nih buat Unki? Kalo aku fix mamany Unki sih 🌚🌚














Padahal, Yungi berniat untuk menyelesaikan beberapa aransemen lagu baru yang ia susun selama dua minggu terakhir. Akan tetapi, pikiran Yungi jelas tidak dalam fokus yang semestinya ketika rasa penasarannya terhadap Eunjo semakin besar dari hari ke hari. Seandainya Yungi boleh bercerita sedikit tentang sosok Eunjo dalam ingatannya, sejujurnya ia tidak menyangka wanita itu berubah sebanyak ini. Maksud Yungi, Eunjo adalah sosok yang sangat jauh berbeda. Dulu—Eunjo memang populer, bahkan nyaris seluruh satu angkatan SMA-nya mengetahui itu.

Terlebih ketika Yungi mencocokkan informasi dengan Yoonji, benaknya memastikan jika Kang Eunjo adalah siswa dari kelasnya dulu. Iya, memang sempat sekelas dari tingkat dua dan tiga. Anak dari orang tua yang kaya raya, dengan kepribadian baik dan dingin. Bahkan Yungi sempat menaruh minat, bukan tertarik dalam hal romansa—tentu saja tidak, berbincang saja nyaris tidak pernah. Yungi hanya menyukai sisi Eujo yang berdiam diri di sudut perpustakaan dan melahap beberapa bacaan buku, atau tertarik bagaimana Eunjo belia mengusir penggoda dengan kalimatnya yang pedas dan elegan.

Yungi menghela napas ketika ingatan itu mendadak hadir. Sepertinya ia harus melakukan sesuatu lantaran firasatnya tengah bercokol penuh rasa penasaran. menggosok keningnya sejenak saat membawa pandangannya ke arah sofa studio. Di mana sebuah entitas berhasil membuat mata sipitnya melebar.

"Astaga Hyunki-ya! Mikrofon Paman jangan di jilat begitu." Yungi sukses mengerang tidak percaya ketika Hyunki baru saja membasahi bagian bulat mikrofon dengan sapuan lidah, bersamaan menggenggam pengeras suara dengan kedua tangan.

Ya ampun, pokoknya memang salah jika mengijinkan Hyunki masuk ke dalam studio. Sedikit kronologi bagaimana Hyunki tiba-tiba datang ke apartemennya hari ini. Ah, bukan tiba-tiba juga, tetapi Yoonji hampir setiap satu minggu sekali berkunjung kemari. Mungkin hanya membawakan kimchi atau mengisi kulkas dengan bahan makanan. Bukannya Yungi tidak mampu mengisi dapurnya sendiri, hanya saja semua hal itu terlalu merepotkan untuk dilakukan. Lebih mudah memesan makanan cepat saji dari pada memasak. Sedangkan Yoonji melihat ini untuk memperbaiki keputusan bodohnya melarikan diri tanpa kabar dari sang kakak dulu.

Kembali ke situasi bagaimana Yungi sudah menatap frustasi pengeras suaranya tergenangi air liur pada permukaan atasnya. Sedangkan yang diprotes malah membentangkan giginya hingga tulang hidung itu mengerut gemas.

"Unki kila lasanya sepelti es klim, Paman. Soalnya bentuknya sama," jawabnya tanpa memikirkan mental Yungi yang sudah rontok dan berserakan di atas lantai. Mendadak pusing ingin membungkus sang keponakan dengan kantong kresek lantas di gantung di belakang pintu.

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang