Chapter 25

46.2K 5K 887
                                    


Awas gemes yaa sama part ini, hehehehe
Thank you @MISTTRY yang udah bikin editan lucu Hyunki dan Jungkook💕💕

Voter keberapa untuk satu paket Jeon jagoan ini? Thanks ya yang udah editin Unki sama Appa Jungkook, neomu johaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voter keberapa untuk satu paket Jeon jagoan ini?
Thanks ya yang udah editin Unki sama Appa Jungkook, neomu johaa





Kali terakhir Yoonji merasakan raganya terasa kosong adalah saat mengetahui kehamilan pertamanya beberapa tahun silam. Memang tidak ingin menutupi, Yoonji sehancur itu saat Jungkook benar-benar memberikan mimpi buruk padanya. Meskipun kali ini, memiliki Hyunki adalah anugerah terbesar yang pernah ia terima dalam hidup. Mungkin rasanya dulu nyaris sama, atau bahkan teramat sangat berbeda karena Yoonji tidak mengerti apa yang tengah ia rasakan saat ini. Tidak mendapati Jungkook ketika ia membuka mata di pagi hari, sukses membuat dadanya terasa sesak, matanya memanas tanpa alasan. Bahkan jemarinya seakaan bergetar ketika ia melihat secarik kertas yang ditindih bolpoin pada nakas lampu tidur. Jangan ditanya apa yang Jungkook tuliskan di sana karena kata 'Maaf' itu benar-benar membuat muak Yoonji setengah mati.

"Unki maunya dijemput Appa!" rengek Hyunki si atas tempat tidur karena menolak dibangunkan oleh Yoonji, tidak bisa menyalahkan karena selama ini yang membangunkan Hyunki adalah Jungkook setiap pagi, sudah seperti penyambutan tamu penting di dalam kamar, "Huhuhu," tangisnya membumbung dengan bibir melengkung ke atas, "Unki kan mau digendong banyak-banyak sepelti pesawat." Air mata Hyunki semakin melelah diiringi kedua kaki yang menendang-nendang kesal.

Lantas, Yoonji bisa apa selain mengeratkan kedua bibirnya dengan dada yang berkecamuk luar biasa, tidak berucap apapun selain menguatkan kelopak matanya untuk tidak ikut menangis. Terlebih Hyunki semakin menendang kuat ketika Yoonji menyarangkan kedua tangan untuk mengangkat kedua sisi tubuh sang putra.

"Unki tidak mau! Maunya sama Appa!"

"Appa tidak ada," jawab Yoonji cepat, "Hyunki hanya bersama Eomma kali ini."

Tentu saja, bahkan tidak membutuhkan banyak waktu bagi Yoonji untuk menelaah jika ada sesuatu yang salah, firasatnya benar-benar terbukti ketika ransel hitam yang ia simpan pada rak kedua lemari baju tidak ada di sana. Ah, benar-benar sialan, semua kesadarannya seolah disedot habis oleh kenyataan dan kelakuan Jungkook. Kau pergi kemana, brengsek?!

Nyatanya, Hyunki malah semakin bersikukuh ingin digendong Jungkook seperti biasa, "Unki tidak mau!" rewelnya berusaha melepaskan kedua tangan Yoonji, memberatkan diri untuk tetap tergolak dan histeris di atas tempat tidur.

Astaga, sebenarnya Yoonji juga tidak memahami kenapa sang putra bisa seperti ini, seakan tengah merasakan jika ada sesuatu yang salah, atau mungkin Jungkook tengah berada dalam suatu masalah. Yoonji menggeleng, tentu saja tidak begitu, mungkin ini hanyalah respons sederhana karena Jungkook tidak membangunkan dengan kalimat 'Ayo bangun Jagoan, nanti tampannya Hyunki hilang dipatok ayam.'

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang