Baiklah, voter keberapa pasukan Nunna-Nunna pembawa karung di parti ini?"Wah Paman Sugal juga datang!"
Seruan batita gembil itu berhasil membuat Yoonji dan Jungkook terpekur, kecuali Yungi yang berjalan dalam balutan kemeja, celana hitam, dan topi serba hitam. Melempar senyum manis dalam aura tenang menghampiri sang adik. Bahkan semilir angin nampak menemani ketika ia bertanya,
"Kau tidak bekerja?" Yungi tentu saja bingung, ini bukan hari Yoonji libur bekerja. Bahkan ia kemari hanya ingin memberikan beberapa kebutuhan kulkas yang selama ini sering ia lakukan setelah pertemuannya tempo hari.
Bukannya menjawab, wajah pualam Yoonji malah memasang mimik muka tegang. Menyadari ada yang tidak beres, dan belum sempat bukaan bibir Yoonji mengudarakan suara, Yungi terlebih dulu memasang wajah bingung ketika menoleh ke arah Jungkook, "Ini siapa?" tanyanya mengangkat alis keheranan, mengedarkan pandangannya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Demi Hyunki yang mendadak ingin makan di tengah malam, jelas Yoonji hanya mampu membuka tutup mulutnya tanpa mampu berucap. Sial! Tidak mungkin ia berterus terang mengenai segala hal di situasi seperti ini, tetapi apa boleh buat,
"Appa Unki!" jagoan cilik itu terlebih dulu memperkenalkan Jungkook dengan bentangan gigi mungil yang mengintip—menyatukan tangannya menggemaskan di depan tubuh ketika di gendong sang ibu, "Kelen sepelti Paman Sugal," imbuhnya lugu.
Jangan di tanya bagaimana keterkejutan Yungi ketika mendengar penuturan sang keponakan. Tidak membutuhkan waktu lama ketika air mukanya berubah serius. Cukup dua detik hingga pribadi dengan kulit pucat itu berucap dingin, "Tutup mata putramu."
"Ap—"
"Tutup mata Hyunki!"
Serta merta Yoonji reflek menutup kedua mata lugu Hyunki ketika Yungi tanpa ragu mengayunkan satu pukulan ke arah pipi Jungkook. Demi apapun, Yoonji jelas memekik dengan kedua manik membola ketika mendapati tubuh gagah Jungkook tersungkur pada bentangan trotoar. Menghasilkan suara benturan cukup mengerikan dan jantung Yoonji sukses merutuk gila. Abangnya benar-benar gila.
"Jadi kau yang menempatkan adikku di posisi sulit, huh?!" Napas Yungi cukup terengah walaupun hanya mendaratkan satu pukulan. Maaf, dia memang bukan pria yang menyukai kegiatan fisik, tetapi lelaki tetap lelaki. Ketika menghunuskan sebuah pukulan akan terasa sakit juga.
Jungkook yang tersungkur dalam kejut seketika memicing merasakan denyut menyentak wajahnya tegasnya—tergolak menyedihkan di atas mozaik trotoar.
"Kau itu lelaki apa banci?!" Yungi langsung menarik kerah Jungkook sampai tubuh itu berdiri di hadapannya. Sekelibat benci mendadak hadir bersamaan rahang Yungi menegas.
Jelas proporsi tubuh Yungi sedikit lebih rendah dari pada Jungkook, tetapi kakak Yoonji ini tidak gentar sama sekali. Kesalahan dan jagoan tidak hanya diukur dari besar kecil tubuh. Dan benar saja, dengan tatapan sedingin dan seserius itu, sukses membuat bulu kuduk Jungkook menggeriap ngeri. Aura Yungi gentleman sekali.
"Kau sudah banci, tuli ya?"
Adik? Apa? Tunggu. Jungkook berusaha keras untuk mengenggam kewarasan dan rungunya untuk menangkap apa yang baru saja ia dengar. Layaknya sentakan peluru menembus pemikiran, ia menyadari jika pria ini adalah kakak Shin Yoonji. Mendadak, Jungkook semakin terpekur dan lidahnya kelu. Bahkan ketika ia berusaha mematahkan gugup dan menjawab, lagi-lagi suaranya tenggelam kembali dalam pita suara ketika Yungi mendorong tubuhnya kasar.
"Yoon, masuk ke mobil," ucap Yungi tegas bersamaan menunjuk mobil hitam miliknya menggunakan instruksi dagu, lantas kembali menatap Jungkook berang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna ✔️
Fanfiction[TERSEDIA DI GRAMEDIA DENGAN VERSI LEBIH BARU DENGAN BANYAK PART BONUS] Sudah selesai membaca My Little Bittersweet Wife? Kamu bisa melanjutkan membaca cerita ini ❝Cepat berikan dia padaku, Jeon!❝ ❝Tidak! Kau harus mendengarkan aku dulu. ❝ ❝Anakku m...