JUST WE CAN FEELING THAT

2 1 0
                                    















Anisa terperanjat, "Takut? Aku nggak takut...,"

"Trus kenapa setiap lo tatap muka sama gue, ekspresi lo kaya liat setan napak tanah?" Anjir malah ngelawak.

"I-itu..." Lagi-lagi Anisa menunduk.

Gue membuang muka dan masuk ke dalam rumah lalu menutup gerbang rapat-rapat.

Dari celah gerbang gue bisa liat Anisa udah pergi sambil tertunduk.

Mungkin dia bakal ngecap gue aneh atau lebai karena udah bersikap kayak tadi sama dia.

Padahal gue cuma mau cuek, tapi dia malah ngira gue marah.

Tapi yaudahlah, gue nggak peduli sama pandangan orang lain ke gue. Toh gue juga nggak akan berinteraksi sama dia lagi setelah ini.

😄😄😄

Gue membuka pintu kulkas dan harus kecewa karena nggak ada makanan siap saji didalamnya.

Cuma ada telur dan beberapa sayur.  Percuma Mama selalu belanjain gue bahan-bahan kayak gini, orang gue nggak bisa masak. Ujung-ujungnya bahan makanan ini cuma berakhir di tempat sampah.

Harusnya Mama yang selalu masakin gue sama Papa, tapi dia malah sibuk kelayapan sama selingkuhan jalangnya itu. Apalagi ini hari Jumat,mungkin Mama bakal pulang besok Minggu.

Huuh...

Mie instan nya udah abis lagi. Terpaksa harus beli keluar. Mie instan emang gabaik kalo dikonsumsi terus-menerus, tapi gue nggak punya pilihan.

Tiba-tiba hp gue bunyi dan muncul notifikasi pesan dari Agung.

Agung ngirim foto?

EH FUCK APAAN INI WOE!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EH FUCK APAAN INI WOE!!

Foto siapa nih?! Agung ngapain ngirim foto dia ke gue.

'apa-apaan lu'

Nggak lama Agung membalas.


'Eh sorry, Rif salkir'


'Goblok'

'Abisnya nomer lu sebelahan sih. Anisa diatas lu dibawah'


Oh foto Anisa.

'Lu gagal bikin gue ambigu'

'Dih:v '


'Apus'

'Apanya?'

SINGING AT 12 ACLOCK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang