THE POWER OFF MUSIC [Arif POV]

3 1 0
                                    













Gue berdiri di depan konser kecil ini akan dimulai. Gue udah beli tiketnya, tapi didalam kayaknya sumpek. Makanya gue milih nunggu diluar. Sumpek bukan karna penontonnya rame, tapi karna ruang konser nya keliatan sempit. Walaupun gue belum coba masuk sih.

Tiba-tiba dari arah barat, gue denger suara ribut-ribut.

"Kalo jalan ati-ati dong, dek!"

"Iya om saya minta maaf, saya nggak sengaja."

"Yah, gimana nih makanan sama minuman saya jadi tumpah semua.

Apaan sih itu. Secara spontan kaki gue tiba-tiba bergerak ke seorang laki-laki dengan tubuh tinggi besar yang keliatannya sedang mengeluh ke 'adek-adek' yang baru saja menabraknya.

Kini gue berdiri tepat di belakang pria itu. "Kenapa sih pak?! Makanan doang kan, jangan ngrusak ketenangan di tempat senyaman ini."

"Kamu siapa?"

"Saya..." Baru aja gue mau melanjutkan kalimat gue, om-om itu berbalik sempurna menghadap gue sehingga 'adek-adek' yang dimaksud om itu ikut menengok ke gue sambil memperlihatkan seluruh badannya dengan sangat-sangat jelas...

Anisa!

...

Cewek ini lagi!

Ini gue nggak halu, kan? Ngliat dia disini?

Gue membuka mata gue lebih lebar dan gue sadar apa yang gue liat bukanlah sebuah objek halu.

Ngapain ni bocil disini?

"Kak Arif..."

Cuma perasaan gue, atau cewek ini emang mau nangis?

Gue menengok ke kanan dan ke kiri memastikan apakah ni cewek membawa rombongan. Tapi kayaknya dia cuma sendiri.

"Lu mau nangis?"

Anisa terkesiap kemudian langsung membuang muka. Mungkin ngusap matanya.

"Nggak... Aku kelilipan."

Gue beralih ke laki-laki tadi.

"Makanannya biar saya yang ganti."



😄😄😄







"Kakak ngapain disini?"

Gue nunjuk gedung konser. "Nonton itu."

"Oh sama dong, Kak! Bareng yuk...," Ajaknya sumringah.

Gue cuma diam ngliat ekspresinya kayak kucing dapet ikan asin.

Tapi dia lalu menunduk..., "Ka-kalo kakak nggak mau, nggak apa-apa. Aku masuk duluan, ya, kak!"

Anisa berjalan memutari gue menuju gedung konser. Dan entah dapet dorongan darimana..., Gue... "Tunggu!"

Mengucapkan kata itu tanpa sadar. "Gue mau."

Gue kemasukan.


😄😄😄








Gue dan Anisa masuk ke gedung konser sama-sama. Membeli popcorn dan minuman sama-sama. Dan milih tempat duduk sama-sama.

Ini kayak kencan nggak sih. Kayak pacaran gitu.

Gue nggak pernah kayak gini sebelumnya, tapi yang jelas gue nggak mau dikira pacaran sama cewek ini.

"Kak Arif mau duduk dimana?" Tanyanya sambil ngliat ke arah gue selama 2 detik lalu berpaling lagi dengan cepat.

"Kursi paling depan."

Yah.

Disini lah gue sekarang. Duduk di kursi paling depan nonton konser ben pop yang membawakan banyak lagu kesukaan gue, bersama seorang adek kelas yang kelihatannya sedang bahagia. Entah karena menikmati konser atau karna lega abis kentut.

Sumpah gue bau kentut.

"Lu suka lagu-lagu kayak gini?" Tanya gue.

Dia menengok ke arah gue sebelum akhirnya mengangguk dengan senyum.

"Gue kira cuma gue anak teenage yang suka calm song."

"Dulu aku juga kira gitu. Sebelum aku tau kakak. Oh iya, lagu yang sering Kakak nyanyiin itu, judulnya apa?"

Gue tersenyum kecil. "Selain ngintilin gue, lu juga ngupingin gue, ya?"

Anisa terkesiap. "Maaf...,"

"Itu lagu bikinan gue sendiri. Belum gue kasih judul."

"Boleh aku yang kasih?"

Gue menoleh. Anisa malah berpaling.

Gue berbisik di dekat telinganya. "Nggak boleh."

Anisa memandang lurus ke panggung dan melotot. Mungkin kaget dengan apa yang baru aja gue lakuin.

Sama Sa.

Gue juga kaget gue bisa kayak gitu.













Sekali lagi lu bisik-bisik di telinga sensitif gue. Gue cium lu syaiton!
~Anisa

SINGING AT 12 ACLOCK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang