Johnny membawa Taeyong menuju tempat dimana disekitarnya hanya ada laut. Setelah puas berkeliling di area sana mereka berhenti di sebuah restoran seafood. Menu favorit Johnny. Taeyong hanya memperhatikan bagaimana lahapnya Johnny makan sekarang. Dia masih belum berani untuk bicara karena wajahnya terlihat sedang tidak ingin.Selesai dengan kerang. Dia manghabiskan sup yang membuatnya sampai bersendawa. Johnny mengelap mulutnya dengan tisu dan menangkap basah Taeyong hanya diam memandanginya.
"Kau tidak makan?" tanyanya melihat piring Taeyong masih penuh.
"Ada sesuatu yang ingin kau katakan? Sebuah uneg-uneg?" Johnny menarik nafas sebentar untuk meringankan perutnya.
"Maaf untuk yang tadi. Kau tahu kan, aku hanya lapar jadinya moodku agak berantakan." Dia meringis tanpa dosa. Hanya bercanda? Sedangkan Taeyong sudah takut sekali Johnny menyimpan sesuatu darinya. Dari wajahnya tadi, dia terlihat tidak seperti orang yang bercanda.
"Katakan saja, John. Aku akan mendengarnya."
Johnny diam. Meminum air didepannya dalam sekali teguk dan minta bibi penjual mengisinya. Taeyong memutuskan untuk selesai dan fokus pada Johnny.
"Sebenarnya aku sedikit iri dengan kedekatan kalian. Entahlah, aku merasa kau selalu memberikan sesuatu yang istimewa pada Jaehyun. Ini hanya menurutku saja. Jadi, lupakan. Aku akan melupakannya."
"Apakah kita kurang dekat, John? Padahal kita saling mengenal lebih lama dibanding dengan yang lain."
Johnny mengangguk. Dia memang teman pertama Taeyong. Satu-satunya orang yang selalu melindungi Taeyong dari bulian karena wajah cantiknya. Banyak yang mengira Taeyong transgender. Johnny yang saat itu sama asing dengan anak-anak yang membulinya tiba-tiba saja selalu menemani Taeyong kapanpun dan dimanapun. Menjaganya agar Taeyong tidak menangis lagi. Begitulah cara mereka dekat. Sampai saat ini, Johnny tidak pernah menyesali takdir pertemuannya dengan Taeyong.
"Baiklah, lupakan. Aku tahu kau lebih menyayanginya. Kau teringat adikmu, kan?"
"Tidak sama sekali. Jaehyun lebih lembut dan baik. Lebih pintar juga. Kalau Ojun dia sepenuhnya bayi. Tidak bisa apa-apa kecuali bermain gitar."
"Lebih tampan mana?" pertanyaan Johnny menjadi boomerang tersendiri bagi Taeyong. Ia berkedip beberapa kali dan mulai salah tingkah.
"Aku tahu jawabannya. Jadi, kapan kau mulai jujur dengan Jaehyun?" Taeyong merasa Johnny menjadi mirip dengan Doyoung. Maksudnya, bagaimana hormon rasa ingin tahunya bekerja.
"Sudah waktunya pulang, aku harus mengerjakan tugasku." Johnny berteriak menyuruh Taeyong menjawab pertanyaanya tapi percuma, anak itu sudah masuk lebih dulu ke dalam mobil.
"Terima kasih, bibi.." Katanya setelah membayar. Johnny berlari menuju mobilnya dan masih memaksa Taeyong menjawab. Dia berpura-pura tak mendengarnya.
Drrt..
"Halo.."
"Aku sedang ada diluar kota, mom. Tidak bisa menjemput Mark. Oh, tunggu. Sepertinya aku bisa. Jam berapa?"
"Mommy Seo?" Johnny mengangguk.
"Kita harus menjemput Mark, jadi kita akan pulang agak malam. Tidak apa kan?" Taeyong tidak masalah. Karena sebenarnya dia dan keluarga Johnny sangat dekat. Bodohnya, dia tidak tahu soal Mark. Mungkin karena Mark selalu belajar di kamar kalau tidak pergi les sana sini yang membuatnya sibuk jadi sampai tidak ada kesempatan bertatap muka.
Mereka menuju sekolah Mark saat jam menunjukkan pukul 7 malam. Sekolah jaman sekarang bahkan memulangkan siswanya lebih malam dibanding pekerja. Pendidikan di Korea memang sangat kejam. Johnny bersyukur telah lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS || John • Jae • Yong • Young ✔
Fanfic[✔COMPLETED] friends? Really? Sebuah kisah ((persahabatan)) antara Johnny, Jaehyun, Taeyong dan Doyoung yang memutuskan tinggal bersama untuk menghemat biaya* ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ start : 12/07/2019 finish : 9/08/2019