28. Rumah

849 112 5
                                    


Rumah. Tidak ada satupun tempat yang terasa seperti berada di rumah sendiri. Segala kenyamanan yang ada, kehangatan interaksi antar anggota keluarga, canda tawa saat makan bersama, kenangan yang secara natural terbuat, tempat dimana kita akan menampakkan sisi asli kita yang sesungguhnya atau kebalikannya? Rumah selalu menjadi tempat untuk berpulang dari segala resah. Apapun alasan, masalah dan tujuan, rumah selalu menemukan caranya untuk menarik kita kembali.

Seperti pria menyedihkan yang sedang berjalan ditengah gelapnya malam sambil menangis. Pada akhirnya, dia kembali. Meskipun dia melangkah ke banyak tempat bagus, bertemu banyak orang yang membuatnya bahagia, menemukan tempat ternyaman lainnya dan saat dirinya tak mampu memghadapi masalah dalam dirinya. Rumah selalu menjadi tujuan terbaiknya. Istirahat dari segala penat yang ia rasakan.

"Taeyong?! Oh, kenapa kau disini, nak?" Sang ibu mengangkat tubuh Taeyong yang tadinya berjongkok di depan rumahnya. Memeluknya begitu erat. Taeyong kembali menangis merasakan betapa hangat pelukan sang ibu.

"Mom.. my.." Suaranya bergetar berkat tangisan yang terus menuruni pipinya.

"Ayo masuk.."

Mereka berjalan masuk. Tepatnya di bagian ruang keluarga. Taeyong tak mau melepas pelukannya. Terus bergelut manja di lengan sang ibu. Menangis dibaliknya. Oh, Taeyong memang seperti bayi kalau dihadapan ibunya.

"Kenapa sayang? Siapa yang membuatmu menangis?"

"Mommy~ Huwaaa~"

Tak ada yang bisa dilakukan ibunya selain menepuk-nepuk pelan punggungnya. Menunggu sampai anaknya sedikit tenang. Membiarkan ia menangis sampai puas. Sampai air mata itu habis terkuras.

"Mommy, aku rindu mommy, daddy dan Ojun huhu..."

"Haha.. Anak ini.. Apa sebegitu rindu sampai kau menangis, huh? Biasanya kau malas sekali disuruh pulang. Ada apa ini? kau membuat masalah?"

Mommy Lee menjauhkan tubuh anaknya agar dia bisa menatap kedua mata basah dan merah itu. Menunggu penjelasan dari sang anak. Kemudian matanya menyipit curiga seperti tahu sesuatu.

"Jangan bilang, kau menghamili anak orang??" Jawaban asal Mommy Lee berhasil membuat Taeyong tertawa sangat keras. Hingga ibunya sendiri takut melihat perubahan mood yang terjadi begitu cepat.

"Ugh!! Anak nakal!!"

"Aa- Sakit!! Aa-" Itu tadi ibunya memukulnya lumayan keras. Tidak kasihan pada tulang Taeyong yang rapuh.

"Katakan pada mommy.. Kau membuat masalah apa kali ini?"

"Tidak ada, mom. Aku hanya terlalu merindukkan mommy.."

Taeyong kembali memeluk ibunya erat. Saking eratnya sampai ibunya hampir sesak napas.

"Tidak mungkin, mom tidak percaya."

"Ih, serius mom!!"

"Kau jarang bilang seperti itu kalau tidak ada sesuatu yang kau inginkan. Baiklah, katakan apa itu.."

"Ehehehe..."

Bayi. Taeyong memang bayi. Padahal dia sering mengatakan kalau Xiaojun adalah bayi sepenuhnya. Tapi ketika bersama sang ibu. Dia bertingkah melebihi definisi kata 'baby' itu sendiri. Sangat menggemaskan saat Taeyong bergelayut manja di lengan sang ibu tanpa malu. Lupa jika umurnya sudah hampir 21 tahun.

"Naik ke kamarmu, kau butuh istirahat."

"Baiklah mom.. Selamat malam~"

Untuk yang terakhir, Taeyong memeluk ibunya lagi sebagai ucapan selamat malam. Berikutnya ia menyeret kakinya menuju kamar yang sudah lama tak ia tempati.



FRIENDS || John • Jae • Yong • Young ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang