7. Ayam

1.9K 285 20
                                    


Johnny sedang apes sekali. tubuhnya lemas, pandangannya kosong seperti tak punya tujuan hidup. Ia menurunkan kepalanya di meja dan diam memikirkan tentang kejadian yang baru saja terjadi.

"Sudah John, mungkin ini yang terbaik." Doyoung berusaha menenangkannya.

Mereka sedang dikantin selepas kelas usai. Hanya bertiga karena Taeyong membolos. Pria paling besar itu baru kali ini terlihat menyedihkan. Tidak nafsu makan. Tidak ada energi untuk bernapas. Malas sekali untuk bergerak. Sebuah tanda-tanda..

"Kalian tidak mengerti perasaanku.."

"Oh, ayolah.. Kudengar Ten cukup pintar. Nilaimu terjamin bagus. Kenapa kau bersikap seolah mendapat musibah besar padahal kau hanya sekelompok dengan Ten. Ck." Jaehyun menggeleng-geleng lalu lanjut makan.

"John, John, lihat, itu Ten.." Johnny tersentak dan berdiri tegap melihat ke arah dimana mata Doyoung menuju. Benar sekali Ten sedang berjalan sambil tersenyum lebar.

"Tuhan.. selamatkan aku.."

"Bye, John. Jaehyun ayo kita ke pergi." Jaehyun mengangguk dan tanpa pikir panjang mengemasi barang-barangnya.

Ten sampai. Dalam hati Johnny berteriak. Ingin diselamatkan oleh dewa atau apapun sang penguasa takdir.

"Hi, Ten. Kau bisa pakai Johnny. Kami pergi dulu."

"Oh, Okay." Suara Ten terdengar tanpa beban. Terlalu bersemangat.

"Semangat, bigbro." Jaehyun memijat bahu Johnny sebentar lalu pergi. Johnny memasang wajah ingin menangis karena ia ditinggalkan sendirian. Sedetik kemudian berubah cool saat Ten mengajaknya bicara.

"Jadi, kapan kita bicarakan soal tugas. Aku belum ada ide. Kau ada?" Johnny hanya tersenyum dalam hati meratapi kebodohan dirinya.

Mana pernah dia memikirkan soal tugas. Biasanya dia akan dibantu Doyoung dan jika tugas kelompok maka nilainya pasti bagus tanpa perlu repot berpikir. Johnny hanya tertarik jika itu mata kuliah fotografi yang lain tidak.

"Uhm, aku juga."

"Kudengar kau suka foto, Johnny. Aku pernah melihat karyamu di pameran akhir semester tahun lalu."

"Ya, hanya itu alasanku berkuliah disini."

"Wow. Kau pasti akan jadi fotografer hebat nanti. Boleh minta tanda tangan? Akan repot jika kau sudah terkenal, pasti aku dilupakan."

"Haha, Ten kau lucu sekali."

"Thank you." Mata Ten menyipit dengan senyum terlebar yang pernah Johnny lihat. Entah kenapa tiba-tiba suasana menjadi kikuk. Johnny juga sedikit merinding.

"Oh, bagaimana kalau kita bicarakan tugas di akhir pekan. Uhm, karena aku harus pergi sekarang."

"Boleh minta nomormu?" Johnny mematung. Ini seperti adegan yang sering dilihatnya dalam drama. Tapi Ten bukan seorang gadis. Dia hanya pria mungil yang lebih pendek dari Taeyong dengan segala ekspresi aneh yang dia miliki.

"Oh, Untuk memudahkan kita berkomunikasi? Benar kan?"

"Ah, haha, Ya.." Johnny mengambil ponsel Ten dan mencatat nomornya disana.

"Terima kasih, Johnny. Sampai nanti."

Seharusnya Johnny yang pergi duluan, tapi justru Ten yang meninggalkannya. Johnny bergelinjang aneh ditempat. Menepuk pipinya berkali-kali agar sadar.

"Oke, sekarang tenang.. ceritakan satu-satu."

"John, kau terlihat seperti orang yang baru saja ditembak." ucapan Jaehyun tidak salah. Kedua pipinya memerah dan mereka bisa merasakan tubuh Johnny bergetar hebat. jantungnya berpacu cukup cepat.

FRIENDS || John • Jae • Yong • Young ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang