"Bisa aku bicara denganmu, Taeyong?""Tidak boleh. Bicara disini" suara Johnny tegas dan penuh paksaan. Membuat Yuta mendadak gugup.
"Setelah apa yang kau lakukan kemarin. Aku tidak akan membiarkanmu mendekati Yongie bahkan dalam jarak 100 meter. Jadi, sana mundur." Doyoung berdiri memosisikan badan Yuta untuk mundur lebih jauh sekitar 500 meter. Baik. Wajah Taeyong tampak bingung. Ia tidak tahu apa yang terjadi padanya karena ingatan itu seolah terhapus.
"Hei, kalian keterlaluan.." Taeyong melepas tangannya dari kepala Jaehyun dan berdiri mendekat. Membuat Jaehyun terbangun.
"Yongie, dia sudah berusaha mencelakaimu kemarin. Kau masih mau membelanya?!"
"A-Apa? Kapan?" Taeyong menoleh ke arah Jaehyun. Pria itu dengan muka bangun tidurnya hanya mengangguk membenarkan pernyataan Doyoung.
"Tidak, aku tidak bermaksud.."
"Omong kosong! Otak mesummu itu benar-benar harus dihajar." Johnny tak bisa membendung emosinya hingga ia murka memberikan pukulan di wajah Yuta yang tanpa dosa masih mau menunjukkan diri.
"JOHNNY!!! Hentikan.."
"Tidak sebelum dia benar-benar lenyap dari negara ini."
"Oh, oke oke.. Aku minta maaf. Taeyong, aku minta maaf. Kali ini, sungguh. Untuk yang kemarin juga. Ini, aku hanya ingin memberikan ini.." Yuta memberikan sebuah kotak bewarna peach untuk Taeyong.
"Kau memang tidak pernah belajar dari kesalahan ya, Yut. Kau pikir kami bodoh. Ambil kembali hadiah tak bergunamu. Siapa tahu kau disana memasang kamera atau alat pelacak untuk mengawasi Taeyong. Kami tidak akan segan untuk membawa masalah ini ke polisi jika kau terus berulah. Ambil kembali dan jangan pernah datang ke korea. Kau lebih baik berguna di negaramu ketimbang menyusahkan negara orang." Johnny mengambil lagi kotak dari tangan Taeyong dan membuangnya hingga membuat kotak itu terbuka dan keluarlah sebuah gelang dengan manik bertuliskan nama 'Taeyong'.
"Tunggu, jelaskan padaku.. Aku tidak mengerti." Johnny tanpa banyak bicara membawa Taeyong keluar kelas lebih dulu.
"Jaehyun, ayo pergi.. Kuat berjalan?" Doyoung membantu Jaehyun berjalan. Menitahnya seperti anak kecil yang baru belajar berjalan.
"Perbuatanmu kemarin sungguh rendah, Yuta. Maaf menggagalkan rencanamu hari itu." kata Jaehyun saat melewati Yuta. Ditinggalnya Yuta seorang diri, ia hanya berdiri mematung. Frustasi, dia memukul meja dengan keras sampai meja itu sedikit retak.
***
"John, jelaskan. Aku ingin tahu. Aku bingung, apa yang Yuta lakukan sampai kalian seperti ini?" Di mobil. Mereka semua memasang wajah serius. Tak ada yang menjawab pertanyaan dari Taeyong. Tak satupun."Doyoungie??" Gagal. Doyoung memang sempat melihat Taeyong yang duduk di depannya tapi langsung mengalihkan pandangan ke jendela.
"Jaehyunie?" Jaehyun tidak menjawab karena dia tidur. Badannya semakin panas dan dia tidak kuat banyak biacara apalagi memikirkan masalah Yuta membuatnya pusing setengah mati.
Sesampainya di apartment, mereka langsung masuk kamar. Johnny masuk dengan menggebrak pintu. Jaehyun di bantu Doyoung berjalan masuk ke kamar Taeyong dan meninggalkannya begitu Jaehyun sudah dibaringkan di kasur. Taeyong menunduk lesu. Duduk di pinggir ranjangnya kesal karena kebodohannya tidak bisa mengingat.
"Yongie.." Jaehyun menggenggam jemari Taeyong sadar karena mendengar isakan cukup pelan.
"Maaf, aku tidak bisa menjagamu." Taeyong semakin menangis lebih keras. Ia bahkan tak malu menunjukkan wajah jeleknya di depan Jaehyun untuk memohon penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS || John • Jae • Yong • Young ✔
Fanfiction[✔COMPLETED] friends? Really? Sebuah kisah ((persahabatan)) antara Johnny, Jaehyun, Taeyong dan Doyoung yang memutuskan tinggal bersama untuk menghemat biaya* ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ start : 12/07/2019 finish : 9/08/2019