"Mau sampai kapan kau akan terus seperti ini, huh? Mereka hanya pergi sampai sore.""Kenapa aku tidak boleh ikut? Aku kan ingin ikut juga, John."
"Doy dan Jae harus survey ke Jeju, bukan untuk liburan. Mereka bekerja keras untuk pameran kita nanti. Jangan kekanakan."
"Heung!!"
Taeyong mengerucutkan bibirnya sebal karena Johnny daritadi terus mengomelinya. Padahal Taeyong hanya ingin dimengerti. Anak itu merebahkan diri di sofa empuk itu. Menekuk tubuh mungilnya kearah samping. Tidak lagi bicara pada Johnny.
"Kau ingin ikut aku atau tidak?" Taeyong tidak menjawab.
"Yongie?" Dia tidak tidur hanya sedang malas bicara dengan pria yang tingginya sudah melebihi kulkas rumah mereka. Heran sekali semakin hari dia semakin tumbuh tinggi padahal kerjanya hanya tidur.
"Baiklah, marah sesukamu. Aku kembali nanti malam, Mom menyuruhku pulang. Kau jaga rumah, ok?"
Johnny tak berniat mendengar jawaban Taeyong karena dia pasti menghiraukannya lagi.
"Tunggu!"
"Apa?"
"Kau pulang ke rumah orang tuamu?"
"Ya, kalau mau ikut turunlah, tunggu aku di lobby." Mendengar itu, Taeyong langsung bergegas masuk kekamarnya.
Johnny mendesah dengan muka datar. Bingung sekali dengan mood Taeyong yang kadang tidak bisa ia pahami. Padahal dia lelaki. Menurutnya, dia lebih rumit ketimbang wanita manapun yang pernah ia temui. Ck.
Perjalanan menuju rumah Johnny dimulai. Terhitung sudah lama sekali mereka tidak berkunjung. Terakhir kali Taeyong kesana saat musim dingin awal tahun. Sudah lama sekali memang. Itupun untuk merayakan ulang tahun Johnny. Taeyong diundang makan malam bersama.
Tangan itu terus sibuk mengganti lagu yang entah sampai kapan akan menemui kecocokan. Berganti lagi dan lagi. Terus saja begitu. Johnny yang tidak tahan, mematikan sistem. Dia hanya ingin menyetir dengan tenang sambil mendengar musik santai. Tapi Taeyong membuatnya jadi kacau. Tidak ada pilihan selain mematikannya.
"Kok dimatikan, sih?!!"
"Siapa suruh menggantinya terus."
"Lagunya tidak enak semua."
"Kalau begitu putar sendiri dari playlistmu. Jangan ganti lagunya terus, telingaku jadi sakit."
Taeyong sebal. Dia mengalihkan pandangan ke jendela tidak lagi memutar lagu. Sakit sekali mendengar perkataan Johnny barusan. Entah kenapa hari ini Johnny begitu cerewet dan menyebalkan, pikir Taeyong.
Baru saja ditinggal Jaehyun tiga jam sudah kumat apalagi berbulan-bulan. Johnny hanya bisa bersabar. Sebenarnya Taeyong ada masalah apa dengan hidupnya sampai membuat orang lain jadi serba salah.
Keduanya saling melirik satu sama lain penuh rasa kesal. Detik berikutnya saling berjauhan.
Kurang lebih lima puluh menit mereka telah sampai di depan rumah Johnny. Rumah bergaya khas Amerika itu tampak sangat menawan walau dilihat hanya dari luar. Tidak ada pagar yang membatasi tiap rumah membuat rumahnya tampak lebih luas. Halaman dengan rerumputan ringan menyebar luas berdekatan dengan jalan. Termasuk 5 besar kompleks perumahan terelit. Yeoksi, Keluarga Seo!
"Mom! Aku pulang.." Seruan Johnny menyeruak saat mereka memasuki ruang depan.
Mommy Seo menuruni tangga sangat antusias. Senyuman itu tampak lebar sekali menyapa kedua orang yang berkunjung. Kakinya berjalan cukup cepat pergi menyapa sang anak. Ralat. Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS || John • Jae • Yong • Young ✔
Fanfiction[✔COMPLETED] friends? Really? Sebuah kisah ((persahabatan)) antara Johnny, Jaehyun, Taeyong dan Doyoung yang memutuskan tinggal bersama untuk menghemat biaya* ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ start : 12/07/2019 finish : 9/08/2019