Perlahan, Jaehyun membuka pintu kamarnya. Benar saja. Pagi ini semuanya berkumpul di ruang
tamu, karna ini hari Minggu.
Harusnya Jaehyun tadi tetap berada di dalam kamar saja.Jaehyun tidak dapat mundur lagi, karena Ayah sudah keburu melihatnya dan memberinya tatapan tajam.
Jadi, dia melangkah ke luar kamar, lalu duduk di meja makan.Dia menyomot sosis goreng dan makan dalam diam.Ayah mendengus sambil membuka koran dengan kasar setelah melihat wajah Jaehyun yang lebam.
"Kamu ini mau sampe kapan ngelakuin hal hal yangg nggak berguna?" serunya tanpa melepaskan matanya dari koran.Jaehyun terdiam sesaat. Ayah sudah mulai lagi membicarakan hal ini. Jaehyun hanya menggerakkan bahu, malas menjawab.
Begitu tahu Jaehyun tak menjawab, Ayah mendelik sewot kepadanya. Jeffrey dan Ibu memilih diam.
Sebentar lagi pasti terjadi pertengkaran, seperti yangg biasa terjadi di hari Minggu pagi."Kamu ini kerjaannya mencoreng nama baik Ayah," kata Ayah lagi. Urat - urat dahinya sudah mulai tampak.
"Aku nggak pernah nyebut - nyebut nama Ayah waktu berantem," jawab Jaehyun tak peduli.
Ayah mengempaskan koran yang sedang dibacanya ke meja makan, lalu menatap Jaehyun galak.
"Kecuali kamu bukan anak Ayah, sana berantem sepuasnya!" serunya dengan suara menggelegar.Jaehyun balas menatapnya geram. Sosis yg dipegangnya sudah terasa lembek.
"Mungkin cuma kematian yang bisa buat kamu berhenti berkelahi," sambung Ayah, lalu mendesah panjang.
Jaehyun mendengus. "Mungkin aja," katanya, lalu kembali melahap sosisnya.
Ibu menatap Jaehyun khawatir, lalu mengulurkan tangan untuk membelai pipinya yg biru dan bengkak.
Jaehyun segera menepis tangan ibunya.
"Apa nggak sebaiknya kamu ke dokter aja, Jaehyun?" tanya Ibu pelan."Nggak usah," tandas Ayah sebelum Jaehyyn sempat mengeluarkan suara. "Biar kapok."
Jaehyun memilih tak menanggapi perkataan Ayah. Jaehyun tak akan kapok hanya dengan pukulan ringan di pipi.
Selama beberapa menit, keheningan merayapi keluarga itu.
"Yah. Pinjem korannya," Jeffrey mencoba mencairkan suasana.Ayah menyodorkan koran ke tangan Jeffrey, sambil melirik Jaehyun yg tampak tidak berminat.
"Coba sekali-kali kamu baca koran. Kerjaannya denger musik aneh terus. Gimana bisa nambah pengetahuan, kamu?" sindir Ayah sinis.
'Baca koran? Kerja yg bagus, Jeffrey!" - pikir Jaehyun.
Membaca koran adalah hal yg paling dibenci Jaehyun, selain apa pun yg berhubungan dengan Ayah dan Jeffrey.
Bukannya Jaehyun tidak mau membaca, tapi Jaehyun divonis menderita disleksia lima tahun yg lalu.Tidak ada yg mengetahui hal tersebut di keluarganya, karna Jaehyun selalu menutupinya. Seumur hidupnya, Jaehyun menderita dan dia tidak tahu apa yg terjadi padanya. Baru setelah remaja, Jaehyun memutuskan untuk memeriksakan diri tanpa ada yg menemani, dan dari dokter dia tahu bahwa dia ternyata penderita disleksia, penyakit gangguan saraf pada otak yg menyerang anak yg lahir prematur atau otaknya kekurangan oksigen saat baru lahir.
Kemungkinan besar, penyebab kedua lah yg terjadi kepada Jaehyun, karna dia dan Jeffrey lahir pada waktunya.
Penyakit ini menyebabkan Jaehyun tidak dapat membaca, menulis, atau mengeja dengan benar.
Walaupun disleksia yg terjadi pada Jaehyun tidak begitu parah, dia tumbuh menjadi anak yang emosinya labil karna terbiasa di panggil "bodoh" oleh semua orang.
Selama dua puluh tahun, Jaehyun berusaha keras untuk menyetarakan dirinya dengan Jeffrey yang sialnya, begitu cemerlang.
Selama ini Jaehyun belajar dengan cara merekam dan mendengarkan kembali apa yang diterangkan guru dan dosennya di sekolah.
Ayah menyerah mengajari Jaehyun karna dia lambat dalam menangkap pelajaran dan akhirnya menganggapnya lebih bodoh dari Jeffrey.
Sementara itu, ibunya tidak bisa
berbuat apa apa. Bukannya Ibu tidak mencintainya, dia dilarang oleh Ayah untuk membantu Jaehyun dengan alibi agar Jaehyun jera.Tidak punya pilihan lain, Jaehyun membaca, menulis, juga mengeja sendiri pada waktu malam hari.
Jaehyun selalu mendapat nilai jelek dalam pelajaran matematika ataupun sains.
Dia juga tidak begitu bisa menghapal. Maka dari itu, dia selalu menjadi urutan terbawah di kelasnya.
Jaehyun selalu disimbolkan dengan elemen yg selalu berkebalikan dengan Jeffrey.
Tidak seperti Jeffrey, Jaehyun tidak begitu mengerti musik jazz yg mengutamakan ketepatan nada.
Jaehyun lebih akrab dengan musik2 rock atau metal yg keras.Perjuangannya selama dua puluh tahun membuahkan hasil. Kini Jaehyun sudah lebih terbiasa untuk membaca dan menulis, tapi dia tetap tidak senang melihat tulisan2 kecil di koran karna dia masih harus berpikir keras. Jaehyun tidak akan membaca apa pun kecuali memang perlu.
"Jaehyun? Kok bengong?" Ibu tahu tahu mengusap rambut Jaehyun -hal yg tidak pernah dilakukannya lagi selama bertahun-tahun.
Jaehyun menatap Ibu muram. Sebenarnya Jaehyun merindukan pelukan Ibu, merindukan cerita - ceritanya sebelum tidur, yang terhenti saat usianya baru tujuh tahun, segera setelah orangtuanya mengetahui ada yg tidak beres pada otak Jaehyun.
Selanjutnya, hanya Jeffrey lah yg masih dibelai dan diceritakan dongeng sebelum tidur, sementara Jaehyun di pukuli karna tidak bisa menjawab
pertanyaan yg benar dari Ayah."Kerjaannya kan memang begitu. Bengong saja kayak orang bodoh," kata Ayah tiba tiba sambil bangkit untuk mengisap rokok.
"Cobalah, buat sesuatu yg berguna. Sekali saja, bikin ayahmu bangga."
Mata Jaehyun mengikuti Ayah yang segera berbalik dan berjalan menuju pintu depan.Jaehyun merasakan darahnya sudah mendidih dan naik ke kepalanya. Ibu menatapnya simpati, tapi bergerak menuju dapur.
Jeffrey juga bangkit dan membawa koran ke depan TV.
Selalu begini. Selalu Jaehyun yang tertinggal di belakang, sendirian..❇❇❇❇❇
"Wow, panas banget!" keluh seorang pria imut dan mungil saat keluar dari bandara.
Dia menyibak poni indahnya yang bergelombang, lalu menyeka keringat yang mengalir di dahinya dengan
sekali gerakan indah.Orang orang yg berada di sekitar pria itu menatapnya kagum. Pria itu menengok ke kanan, bermaksud mencari taksi.
Dia sudah tak sabar bertemu dengan seseorang.Seseorang yang sangat dirindukannya.
Tbc
Wow.. Tiyongie dah mulai masuk nih wkwkw.
Jujur ya, kalau cerita ini aku stop dan unpub kalian gapapa kah? Soalnya aku rada ga tega sama karakter Jaehyun disini. Kesian
Wkwkwk©Orizuka - rewrite by randygh123
KAMU SEDANG MEMBACA
hello, sunshine. (Republish)
FanfictionJaehyun, Jeffrey dan Taeyong adalah tiga teman sepermainan sejak kecil. Sudah menjadi rahasia umum jika kedua saudara kembar itu menaruh hati pada Taeyong. Semuanya baik saja sebelum Taeyong pindah ke luar negeri. Saudara kembar itu tumbuh dan diper...