7⭐ The Cuties✨

5.1K 771 59
                                    

He is back~

"Besok, jangan pada ke mana mana!" kata Ayah saat makan malam.
Jaehyun dan Jeffrey mendongak, lalu menatap Ayah heran.
"Emang ada apaan Yah?" tanya Jeffrey
"Besok aku ada kuliah, terus latihan basket."Sambungnya.
"Bolos dulu kuliahnya," kata Ayah tak peduli.

Jaehyun menganga lebar. Ayah menyuruh Jeffrey untuk bolos kuliah. Pastilah hal ini sangat darurat.
Mungkin besok Ayah akan mengadakan acara pemotongan leher Jaehyun, dan Jeffrey wajib bolos kuliah supaya tidak melewatkan menyaksikannya.

"Bolos? Emang ada apaan sih?" desak Jeffrey, seakan setengah mati tak mau kehilangan satu hari kuliah demi hal yg tidak benar benar penting.
"Pokoknya bolos saja. Ayah juga minta izin sejam-dua jam dari kantor. Nanti kamu juga bakal tau," Ayah menutup percakapan itu, lalu kembali melahap kimchi-nya. Jaehyun segera memutar rencana pelarian dirinya.

❇❇❇❇

"Jaehyun! Bangun! Udah jam berapa ini?" seru Ibu sambil mengetuk pintu kamar Jaehyun dengan keras.

Jaehyun tersentak, lalu terbangun. Dengan segera, dia meraih wekernya. Jam itu ternyata mati di angka tujuh. Sialan. Rencana pelariannya yang sudah dipikirkan secara matang lenyap sudah.
Jaehyun harus menghadiri upacara pembantaian ini.

Jaehyun bangun dengan seribu satu kutukan, sebelum membuka pintu untuk Ibu. Ibu terlihat sangat rapi, juga heran.

"Kenapa kamu baru bangun jam segini? Ayo cepet mandi!" teriaknya histeris lalu mendorong Jaehyun ke dalam kamar mandi.

Tapi, sebelum sempat masuk kamar mandi, bel berbunyi.
"Biar aku-"
"AHH!!" seru Ibu membuat Jaehyun kaget sekaligus memutus kalimatnya.

Jaehyun melihat ibunya seperti kebakaran jenggot. "Udah Jaehyun, nggak usah mandi! Duduk aja di sana!" seru ibu panik, lalu menarik Jaehyun ruang tamu yang terlihat luar biasa ganjil.

Tak seperti biasanya, ruang tamu itu penuh dengan pita, balon, juga makanan. Yang paling terlihat aneh adalah kue besar dengan angka dua puluh di atasnya.

Cukup lama waktu yg dibutuhkan Jaehyun untuk menyimpulkan bahwa ada seseorang yg berulang tahun. Saat melihat Jeffrey yang tampak berbunga-bunga, dia menyadari bahwa hari ini 14 februari, ulang tahun Jeffrey .

Dan, ohh! benar,
- dirinya.

"Selamat ulang tahun!" seru Ibu sambil mencium kedua pipi Jaehyun. Jaehyun sendiri belum bergerak, masih shock dengan keadaan yang kacau itu.

Tak lama kemudian, Ayah muncul dari pintu depan, lalu menyalami Jaehyun dengan canggung, seolah Jaehyun baru saja berhasil membaca sebuah buku sampai selesai.

Jaehyun lantas duduk di sebelah Jeffrey yg tak tampak ingin menyelamatinya.
"Jaehyun? Kok bengong? Bukannya seneng," kata Ibu.

"Seneng, kok," Jaehyun berbohong. Sebenarnya dia masih sangat terkejut. Seluruh paket ini: hari Senin, Ayah belum berangkat ke kantor, Jeffrey bolos kuliah, kue besar berangka dua puluh, hari
ulang tahunnya, semuanya membuatnya luar biasa bingung.

"Tadi siapa Yah, yang ngebel?" tanya Jeffrey.
"Hah? Oh, bukan siapa siapa. Tukang susu," kata Ayah cepat cepat.

Jaehyun memandangnya tajam. Jelas saja bukan tukang susu. Jaehyun baru mendengar kalau keluarga ini berlangganan susu.

"Eh, ngomong ngomong, kalian kok nggak saling kasih selamat?" tanya Ibu lagi, berusaha membelokkan arah pembicaraan.

Jaehyun dan Jeffrey saling pandang bersamaan, lalu secara bersamaan lagi membuang muka.

"Selamet, deh," gumam Jeffrey.
"Lo juga," balas Jaehyun.

Ayah dan Ibu memandang mereka bergantian, tapi langsung maklum. Jaehyun sendiri menyadari bahwa ada yanh aneh dari Ayah pagi ini. Tampaknya dia sedang senang atau apa, karna tak ada sindiran sindiran yang biasa dilancarkannya setiap pagi.

hello, sunshine. (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang