10⭐ The Night✨

4.8K 684 35
                                    

Jeffrey memasukkan bola basketnya ke loker sambil bersiul. Hari ini dia tidak akan latihan. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membolos latihan sesering mungkin selama Taeyong di Indonesia.

Jeffrey tak ingin membuang waktu sedetik pun. Sudah cukup lama waktu terbuang,
dan sekarang, Jaehyun ingin menebusnya.

"Jef, ntar jam tiga, ya!" seru Doyoung, teman setimnya.

"Wah, sori, gue nggak bisa," kata Jeffrey, gagal menyembunyikan senyum lebar-nya. "Ntar2 gue
juga bakalan jarang latihan. Ada hal yg lebih penting."

Doyoung mengernyitkan dahi. "Lo becanda, kan? Bentar lagi ada turnamen, Jef! Lo mau tempat lo
digantiin sama Mingyu?"

"Sebodo," tukas Jeffrey sambil menutup lokernya. "Masih banyak turnamen lain. Yang ini, gue udah nunggu selama sepuluh tahun. Gue nggak akan ninggalin dia cuma gara gara turnamen."

"Apaan sih? Sampe lo bisa-bisanya nyerahin posisi lo buat Mingyu?"

"Sereorang," Jeffreh kembali tersenyum membayangkan Taeyong. "Seseorang yg lebih berharga dari apa pun juga di dunia ini. Bahkan medali MVP."

Doyoung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Jeffrey yg sekarang telah menerawang jauh dengan ekspresi bahagia.

-

"Sini Yongie bantu, Tan."
Taeyong mengambil bawang lalu mulai mengupasnya. Di sampingnya, Tante sedang
memasak makanan untuk makan malam.

"Wah, bisa ngupas bawang, sayang?" tanya Tante,

"Ya bisa lah, Tan. Dalemnya kan masih orang Indonesia," jawab Taeyong, membuat Tante
tertawa.

"Bahasa Indonesia kamu juga bagus banget. Padahal waktu kamu pindah ke Amerika kan masih kecil," kata Tante.

"Aku selama di rumah selalu pake bahasa Indonesia, Tan," jelas Taeyong. "Lagian, temenku yg
juga orang Indonesia di sana banyak, tapi kebanyakan udah pada kuliah."

Tante mengangguk-angguk mengerti. Selama beberapa menit kemudian, mereka berdua
sibuk dengan kegiatan masing2. Namun akhirnya, Taeyong tidak tahan untuk tidak bertanya
tentang Jaehyun.

"Tant, Jaehyun kuliahnya di jurusan apa?" tanya Taeyong, merasa Jaehyun tidak akan menjawab jika dia menanyakannya langsung.

"Eh?" Tante menghentikan kegiatan mengaduk sayur, berusaha mengingat-ingat. "Ng... di mana ya? Tante kok lupa? Kalo nggak salah sih di Teknik Industri... ato apa yah? Itu sih si Jeffrey.."
Taeyong bengong mendengar jawaban polos Tante.

"Jadi?" tanya Taeyong lagi setelah
beberapa lama menunggu.
"Ng... Tante lupa. Dulu pas mau masuk kuliah, dia sendiri bingung milih apa sampai kita jadi
nggak tau lagi. Ntar tanyain aja sama anaknya langsung, yah?" katanya, lalu kembali mengaduk
sayur.

Taeyong semakin bingung. Kenapa Tante sampai tidak tahu anaknya kuliah di mana?
Tapi Taeyong tidak ambil pusing. Mungkin saja Tante memang lupa.

"Terus Tan, anaknya emang nggak suka ngomong, ya?" tanya Taeyong lagi. "Perasaan dulu nggak segitunya."

"Emang, dari kecil tabiatnya emang kayak begitu. Tepatnya sih, setelah kamu pindah," kata
Tante lagi.

"Kamu dijudesin ya? Maklumin aja ya, dia emang bandel."
Taeyong terdiam sesaat. Ternyata Jaehyun sudah berubah menjadi orang yg dingin. Dulu, Jaehyun
memang tidak banyak bicara, tapi itu kepada semua orang kecuali Taeyong.

Dulu Taeyong adalah
orang yg paling sering diajak bicara oleh Jaehyun. Entah kenapa, sekarang Jaehyun terkesan menjauhi Taeyong, padahal Taeyong sangat merindukan Jaehyun.

hello, sunshine. (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang