Tak terasa, sudah hampir dua minggu Taeyong berada di Indonesia. Taeyong sangat menyesali waktu yang terbuang begitu cepat.
Andai saja Taeyong bisa tinggal lebih lama, atau bahkan tinggal selamanya di Indonesia, pasti akan sangat menyenangkan baginya.
Sekarang, hanya tinggal sepuluh hari lagi waktu yang tersisa untuk bersama Jaehyun. Walaupun demikian, Taeyong belum pernah menyinggung masalah ini dengan Jaehyun karna tak mau membuat
Jaehyun memikirkannya.Taeyong hanya ingin bersama Jaehyun selama yg dia bisa.
Taeyong berjalan gontai ke arah meja belajar Jaehyun, lalu menemukan fotonya dan Jaehyun saat di mal tertimpa CD-CD. Taeyong mengernyit sebal, lalu membawa foto itu ke luar kamar.
Jaehyun sedang berdiri di depan meja makan, mulutnya penuh roti isi dengan mata terpancang ke TV.Dia hanya mengerjapkan mata saat melihat Taeyong.
Taeyong menatap Jaehyun sebal, kalu memberi sinyal agar Jaehyun mengikutinya ke gazebo. Jaehyun
menatap Taeyong heran sebentar, lalu melirik kedua orangtuanya yg sepertinya tidak menyadari
apapun. Jaehyun pun mengikuti Taeyong."Kenapa?" tanya Jaehyun polos setelah mereka sampai di gazebo.
"Kenapa? Aku yg mestinya tanya kenapa!" sahut Taeyong berang, membuat Jaehyun bingung.
"Kenapa kamu nelantari foto kita?"
Jaehyun menatap fotonya dan Taeyong yg sekarang sudah diacung-acungkan pria itu tepat di depan
wajahnya."Oh, itu doang. Kirain apaan, heboh amat," komentar Jaehyun, lalu duduk di gazebo.
"Itu doang? Ini bukan 'itu doang'! Kamu nelantarin foto kita satu-satunya! Maksudnya, dua duanya!" tambah Taeyong, karna foto itu terdiri dari dua pose berbeda.
"Kenapa nggak dirawat
sih?""Dirawat?" gumam Jaehyun semakin bingung. "Taeyong, itu cuma foto, bukan bayi. Santai aja."
"Tapi Jaehyun, harusnya kamu masukin pigura atau apa!" sahut Taeyong lagi.
Jaehyun terdiam lalu memandang Taeyong sebal. "Apa aku keliatan kaya orang yg biasa punya
pigura?" tanyanya sinis.Taeyong menghela napas. Benar juga. Jaehyun pasti tak pernah punya pigura. Bahkan Taeyong sanksi
apa Jaehyun punya foto lain."Ya udah. Dompet," perintah Taeyong sambil menadahkan tangannya, sementara Jaehyun bingung.
"Dompet kamu! Keluarin," kata Taeyong lagi.
Jaehyun mengeluarkan dompetnya yg sudah tak jelas lagi bentuknya. Itu adalah dompet yg dimiliki
Jaehyun semenjak SD, berwarna merah marun dan bergambar Saint Seiya. Jaehyun dapat melihat
keheranan di wajah Taeyong, tapi tak berlangsung lama. Taeyong segera menyambar dompet Jaehyun
lalu membukanya."Ya ampun, ini kan tempat foto! Kenapa malah diisi KTP," keluh Taeyong sambil memindahkan
KTP itu dan menggantinya dengan foto mereka. "Gini baru kaya dompet manusia normal."Taeyong mengembalikan dompet Jaehyun, lalu duduk di sebelahnya. Taeyong masih mengamati dompet
itu saat diselipkan ke saku celana Jaehyun."Kenapa? Jelek?" tanya Jaehyun.
"Nggak. Antik," jawab Taeyong sambil nyengir, lalu bersandar pada Jaehyun.
Ada satu hal yg sedari dulu ingin diceritakannya kepada Jaehyun. Kehidupannya selama sepuluh
tahun ini.-
"Taeyong, gimana, asyik asyik aja selama tinggal di Indonesia?" tanya Ayah kepada Taeyong saat makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
hello, sunshine. (Republish)
FanfictionJaehyun, Jeffrey dan Taeyong adalah tiga teman sepermainan sejak kecil. Sudah menjadi rahasia umum jika kedua saudara kembar itu menaruh hati pada Taeyong. Semuanya baik saja sebelum Taeyong pindah ke luar negeri. Saudara kembar itu tumbuh dan diper...