"Karna kamu adalah kamu."
Sepanjang hidupnya, Jaehyun tidak pernah mendapatkan jawaban sememuaskan itu. Jadi, Jaehyun tersenyum kepada Taeyong.
Baru kali itu Jaehyun tersenyum kepada orang yg tepat, dan Taeyong adalah orang yg tepat.
Taeyong ikut tersenyum, penuh kelegaan. Akhirnya, Taeyong bisa menemukan Jaehyun yg dulu. Jaehyun yangdicintainya. Jaehyun yg peduli padanya. Taeyong sangat bahagia sampai2 ingin menangis.
"Nih," Jaehyun tiba2 menyerahkan sebungkus rokok kepada Taeyong yg langsung bengong.
"Boleh kamu apain aja. Aku nggak bakal ngerokok lagi." Sekarang, Taeyong sudah benar2 menangis. Jaehyun sampai bingung dibuatnya.
-
Jaehyun terbangun mendadak di esok harinya. Dia ketiduran. Semalam, Jaehyun berjanji kepada dirinya
sendiri untuk tidak jatuh tertidur. Jaehyun takut semua yg terjadi semalam hanya mimpi.Namun, ketakutan Jaehyun berlebihan karna begitu bangun, Taeyong ada di dapur, membantu Ibu menyiapkan sarapan.
Jaehyun menghela napas, menyeka keringatnya, lalu melihat Taeyong sekali lagi. Ini bukan mimpi.
Taeyong tersenyum manis ke arahnya. Jaehyun terlalu kaget sehingga tak membalas senyuman itu.
Dia malah bangkit, mencuci muka, lalu kembali terduduk di sofa. Taeyong masih di sana, wajahnya berubah khawatir.
Jaehyun sendiri menatap Taeyong bimbang. Walaupun Taeyong ada di sana, tidak berarti semua yg
terjadi semalam adalah kenyataan."Jaehyun, sarapan dulu," kata Ibu sambil mengoleskan selai pada roti yg akan diberikannya pada
Jeffrey."Ntar aja. Mau nonton berita," kata Jaehyun tanpa melepaskan pandangan dari Taeyong yg balas
memandangnya heran."Aku juga nonton berita ah," Taeyong membawa beberapa tangkup roti, lalu duduk di samping Jaehyun.
Sementara Jaehyun menatapnya bingung, Taeyong tersenyum jail, lalu menggenggam tangan Jaehyun
dan menyembunyikannya di balik bantal. Jaehyun hanya bisa bengong.Taeyong menyerahkan setangkup roti berisi telur pada Jaehyun. "Sarapan, Jaehyun."
Jaehyun memerhatikan roti isi itu, merasakan tangan Taeyong yang hangat, lalu menerima rotinya
dengan tangannya yg bebas. Jaehyun memakan roti itu tanpa banyak bicara, karna dia kesulitan
hanya untuk menelannya.Dari dapur, Jeffrey memerhatikan Jaehyun dan Taeyong. Ada sesuatu yg tak diketahuinya, Jeffrey tahu
betul itu."Tae?" panggil Jeffrey membuat Taeyong menoleh sedikit. "Jangan lupa lho, ada pertandingan lagi
ntar siang.""Oh, iya," jawab Taeyong seadanya.
Sebenarnya, Taeyong tak mendengar sepatah pun perkataan Jeffrey -juga perkataan si pembawa berita. Taeyong terlalu senang karna sekarang tangan Jaehyun sedang menggenggam tangannya erat.
-
"Hei, hari ini kamu ada acara nggak?" tanya Taeyong setelah ruang keluarga sepi. Ayah pergi ke kantor, Ibu ke supermarket, sedangkan Jeffrey sudah berangkat kuliah.
"Nggak ada," jawab Jaehyun singkat.
Hari ini, dia memang tidak punya jadwal kuliah.
"Kalo gitu, ayo bergerak!" sahut Taeyong sambil menarik tangan Jaehyun sehingga Jaehyun bangkit.
"Bergerak?" tanya Jaehyun tak mengerti.
"Jalan!" sahut Taeyong ceria.
Jaehyun tahu ini akan menjadi hari yg terpanjang dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hello, sunshine. (Republish)
Fiksi PenggemarJaehyun, Jeffrey dan Taeyong adalah tiga teman sepermainan sejak kecil. Sudah menjadi rahasia umum jika kedua saudara kembar itu menaruh hati pada Taeyong. Semuanya baik saja sebelum Taeyong pindah ke luar negeri. Saudara kembar itu tumbuh dan diper...