34⭐ Dangerous Thing🌟

3.5K 538 54
                                    

14 Februari 1995

Aku pengen pegi ke bufan sama Ayah dan ibu

- Jung Jaehyun.

-

-

-

Jeffrey menegakkan kepalanya. Jantungnya berdegup tak karuan. Bisa-bisanya mereka
kecolongan saat waktu sudah tinggal dua belas detik lagi. Jeffrey merasa semua semangatnya
lenyap. Mereka akan kalah.

Jeffrey melirik ke arah temannya yg lain. Wajah mereka masih bersemangat. Doyoung menganggukkan
kepalanya. Jeffrey jadi merasa malu telah putus asa duluan. Jeffrey balas mengangguk mantap.

"Ya ampun... Ini saat2 menegangkan... Bola ada pada Shownu, 10 detik lagi... Sial, Shownu dikepung oleh dua orang... tujuh detik lagi... Shownu masih belum bisa juga melepaskan diri... LIMA DETIK LAGI! Shownu meleparkan bolanya asal saja! Di saat2 penting begini! Apa sih yg dia pikir -Oh, ternyata ada Jeffrey! Dua detik lagi! Jeffrey menembak dari jarak yg sangat jauh!"

Jeffrey menunggu detik2 ini, bersama kira2 ratusan orang lainnya. Bola itu sepertinya melenceng dari ring... Jeffrey bisa mendengarkan tanda pertandingan berakhir tepat saat dia menembak tadi... Semuanya serasa menjadi slow motion bagi Jeffrey saat melihat bolanya bergerak lamban menuju ring. Tampaknya arahnya oke2 saja...

"MASUUK!!" seru announcer, membuat semua orang bersorak dengan gegap gempita.

Jeffrey belum sepenuhnya lega. Semua orang yg ada di lapangan belum sepenuhnya lega.
Mereka tahu di papan nilai tim UII belum bertambah.

"Oh, tunggu sebentar... Tim UII belum tentu menang! Jeffrey memembak tepat saat bel
pertandingan selesai! Kita dengarkan keputusan wasit!"

Suasana mendadak hening dan semua mata menatap sang wasit. Mendadak dia membuat
pergerakan dengan kedua tangannya.

"Basket count!!" serunya, membuat kaki Jeffrey lemas seketika.

Seketika suasana menjadi heboh lagi saat melihat kedudukan berubah 86-85 untuk kemenangan
tim UII.

Jeffrey tidak sadar saat teman-temannya menyerbu dan menabrak tubuhnya yg lemas. Pikiran Jeffrey kosong dan dia hanya bisa melihat langit yg biru cerah. Jeffrey terlalu senang untuk
merasakan pukulan dan pelukan kencang dari teman-temannya dan Reno.

"Hebat lo Jef!" seru Doyoung sambil mengacak-acak rambut Jeffrey yg basah.

"Dengan demikian, tim UII menang 86-85 atas tim UK! Piala Turnamen UII Cup tetap di tangan
tuan rumah! Good game, guys!"

"JEFREEYYYY!" seru SOMI dan TAEYONG bersama dari pinggir lapangan sambil melambai-lambaikan
tangan. Jeffrey bergegas mendekati mereka setelah bisa membebaskan diri dari teman temannya.

"Gila, kamu keren banget!" seru Taeyong sambil memeluk Jeffrey penuh rasa haru.

Jeffrey nyengir lalu ber-high five dengan Somi yg juga nyengir lebar.

"Lo emang jago, Jef," kata Somi sambil mengacak rambut Jeffrey.

"Thanks," kata Jeffrey lagi. "Ini kado buat lo Taeyong, sebelum lo berangkat ke Amrik."

"Hua... kadonya bagus banget! Aku sampe deg-degan tadi!" sahut Taeyong dengan mata berkaca kaca.
Jeffrey hanya nyengir melihat ekspresi Taeyong. Dengan begini, dia sudah membuktikan kepada
Taeyong kalau dia bukanlah anak kecil yg cengeng lagi.

Tahu-tahu, Jeffrey melihat sosok Jaehyun yg sedang berdiri di sebelah pohon tak jauh darinya.

Tatapan Jaehyun tak sinis seperti biasa. Jeffrey merasa Jaehyun sedang memberinya selamat melalui matanya itu.

hello, sunshine. (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang