"Bisa-bisanya Ayah ngedatengin Taeyong ke sini." kata Jeffrey antusias.
"Bukan gitu. Sebulan yg lalu Taeyong telepon ke sini, katanya dapat nomor telepon rumah kita dari kamu. Taeyong yang ngomong ke Ayah kalo mau ke sini pas ulang tahun kalian, sekalian dia lagi habis lulus SMA," jelas Ayah kepada Jeffrey, lalu menghirup kopi.
"Wah? Udah lulus SMA? Udah gede dong," goda Jeffrey, membuat pipi Taeyong bersemu.
"Ya iyalah, masa SMA melulu," kata Taeyong sambil mengawasi Jaehyun dari sudut matanya. Jaehyun masih tak bereaksi.
"Trus, trus, gimana kamu selama di sana?" tanya Jeffrey lagi, tak sabar. Jeffrey benar benar ingin
mendengar apa saja yang Taeyong lakukan selama ini.Ayah mengernyit pada Jeffrey. "Sabar dong, Jef. Masih banyak waktu. Sekarang, kita tentuin aja
dia bisa istirahat di mana."
Mata Jeffrey membelalak, sementara Jaehyun bergerak sedikit mendengar perkataan Ayah."Taeyong nginep di sini, Yah?" seru Jeffrey, mewakili keingintahuan Jaehyun.
"Nggak, di kantor Ayah. Ya di sini dong, Jef, dia kan tamu kita?" Ayah melempar senyum kepada
Taeyong"Dia nanti bakal di kamar kamu. Kamu ntar sama Jaehyun." sambung Ayah.
Jeffrey bengong sesaat, tapi segera tersenyum ke arah Taeyong yg tampak menatap Jaehyun dengan pandangan khawatir.
"Ya udah, demi Taeyong, aku mau deh tinggal di kandang sapi," kata Jeffrey, lalu tertawa kecil.
"Kalo lo keberatan, lo bisa tidur di sofa depan TV," tandas Jaehyun dan bangkit.
"Mau ke mana kamu?" sahut Ayah, tak bisa menyembunyikan nada geramnya.
"Ke WC," jawab Jaehyun singkat, lalu berjalan menuju kamar mandi. Taeyong memandanginya sampai dia menghilang ke kamar mandi.
Ayah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Maaf, ya Yongie. Emang tabiatnya begitu."
"Hah? Oh, nggak apa apa kok, Om," kata Taeyong sambil tersenyum kikuk.
"Ya udah, sekarang kamu pindah-pindahin koper kamu ya, dibantu sama Tante dan Jeffrey. Om
harus ke kantor nih, udah telat," Ayah bangkit sementara Taeyong mengangguk."Ayo," Ibu mengajak Taeyong ke kamar Jeffreu begitu Ayah menghilang di balik pintu depan.
Langkah Taeyong tiba tiba terhenti di depan kamar Jaehyun saat Ibu dan Jeffreu menaruh barang barangnya di kamar Jeffrey.Di pintu kamar itu tertempel gambar tengkorak dengan tulisan
'Biohazard. Dangerous.' sementara pita kuning panjang bertuliskan 'Police Line. Do not Cross.'
ditempel melintang.Taeyong tersenyum geli, bertanya-tanya dari TKP mana Jaehyun berhasil mencurinya, lalu membuka pintu kamar itu dengan hati hati.
Saat Taeyong menginjakkan kaki di kamar itu, dia merasa seperti sedang masuk ke dunia lain.
Seperti sedang menonton konser berpuluh-puluh bintang rock sekaligus.Taeyong berdecak kagum
melihat kamar itu. Hanya langit-langitnya yg bersih dari poster.
Sambil menghindari berbagai benda di lantai, Taeyong berjalan hati hati ke arah meja belajar Jaehyun -yang sepertinya sudah berubah fungsi. Alih alih buku teks, di meja itu berserak berbagai macam CD. Taeyong mengambil satu secara acak. Ternyata Sex Pistols 'Anarchy in The UK'."Seleranya boleh juga," gumam Taeyong sambil tersenyum. Saat dia hendak berbalik untuk
mengagumi hal lain, Jaehyun sudah berdiri di ambang pintu. Taeyong terlonjak kaget."Lagi ngapain lo?" tanya Jaehyun curiga.
"Ng... lagi liat liat aja," jawab Taeyong, salah tingkah.
Dia bersandar pada meja, menggapai barang apa saja di atasnya untuk dijadikan alasan, tapi yang terambil ternyata celana boxer Jaehyun.
Taeyong bengong sesaat, lalu melemparnya. Wajahnya langsung merah padam.
"Oh, sorry, aku nggak..."Jaehyun meraih boxer yang dilempar Taeyong, lalu memasukkannya ke keranjang pakaian kotor tanpa
bicara. Taeyong mengamatinya. Jaehyun merasakan tatapan Taeyong, tapi dia mencoba untuk tidak peduli.Jaehyun malah memunguti pakaian kotor yang berserakan di kamarnya.
Ketika Taeyong baru akan membuka mulut, Ibu dan Jeffrey muncul di pintu."Lho, Yongie? Ngapain di sini? Semua barangmu udah di kamar Jeffrey lho," kata Ibu.
"Ng... Tante? Boleh nggak kalo aku tidur di sini aja?" pinta Taeyong membuat semua orang yang mendengarnya melongo. Tumpukan baju yang tadinya digendong Jaehyun melorot dan berjatuhan.
"Hah? Di kamar Jaehyun? Berantakan dan nyeremin gini?" seru Jeffrey tak percaya.
"Please... boleh ya?" Taeyong mengeluarkan tatapan memohon. Ibu melempar pandangan ke arah Jeffrey yang hanya mengangkat bahu.
"Yah... boleh sih, tapi-"
"Kata siapa boleh?" potong Jaehyun cepat.
"Kenapa nggak di kamarnya Jeffrey aja, sih? Nyusahin
orang aja," sambungnya sambil kembali memunguti baju-bajunya yang terjatuh.Taeyong menatap Jaehyun sedih. Ibu langsung menghela napas, tidak habis pikir dengan sikap sinis anaknya.
"Apa sih kamu ini, Jae? Ya udah. Jef, ambilin barang-barangnya Taeyong, taro sini. Jae, kamu
beresin kamar kamu sampe bersih," kata Ibu lalu melangkah keluar kamar.Taeyong tersenyum penuh kemenangan ke arah Jaehyun yang langsung membuang muka. Jeffrey mendesah pendek, lalu menghilang.
"Nggak apa apa kan, Jaehyun?" Taeyong mendekati Jaehyun yang bergerak ke meja untuk membereskan CD nya.
Jaehyun tak menjawab. Harum tubuh Taeyong membuatnya tak bisa berpikir. Saat ini, jaraknya dan Taeyong hanya satu meter saja, dan terus berkurang. Jaehyun berbalik cepat dan beralih membereskan gitarnya yang tergeletak di samping jendela.
Melihat tingkah Jaehyun, Taeyong menghela napas. Tak lama kemudian, Jeffrey datang mengantarkan barang barang, lalu pergi lagi setelah mengatakan dengan sangat amat menyesal kalau dia harus berlatih
basket karna sudah dekat pertandingan.Jeffrey berjanji kepada Taeyong untuk pulang cepat karna
ingin mendengar ceritanya.
Kembali tinggal Jaehyun dan Taeyong berdua di kamar.Tapi tidak berlangsung lama. Detik berikutnya, Ibu masuk membawa seprai baru. Taeyong segera menawarkan diri untuk memasang seprai.
Merasa situasinya cukup aman, Jaehyun kembali membereskan CD."Diganti seprainya, Yongie. Takut ada apa-apanya," Ibu mengedipkan mata jenaka ke arah Taeyong yg tertawa kecil. "Tau kan, laki-laki..." lanjut Ibu lagi, membuat Jaehyun memutar-mutar bola mata sambil mendesah panjang.
Jaehyun menoleh sebentar dari kegiatan menyurun CD-nya, lalu terbelalak saat melihat benda yang dipegang ibunya.
"Bu, motif seprai itu bunga2," kata Jaehyun dingin.Ibu dan Taeyong menatap Jaehyun dengan ekspresi bingung.
"Iya. Terus kenapa?" tanya Ibu tanpa rasa bersalah."Seprai motif bunga bunga? di kamarku?," kata Jaehyun lagi dengan penekanan yg lebih di kata 'bunga-bunga' dan 'kamarku'.
"Ini bukan kamar Jeffrey, Bu!"
"Ah, Jaehyun ini. Nggak apa apa, kan? Manis banget, lagi," kata Ibu sambil membentangkan seprai itu ke ranjang Jaehyun, tampak kontras dengan poster Queen di belakangnya.
Jaehyun menatap seprai itu jijik sesaat, geleng geleng kepala, lalu meletakkan CD-CD-nya begitu saja di meja dan bergerak menuju pintu.
"Aku sumpah nggak akan masuk lagi ke kamar ini selama seprai itu masih di sana," kata Jaehyun
dengan wajah masam sebelum keluar dari kamarnya. Ibu dan Taeyong terkikik bersama.Tbc
Tolong Taeyong jangan lupa cuci tangan ya abis pegang boxer Jaehyun wkwkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
hello, sunshine. (Republish)
Hayran KurguJaehyun, Jeffrey dan Taeyong adalah tiga teman sepermainan sejak kecil. Sudah menjadi rahasia umum jika kedua saudara kembar itu menaruh hati pada Taeyong. Semuanya baik saja sebelum Taeyong pindah ke luar negeri. Saudara kembar itu tumbuh dan diper...