DUA bulan berlalu semenjak kejadian itu. Taeyong masih di Indonesia. Dia sudah memutuskan tinggal di sini sementara. Taeyong masih mencintai Jaehyun , apa pun konsekuensinya.
"Taeyongie? Udah makan?" tanya Tante Boa ramah. Wajahnya tampak lebih tua dari biasanya. Taeyong memakluminya. Tante Boa pasti sangat lelah.
"Belum, Tante. Belum laper," kata Taeyong, lalu memandangi fotonya bersama Jaehyun dalam pigura yang dulu pernah dibelinya.
Jaehyun tampak sangat lucu di foto itu. Dia sedang tersenyum, hal yg jarang dilakukannya. Tak terasa air mata Taeyong menitik.
Tante Boa menghampiri Taeyong, lalu memegang pundaknya
lembut. Taeyong balas memegang tangan itu.Segalanya memang sudah berubah. Padahal, Taeyong sempat berpikir bahwa tak akan ada yg berubah.
-
"Ngapain lo?" Jeffrey mengambil tempat duduk di gazebo. "Mau gue temenin?"
Jaehyun tersenyum simpul, lalu mengangguk pelan. Walaupun demikian, matanya menatap kosong ke arah kolam renang. Jeffrey mencoba untuk tak menatap Jaehyun lama2, lalu memutuskan untuk melihat kolam renang juga.
"Eh Jae, tadi gue menang pertandingan persahabatan lho." Jeffrey coba mencairkan suasana.
Jaehyun menelengkan kepalanya. Matanya berkedip-kedip lugu. "M.. VP?" tanyanya pelan.
"Gue dapet juga," kata Jeffrey sambil terkekeh. "Hebat kan, adek lo nih?"
Jaehyun mengangguk-angguk kecil. Tangannya terulur untuk mengambil minum. Jeffrey bisa melihat tangan itu bergetar hebat. Jeffrey segera membantunya untuk minum.
Jeffrey hampir2 tidak bisa menahan emosinya saat Jaehyun minum dari gelas yg dipegangnya.
Kakaknya yg supertangguh bisa menjadi selemah ini hanya karna ulah si brengsek Mingyu. Jaehyun sekarang sama rapuhnya dengan balita. Dia nyaris tidak bisa melakukan apa pun sendiri.
Beberapa sarafnya sudah tidak bekerja. Jaehyun memang masih bisa berjalan, tapi itu pun harus
pelan2, dan harus ada yg menemaninya karna siapa pun tidak ingin dia jatuh lagi.Kira2 dua bulan yg lalu, Jaehyun dinyatakan sembuh dengan cacat sementara. Tim dokter sudah
melakukan yg terbaik dan menurut Ayah dan Ibu Jaehyun memang sudah waktunya pulang ke rumah."Jae? Somi titip salam," kata Jeffrey setelah Jaehyun selesai minum.
Jaehyun memandang Jeffrey ingin tahu. "So-mi??"
Jeffrey terenyak. Ingatan Jehyun menurun drastis selama beberapa hari ini. Dia sudah lupa pada kedua teman baiknya Johnny dan Yuta, dan sekarang dia justru sudah melupakan Somi.
Jeffrey tak ingin Jaehyun melupakan dirinya.
Benar2 tak ingin.
-
Hari ini hari yg sangat cerah. Jaehyun melemparkan pandangannya ke luar jendela dari tempat tidurnya, lalu menghela napas. Ini waktu yg tepat. Jaehyun mengumpulkan segenap tenaganya, memejamkan matanya sesaat, lalu bangkit.
"Jaehyun? Sayang? Mau ke mana?" tanya Ibu saat Jaehyun keluar kamar.
"Pergi," jawab Jaehyun nyaris berbisik.
Ibu hanya mengernyitkan dahinya.
"Oh iya, ada hadiah buat Ayah sama Ibu di kamar. Nanti dilihat ya," katanya lancar.Ayah, Ibu, dan Jeffrey saling pandang. Ini pertama kalinya Ares berbicara lancar setelah keluar dari rumah sakit. Seketika, harapan mulai membuncah di dada mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/194119591-288-k169390.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hello, sunshine. (Republish)
Fiksi PenggemarJaehyun, Jeffrey dan Taeyong adalah tiga teman sepermainan sejak kecil. Sudah menjadi rahasia umum jika kedua saudara kembar itu menaruh hati pada Taeyong. Semuanya baik saja sebelum Taeyong pindah ke luar negeri. Saudara kembar itu tumbuh dan diper...