Happy reading
.
.
.
.
1,5 tahun kemudian
Seorang gadis berlarian menuju rumah dinasnya, mengabaikan beberapa orang yang memanggil namanya. Gadis berhijab itu terus saja berlari dan sesekali menyusut air matanya yang jatuh mengalir dari mata lentiknya. Gadis itu masuk kerumahnya dan segera menuju kamarnya.
Memandang sebuah foto seorang perempuan berhijab yang tidak pernah dia temui selama 23 tahun hidupnya. Wanita tangguh yang sudah mengorbankan nyawanya demi dirinya lahir di dunia ini.
Gadis itu mendekap foto itu di dadanya. Masih dengan air matanya yang berlinang membasahi pipinya. "Bunda.. hiks... Lea gagal bunda.. hiks... Lea gagal masuk tentara" gadis itu menangis sesenggukan.
Ceklek
Seorang pria paruh baya dengan seragam dorengnya menatap Putri semata wayangnya itu telah gagal menjadi seorang dokter tentara karena satu hal. Azlan masuk ke kamar Azalea dan membelai kepalanya yang tertutup hijab.
"Udah dek. Mungkin ini udah takdirnya adek gak jadi dokter tentara, tapi adek bisa jadi dokter, bunda pasti bangga sama kamu nak" Azalea mengusap air matanya kasar. "Lagipula adek kan anak ayah satu-satunya, ayah gak tega kalau adek masuk dunia militer"
Azalea memeluk sang ayah, menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya. Harusnya Azalea menyadari bagaimana sang ayah menyayanginya dan menjaganya dengan baik sebagai singel parents.
"Maafin Lea yah" Azlan mengangguk dan mencium puncak kepala sang anak. Anak yang sudah dia jaga dan dia rawat seperti anak sendiri, eh itu iklan deh.
Azaleanya kini sudah besar, beranjak dewasa. "Dek, gimana kalau cari suami tentara aja?" Goda Azlan.
"Ayaaaaahhhhhhhhhhhh"
💉💉💉
Azalea kini tengah duduk di sebuah taman. Masih ada waktu satu jam setengah sebelum menjemput saudara sepupunya Reyka yang baru saja selesai AKMIL. Iri? Sedikit. Setelah menerima telepon dari sang ayah berpesan agar dia tidak Sampai lalai dengan janjinya menjemput sang sepupu.
Lelaki berpakaian casual berwarna hijau duduk disamping Azalea yang masih saja memejamkan matanya. Menikmati angin sepoi-sepoi sore hari. Kesibukannya yang mengurus Uji kompetensi sebagai dokter. Menyita waktunya bersama sang ayah tercinta.
Arsa berdehem sebagai tanda dia ada disana. "Ehem" suara berat itu berdehem, membuat Azalea membuka matanya dan segera menoleh kearah kanan. "Haiy. Maaf saya duduk disini" Azlea mengangguk.
"Maaf saya sudah ganggu kamu menenangkan pikiran. Saya Arsa" menjulurkan tangannya untuk berkenalan. Azalea menangkupkan tangannya di depan dada.
"Lea"
"Lagi sedih ya? Kelihatan dari wajahnya" Azalea mengangguk.
"Ya gitulah"
"Mungkin mau cerita? Saya siap aja dengarkan kamu" Azalea diam, menimbangnya. "Nanti kita bisa saling cerita" Azalea mengangguk.
"Saya tidak lolos seleksi AKMIL. Padahal itu cita-cita saya dari kecil. Tapi ya memang sudah takdirnya seperti ini" Arsa mengangguk.
"Perwira karir kah?" Azalea mengangguk.
"Saya juga gagal jadi AL" Azalea memandangnya kaget.
"Seriusan?" Arsa mengangguk.
"Gak percaya ya?" Azalea mengangguk. Arsa tertawa terbahak-bahak.
"Badan kamu bagus gitu? Eh upsss maaf" Azalea menutup mulutnya.
Bego Lea, rem mulut Lo. Rutuk Lea dalam hati.
Arsa hanya tertawa mendengarnya. Melihat Azalea wajahnya memerah malu, dia jadi gemas sendiri pengen cubit pipi Azalea. Arsa memandang wajah Azalea yang sibuk melihat jam di tangannya.
Bang Reyka 💂
Jadi di jemput kan?Azalea menaruh kembali hapenya di samping Arsa. Arsa mengamati casing hp Azlea yang bergambar sneli.
Dokter kah?. Batinnya bertanya
"Maaf saya harus pergi. Terimakasih sudah mau mendengarkan cerita saya. Saya merasa lega" Arsa mengangguk.
"Sama-sama. Hati-hati dijalan" Azalea mengangguk dan meninggalkan Arsa.
Kita akan bertemu lagi Lea, calon ibu Persit. Batin Arsa
💂💂💂
Arsa pulang kembali ke mess. Dia akan bersiap melakukan apel malam. Arsa sebagai Danton sedikit kurang fokus dengan anggotanya. Mood Arsa sedang sangat baik sekali mengingat pertemuan dengan Lea.
Lea
Lea
Lea
Jadi ingin bertemu lagi dengannya
Arsa mengamati sekitar yang sudah selesai melakukan apel malam. Sepi sekali. Arsa berjalan mencari makan di warung langganannya bersama Farhan dan yang lainnya.
Disana dia bertemu dengan Azlan yang juga membeli makanan disana. Arsa menghampirinya dan memberikan hormat kepada Azlan.
"Siap selamat malam komandan" Azlan mengangguk. "Selamat malam. Sedang makan malam disini juga Arsa?" Arsa mengangguk.
"Siap. Iya komandan. Komandan sendiri?" Tanya Arsa kepo. Dia sudah mendengar dari temannya dan atasannya bahwa Azlan adalah seorang duda anak satu. Istrinya meninggal saat melahirkan anaknya, tapi dia tidak mau menikah lagi.
"Beli saja. Anak saya sedang sibuk belajar buat ujian" Arsa mengangguk dan mempersilahkan Azlan duduk. "Ijin komandan. Anak komandan lelaki?" Azlan tertawa dan menggeleng.
"Perempuan. Kamu belum pernah bertemu dengannya?" Arsa menggeleng. "Kapan-kapan kamu main ke rumah bertemu dengan anak saya"
"Siap. Terimakasih komandan" Azlan mengangguk. "Saya duluan"
Tawaran menikah atau apa ya?. Batin Arsa bertanya
💂💂💂
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasting Love (Tersedia ebooknya Di PlayStore)
Любовные романыDokter ada rencana untuk menikah secepatnya? Saya sudah mengajukan lamaran ke komandan untuk menjadi calon imam dokter" "Hah?"