Pagi gaesss ...
Menemani sarapan kalian, bunda suguhkan Arsa dan Lea...
Jan lupa vote ⭐ and komen...
Happy reading
.
.
.
.Mereka pindah ke rumah dinas siang ini. Azlan sudah lama pindah ke rumah pribadinya sebelum Azalea menikah.
Hal yang pertama kali Azalea lihat adalah dapur. Dapur terlihat bersih dan masih baru semuanya.
"Masih baru semua kak?" Arsa hanya tertawa menanggapi. Entah sudah berapa kali dia tertawa setelah menikah dengan Azalea kemarin.
"Iya, satu minggu sebelum kita menikah. Ibu yang beli semua itu, pakai uangku lah" Azalea hanya mengangguk dan mengambil air minum kemasan di kulkas.
"Harus itu" Azalea nyengir. Arsa merebut botol milik Azalea dan ikut meminumnya.
Kok jadi deg-degan gini ya lihat kak Arsa minum satu botol. Batin Azalea.
"Tahu gak waktu beli peralatan tempur ini semua, ibu bilang gini" Arsa berdehem menirukan gaya sang ibu saat memarahinya.
"Kamu harus punya peralatan dapur lengkap Sa, gak boleh ada yang kurang. Ini itu jaman modern Sa, masa kamu nyuruh istrimu masak pakai batu" Azalea tertawa melihat Arsa sangat fasih menirukan gaya ibu mertuanya.
Arsa mendekat dan mencium bibir Azalea sekilas. Memeluk pinggang Azalea agar lebih dekat dan kembali menciumnya lebih dalam.
Tok tok tok
Arsa melepaskan ciumannya dengan Azalea. Dia mengeram tertahan.
Kodok. Ganggu aja orang lagi asyik sama istri. Batin Arsa.
"Siap selamat siang Danki" serda Tito memberi hormat pada Arsa.
"Hmm" sangat malas meladeninya. Dia masih marah karena ciumannya tadi dihentikan.
Azalea ikutan melihat di depan. Melihat wajah tak bersahabat dari Arsa membuatnya menahan tawa. Membelai lengan Arsa.
"Maaf mengganggu bu. Saya hanya menawarkan bantuan, siapa tahu Danki dan ibu butuh bantuan saya" alasan Serda Tito. Aslinya dia ingin melihat langsung wajah Azalea yang menjadi rebutan ketiga abang asuhnya.
"Angkat kedua kardus di mobil dan bawa ke dalam. Cukup taruh di depan kamar saya" jelas Arsa.
"Siap Danki" Tito keluar dan menuju mobil Arsa, melaksanakan perintah.
"Namanya siapa kak?" Tanya Azalea saat di dapur membuat minum ditemani Arsa.
"Titit eh Tito" kelakar Arsa. Azalea hanya menggelengkan kepalanya.
Absurd gini beneran suami tentara gue?. Batin Azalea
💉💉💉
I love it when you call me señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is ooh la la la
It's true, la la la
Ooh, I should be running
Ooh, you keep me coming for youArsa memutar lagu ini di ruang tengah saat dia membantu Azaleanya bersih-bersih rumah. Arsa kebagian mengelap perabotan, sedangkan Azalea sudah selesai menyapu dan mengepel, giliran Arsa yang mengelap perabotan dan foto-fotonya.
Azalea ikut bernyanyi bersama Arsa. Azalea yang tengah asyik memasak dikagetkan dengan sebuah lengan melingkari perutnya. Dia sudah sangat hafal dengan aroma parfum si pelaku.
"Masak apa?" Tanyanya pada Azalea yang asyik memotong sayur.
"Sayur sop sama ayam goreng. Kakak udah selesai?" Arsa mengangguk di bahu Azalea.
"Senorita" bisiknya di telinga Azalea.
Ya Allah godaan pagi hari lagi nih. Batin Azalea.
"Aku panggil kamu Senorita aja" Azalea menggeleng. "Sayang udah pernah, honey sudah, sugar sudah, manis ya?"
"Kakak kira aku kucingnya Janet yang dipanggil manis?" Arsa tertawa.
"Makanya panggil Senorita" Azalea mengedikkan bahunya.
"Terserah kakak, semerdeka kakak aja. Empat hari panggilannya selalu beda-beda" Arsa kembali tertawa.
"Mandi gih, bentar lagi udah matang" Arsa mengangguk di bahu Azalea. "Nanti jemput Rena ya kak di rumah Ayah"
"Iya Senorita" bisiknya menggoda di telinga Azalea.
Cup
Mencium bibir Azalea lalu lari menuju kamar mandi. Azalea geleng-geleng kepala melihatnya.
Sukanya bikin baper gue aja. Batinnya.
💉💉💉
Mereka sedang berada di mobil menuju rumah pribadi Azlan untuk menjemput Renata.
"Assalamualaikum, ayah" Azalea membuka pintu. Azlan yang sedang menggendong Renata menghampirinya.
"Mana Arsa?" Tanya Azlan yang tidak melihat sang menantu.
"Assalamualaikum yah" Arsa mencium tangan Azlan.
"Waalaikumsalam. Jadi ke makam bunda sekarang?" Tanya Azlan pada keduanya.
"Iya yah. Satu mobil aja sama saya" Azlan mengangguk dan memberikan Renata ke Azalea.
Azalea bersama Renata ada di belakang, Azlan di samping Arsa yang sedang menyetir mobilnya.
Permintaan Arsa setelah menikah adalah ingin mengunjungi makam bunda mertuanya di Bandung.
Azalea tengah menidurkan Renata di kasur mobil yang disiapkan Arsa.
"Jadi kenapa kalian gak bulan madu?" Tanya Azlan.
Uhuk..uhuk..
Azalea terbatuk mendengarnya. Arsa melihatnya ingin tertawa.
"Nanti yah, Lea mau ujian katanya" Arsa yang menjawab.
"Ya udah kalau gitu. Kalau mau bulan madu kabari Ayah, ntar ayah urus cuti kamu" Azalea memeluk ayahnya dari belakang.
"Makasih ayah. Lea sayang ayah" Azlan terkekeh dibuatnya.
Perjalanan yang menempuh waktu dua jam, kini mereka sudah sampai di makam Aila, Inayah dan Dita.
"Itu makam Nenek buyutku kak namanya Dita, ini makam Oma Inara, dan ini makam Bunda Aila" jelasnya dengan memasang wajah sendu.
Setiap kali Azalea kesini, dia selalu sendu. Bunda yang tidak pernah dia temui. Tidak pernah bisa merasakan kasih sayang seorang bunda, membuatnya rindu akan sang Bunda yang sudah lama tiada.
Bunda Lea rindu bunda. Batin Azalea.
Mereka bertiga berdoa disana. Azlan dan Azalea menaruh sekuntum bunga mawar di masing-masing pusara.
Bunda, saya Arsa. Saya janji akan menjaga Lea. Batin Arsa.
Arsa dan Lea kembali ke mobil, membiarkan Azlan menikmati waktu untuk sendirian.
"Assalamualaikum sayang. Kamu apa kabar? Udah kenal dengan suaminya Lea?. Namanya Arsa, dia anaknya Aizan. Masih ingat Aizan kan sayang?. Lettu Aizan Alfarezel yang kamu ceritakan itu. Kita besanan dengan mereka sayang" mata Azlan sudah berair.
"Aku kangen kamu Aila sayang. Aku balik dulu ya. Assalamualaikum" Azlan menghapus air matanya dan berdiri.
Azlan menghampiri Azalea dan Arsa di mobil. Azlan memandang lurus ke depan, pikirannya masih terbayang tentang Ailanya yang sudah meninggal.
"Yah" panggilan Lea menyadarkan Azlan dari lamunannya.
"Kalian kapan kasih ayah cucu?"
💉💉💉
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasting Love (Tersedia ebooknya Di PlayStore)
RomanceDokter ada rencana untuk menikah secepatnya? Saya sudah mengajukan lamaran ke komandan untuk menjadi calon imam dokter" "Hah?"