Waktu seiring terus berjalan, berganti hari demi hari seiring berjalannya waktu. Semakin berjalannya waktu ke depan, semakin banyak perubahan yang pasti akan terjadi
Sudah sekitar 2 atau 3 bulan Aleta sama sekali belum mengabari temannya bahkan Mamahnya sendiri. Mamah Aleta yang semula biasa saja pun sekarang menjadi khawatir. Mamah Aleta lupa kalu waktu itu ia tak meminta nomer telfon Zelva. Bahkan mungkin sekarang Aleta sudah mengganti nomer telfonnya menjadi nomer telfon luar negri
Mamah Aleta sedang berada di ruang keluarga sembari terus memandangi ponsel nya yang ia genggam, berharap ada nomer luar negri yang menelfon dan berharap kalau itu adalah nomer Aleta
"Aku sekarang bener-bener khawatir sama Aleta, sampai sekarang dia belum ngabarin. Apa Aleta terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa mengabari Mamahnya sendiri?" Mamah Aleta menatap sendu handpone yang sedang ia genggam
Mamah Aleta teringat pada Askar, Aleta bicara kalau ia akan mengabari remannya sendiri. Mamah Aleta berfikir mungkin Aleta sudah mengabari Askar lebih dahulu ketimbang Mamahnya. Mamah Aleta pun berfikir untuk menelfon Askar dan akhirnya ia pun mencari kontak nama Askar dan langsung menelfonnya
"Halo" Ucap Askar setelah mengangkat telfon dari Mamah Aleta
"Halo Askar, ini Tante" Jawab Mamah Aleta
"Ada apa Tante? Tumben telfon?"
"Sebelumnya Tante minta maaf sama kamu kalo udah ganggu waktu kamu. Tante cuma mau tanya sama kamu, Aleta udah ngabarin kamu belum?" Tanya Mamah Aleta penuh harap kalau Aleta memang sudah memberi kabar pada Askar
"Enggak kok Tante, aku lagi gak sibuk. Aku juga belum dapet kabar dari Aleta Tante, aku juga lagi nunggu kabar dari Aleta"
"Ya Tuhan... Tante bener-bener khawatir sama Aleta. Sebenernya Aleta itu kenapa sampe sekarang belum ada kabar, apa dia terlalu sibuk sama ker..." Mamah Aleta menggantung kalimatnya, hampir saja ia keceplosan kalau sebenarnya Aleta keluar negri itu untuk bekerja
"Kenapa Tante? Kok gak dilanjutin ngomongnya? Aleta sibuk sama apa?" Ucap Askar penasaran
"E--Apa Aleta terlalu sibuk liburan disana sampe lupa ngabarin Tante? I--Itu maksud Tante" Ucap Mamah Aleta yang terdengar gugup
Askar yang mendengas suara Mamah Aleta terdengar gugup, ia curiga sepertinya ada yang disembunyikan Mamah Aleta. Namun saat ini ia tak mau memperpanjang masalah itu, saat ini ia hanya ingin menunggu kabar dari Aleta
"Emm... Gak mungkin lah Aleta lupa ngabrin Tante karena sibuk liburan. Aku tau Aleta itu anaknya baik, mana mungkin dia kaya gitu"
"Iya, Tante cuma berharap kalau Aleta cepat ngehubungin Tante, karena Tante khawatir banget sama dia"
"Semoga aja ya Tan Aleta cepet kasih kabar?"
"Iya, yaudah kalo gitu, maaf ya kalo Tante udah ganggu kamu"
"Enggak sama sekali kok Tan, kalo Tante bituh apa-apa kasih tau aku aja, aku pasti bantu"
"Iya makasih banget ya, Aleta beruntung banget temenan sama kamu. Yaudah kalo gitu ya Tante tutup telfonnya"
"Iya Tante" Jawab Askar singkat
Setelah itu Mamah Aleta pun menutup telfonnya. Setelah beberapa menit kemudian setelah Mamah Aleta menutup telfonnya ada yang menelfonnya lagi dan itu nomer luar negri, Mamah Aleta pun segera mengangkat telfonnya
"Halo" Ucap Mamah Aleta mendahului pembicaraan
"Halo Mah" Ucap Aleta dengan nada senang
Mamah Aleta yang mendengar bahwa itu adalah suara anaknya langsung meneteskan air mata
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMPA ✔
Teen FictionSetiap orang pasti memiliki hati yang perlu diisi, salah satunya diisi dengan seseorang yang bisa membuat hati merasa bahagia. Tetapi semua itu tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Kita harus bersabar dan menunggu sampai tiba saatnya ada...