Dia Kenapa?

110 6 0
                                    

Adakah cinta yang harus di paksakan? Tentu saja tidak ada. Tapi bagaimana dengan cinta yang harus di pendam demi kebahagiaan orang yang disayang? Semua itu tergantung orang yang memendam perasaannya. Ia rela memendam perasaanya demi melihat orang yang ia sayang bahagia atau menyatakan perasaanya tapi ia takut orang yang ia sayang malah membenci dan menjauhinya. Mungkin ia akan memendam perasaannya sampai tiba waktunya dan entah itu terjadi kapan!

Langit malam selalu terlihat indah yang dihiasi oleh gemerlap bintang dan bulan. Bulan selalu berpindah posisi sedangkan bintang tetap pada posisinya meski bintang jarang terlihat. Terkadang bulan bersinar amat terang tetapi terkadang tidak ada bintang yang ikut bersinar dikala bulan bersinar terang. Meski begitu bintang selalu berada di posisinya dan dekat dengan bulan meskipun ia tak terlihat.

Terkadang orang yang disayangi tak berada disampingmu, tapi di sisi lain ia selalu memantau dan menjaga mu dari kejauhan.

"Vio kamu dimana?" Aleta mengirim pesan singkat pada Viola

"Aku dirumah" Viola membalasnya

"Kok kamu pulang gak ngabarin aku sih?"

"Maaf ya Al, aku lupa ngabarin kamu".

"Iya gak papa kok 😊"

"Kamu lagi seneng ya Al?"

"Kok Vio bisa tau kalo aku lagi seneng?" Gumam Aleta "Enggak kok aku biasa aja" Aleta kembali mengirim pesan singkat namun Viola tidak on, ternyata Viola menelfonnya

"Dreeet..." Telfon dari Viola

"Halo Vi" Ucap Aleta setelah mengangkat telfonnya

"Halo Al, Al kamu lagi seneng ya?" Tanya Viola sembari sedikit meledek

"E--Enggak kok! Aku biasa aja"

"Udah deh, kamu tuh gak bisa bohongin aku, Askar udah nelfon kamu ya?"

Aleta dan Viola memang sudah dekat sebelum Aleta dekat dengan Deon, maka dari itu mereka tau satu sama lain perasaan yang sedang mereka rasakan walau itu lewat telfon atau pesan singkat

"Kok kamu tau? Oh ya! Kamu yang ngasih nomer telfon aku ke Askar ya?"

"Iya maaf ya gak izin sama kamu dulu? Abis gimana di mintanya maksa sambil mohon-mohon gitu, yaudah deh aku kasih"

"Masa sih dia sampe mohon-mohon Vi?"

"Iya beneran! Kayanya Askar suka deh sama kamu"

"Ah kamu ngaco aja kalo ngomong, gak mungkin lah! Oh ya, katanya kamu di Bogor sampe tiga hari Vi?"

"Kata mamah aku suruh pulang aja, takut ketinggalan materi katanya"

"Emm... Berarti besok kamu berangkat ke kampus dong?"

"Iya, tapi aku harus kerumah Tante dulu Al, kamu berangkat sama Deon aja. Eh! Tapi kan sekarang lagi Deket sama Askar, kalo gitu sama Askar aja" Rayu Viola

"Apaan sih Vi! Yaudah soal itu gampang"

"Yaudah kalo gitu Al aku mau beres-beres, soalnya aku mau kerumah Tante"

"Kamu mau nginep? Tapi kan ini udah mau Maghrib Vi"

"Iya aku nginep, aku kerumah Tantenya dianter sama Andre"

"Cie... Yang udah punya pacar, gak jomblo lagi deh. Yaudah kalo gitu sampe ketemu besok di kampus, dah..."

"Apaan sih Al, yaudah dah..."

Hari itu entah mengapa Aleta merasa senang sekali saat Viola bicara Kalau mungkin Askar suka padanya, bayangan akan Askar terus ada di benaknya sampai ia ingat bahwa Deon tidak mengabarinya. Padahal hampir setiap hari Deon mengabarinya meski entah lewat pesan singkat atau menelfon. Karena ia khawatir dengan Deon iya pun mencoba menelfonnya, namun tidak di angkat lalu ia mencoba mengirim pesan singkat namun tidak ada balasan juga. Akhirnya Aleta memutuskan untuk bicara langsung saja pada Deon besok di kampus

HAMPA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang