DelapanBelas

54 5 0
                                    

Seperti halnya air yang memiliki titik didih. Begitu pula dengan kesabaran yang memiliki titik lelah.

Setelah kejadin di kantin pagi tadi, semua penghuni sekolah masih membicarakan tentang kejadian dikantin tadi. Sedangkan Aya masih menatap kosong kedepan dan tidak ingin luka nya di obati oleh sahabat nya.

Dan Rixi seolah-olah tidak merasa bersalah atas perlakuannya kepada Aya. Ia terus berdua dengan dengan wanita yang menjadi titik permasalahan diantara The Angels dengan The Boys.

Rixi. Kekasihnya. Hari ini kembali membuka luka yang baru saja mulai mengering, kembali meretakkan hati yang belum sepenuhnya tersusun, kembali mematahkan hati yang baru saja disatukan, kembali menyakiti hati yang baru saja ia sembuhkan. Semua nya terulang kembali bahkan lebih parah.

Kabar ini sudah sampai ketelinga Alen. Alen benar-benar murka sekarang. Ia bahkan sampai ingin menghabisi Rixi jika ia telah sampai diIndonesia. Beruntunglah Rixi karena Alen sedang berada di Belanda. Dan cuaca dari Belanda ke Indonesia sedang buruk, jadi terpaksa Alen menunda keberangkatannya ke Indonesia.

"Ay, mau pulang? "tanya Naya. "Gak deh, disekolah aja belum bel kan? "tanya Aya kembali. Mereka hanya berdiam tidak menyahut pertanyaan Aya. Mereka sadar bahwa Aya sedang berada dititik terendah milik nya.Aya sudah cukup sabar menghadapi segala tingkah laku Rixi selama ini.

~tett~tett~
Bel pulang pun pada akhirnya berbunyi. Semua siswa dan siswi SMA Hernandez langsung berhamburan keluar kelas. Ada yang duduk-duduk dulu diparkira, ada yang kekantin untuk mengisi perut sebelum pulang, ada yang ngapel sama pacar, dan ada juga yang keperpustakaan untuk mengerjakan tugas,tipikal manusia taat pelajaran nih hehe.

Sama halnya dengan para The Angels. Mereka berjalan beriringan dengan wajah yang super duper datar plus dingin. Tak ada wajah keceriaan. Tak ada ekspresi apapun yang dikeluarkan diwajah mereka berlima.

Sedangkan disisi lain. Para The Boys tengah bercanda tawa dengan Rena dan teman-temannya diparkiran. Mereka terlihat begitu dekat. Terlihat dari cara mereka bersenda gurau. Mereka terlihat seperti menjalin hubungan khusus.

"misi kita mau pulang"ucap Naya datar dengan tatapan dingin menusuk. "yaudah lah ya pulang-pulang aja ga ada yang ngelarang. Ga usah laporan gitu"ejek Shinta.

"idih ge'er noh mobil gue lo dudukin,makanya kalo duduk liat-liat dulu ini mobil siapa"ejek Naya balik dengan smirk khas milik keluarga Althaf.

MAMPUSS.

Malu kan jadinya si Shinta. "belagu banget sih, baru juga mobil kaya ginian"sahut Rena."gini-gini gue hasil kerja sendiri, Bugatti Chiron The Sky. Gue yakin lo ga tau apa itu Bugatti Chiron The Sky"ejek Naya lagi.

Rena dan para anteknya hanya berdiam diri. Entah merasa kalau memang tidak tau atau apa.

"halah hama mah pasti ga tau Naya"tegur Vexa. "Udah yuk caps kita pulang"ajak Aya. "let's go"sahut mereka serempak.

Naya memakai Bugatti Chiron The Sky warna putih-biru

Naya memakai Bugatti Chiron The Sky warna putih-biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PalpitationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang