13

530 73 40
                                    

Jika saja Hanbin lebih dulu tau bahwa jatuh cinta sebegitu menyenangkannya, mungkin puluhan tahun hidup yang telah ia jalani takkan terasa kosong dan sepi.

"Masih betah memandangiku?"

Suara parau nan manis itu berhasil membuat Hanbin kembali melebarkan senyumnya lalu mendekatkan wajah untuk mencuri satu kecupan dari sang wanita.

"Ahjussi, aku harus berangkat kerja" kata Jennie sambil mendorong tubuh Hanbin untuk segera menjauhinya. "Kalau bukan karena kau yang tak henti merengek, demi apapun aku tidak sudi meninggalkan kasurku tadi malam"

"Tapi kurasa kau tak sebegitu menyesal" ujar Hanbin begitu Jennie meninggalkan kasurnya dengan tubuh polos yang ia dibungkus selimut seadanya.

Jennie sungguh tidak peduli, yang ia pikirkan sekarang adalah bersiap untuk berangkat ke tempat kerjanya saat ini. Dunia ini semakin kejam, persaingan untuk mendapat pekerjaan semakin ketat. Tentu, Jennie perlu mempertahankan pekerjan dengan gaji tak seberapa itu.

Baru saja membuka selimut tipis yang sengaja ia bawa ke kamar mandi, Jennie langsung dikejutkan dengan banyaknya bercak merah di hampir seluruh bagian tubuh Jennie. Buruknya, Hanbin nampak meninggalkan banyak bekas di lehernya. Lebih buruk lagi, menggunakan turtle neck di musim panas adalah pilihan yang tak baik dan hanya akan menimbulkan jutaan pertanyaan. Terutama bagi Lalisa, si perempuan bermata bulat yang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi.

"SIAL KIM HANBIN KENAPA BANYAK SEKALI YANG KAU TINGGALKAN?!"

Hanbin kembali tertawa lalu segera berlari untuk bertandang ke kamar mandi. Begitu membuka pintunya, ia langsung mendapat tatapan maut dari Jennie yang kini sedang memegangi beberapa tanda di lehernya.

"Aku kan hari ini harus kerja, Kim Hanbin"

"Ya sudah bolos"

"Mana bisa!"

"Ya sudah, mau kubeli saja cafe milik Woojin itu supaya kau bisa bolos sesuka hati?"

Lagi, Jennie melayangkan sebuah tatapan tajam yang membunuh pada Hanbin. Sementara Hanbin malah tertawa puas dan segera meninggalkan Jennie yang masih berusaha untuk memudarkan tanda di lehernya.

Harusnya Jennie tau, bahwa ada hal yang tak mungkin terjadi di dunia ini. Seperti menghapus bekas cinta yang Hanbin tinggalkan.

Terkadang Jennie sedikit merasa menyesal karena ia begitu menjunjung tinggi hukum yang berlaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terkadang Jennie sedikit merasa menyesal karena ia begitu menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Kalau saja ia lengah dan tak peduli, mungkin gelas gelas kaca itu sudah ia lempar pada Lisa yang sedadi tadi menertawakan Jennie yang memakai turtle neck di musim panas.

"Kau memang sering tidak sehat ya belakangan ini?"

Jennie tidak menanggapi langsung, namun memilih bergumam pelan sambil mencuci gelas terakhir. "Memang benar, sepertinya dia lebih baik membeli cafe ini untukku"

One Night, ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang