"Kabar kamu gimana?"
Yohan menyeruput ice americanonya santai. "Baik aja."
Tatapan Hyewon pun beralih ke arah Jungha. "Jadi dia, ya? Alasan kamu nolak aku."
Jungha yang tadinya tengah menyeruput vanilla latte pun terbatuk.
Sesuai skenario yang mewajibkan mereka berakting layaknya sepasang kekasih, Yohan pun menepuk-nepuk punggung Jungha lembut.
Hyewon tersenyum tipis.
"Pelan-pelan sayang."
gAUSAH PAKE SAYANG ANJIR. MUAL GUE MUAL!
Jungha terkekeh pelan. "Maaf, hehe."
Yohan melotot kepada Jungha kemudian berbisik tanpa suara.
Woi anjir cepetan ambil alih!Gimana anjir? Bibir Jungha turut komat-kamit tanpa suara.
Ya, ambil alih lah. Gak kuat gue akting.
"Yohan?"
Dua insan yang masih sibuk berbisik itu pun kompak menegakkan wajah.
"Ya?" Yohan berdeham kecil.
Hyewon tersenyum, tangannya tampak merogoh tas bermerk itu dan mengeluarkan sebuah kertas di sana.
Tangan gadis itu menaruh kertas di atas meja kemudian mendorongnya mendekat ke arah Yohan.
Dahi Yohan mengerut. Ia sempat menatap Hyewon sebelum memutuskan mengambil kertas itu.
Jungha menoleh penasaran.
Yohan kembali menatap Hyewon. Kali ini dengan tatapan terkejut. "Tunangan?"
Sedangkan Jungha, gadis itu juga sempat terkejut. Namun, sedetiknya, ia tampak mengulum bibir. Menahan tawa.
Gadis itu tahu kemana kisah ini akan berakhir.Hyewon tersenyum. "Iya, orang tuaku udah mutusin bakal jodohin aku sama Peak. Sebenernya aku ke sini mau bilang aku gak mau terima perjodohan ini. Aku mau tetep berjuang buat dapetin hati kamu. Tapi, setelah aku liat kamu udah ada dia, aku tiba-tiba berubah pikiran."
Hyewon mentap Jungha sedikit sinis. "Aku memutusin buat nerima perjodohan ini. Kalian masih pacaran, kan? Hubungan kalian belum resmi. Suatu saat bisa aja kalian pisah. Dan saat itulah aku bakal dapetin Yohan lagi."
Hyewon menyeringai. "Bagaimana pun caranya."
Yohan menelan ludah.
Sedangkan Jungha, gadis itu tidak peduli dengan ocehan Hyewon. Malahan dia diam-diam melantunkan lagu X1-ma dalam hati.
"Yohan, kamu harus dateng. Private party dan bakal diadain di kapal pesiar. Ajak juga dia, itu pun kalo dua bulan ke depan kalian masih bertahan."
Hyewon pun berdiri dari duduknya. Ia melangkah keluar tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Jungha menoleh ke belakang, memastikan gadis itu sudah pergi. "Kasihan gue sama Peak. Dijadiin pelampiasan doang."
Sedangkan Yohan, lelaki itu malah terbengong.
Dia tidak terima.
Harusnya, Yohan yang mengakhiri.
Dia yang harusnya meninggalkan dan membuat gadis itu menangis.
Oke, ini berlebihan. Tapi, itulah yang Yohan rencanakan.
Ia sebenarnya ingin pamer pada Jungha.
Argh, semua berantakan.
Jungha menyender di sandaran kursi. "Wah, lucu ya. Padahal niatnya kita yang berencana buat dia cengo. Ini malah sebaliknya. Ckck ... nasib lo emang mengenaskan. Ditinggal tunangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Lacuna • Kim Yohan
FanfictionHanya tentang Yohan yang rela menyuruk terlalu dalam guna membaca gadis itu. Dan tentang Jungha yang cukup sering mengecapi kepedihan hingga sukses menyulap diri menjadi manekin ceria yang begitu apik bersembunyi. Pada akhirnya, salah satu dari mere...