revenge

2.3K 483 134
                                    

"Akhir-akhir ini, kasus pembulian udah jarang terjadi, ya?" Yeri menunggu petugas kantin untuk menaruh beberapa lauk di nampan makanannya.

Dongpyo tersenyum sumringah begitu tahu menu hari ini adalah daging. "Oh, nonton berita tadi pagi pasti. Iya, nih, katanya pihak sekolah kian gencar memperketat pemantauan para murid. Keren menurut gue."

Yeri mengangguk setuju. "Para oknum pembulian itu mestinya dihukum penjara! Kesel aja gue liat pembuli-pembuli sok kuasa gitu."

Dongpyo mencibir. "Halah, pas liat ada pembuli juga lo kicep duluan, sok sok kesel lagi."

"Yeuu, coba aja lo di posisi gue, pasti kicep juga kan lo, bantet! Ye gak, Jung?"

Jungha hanya diam. Ia menatap kosong nampan miliknya.

"Woi cepetan dong! Yang lain juga pengen makan kali!"

Yeri mendorong Jungha, mereka menyingkir lalu meminta maaf. Dongpyo pun mengekor.

Dongpyo menatap mengedar, mencari tempat kosong dan berhasil menemukan satu tempat yang strategis. "Itu di pojok. Sepi, cocok buat makan sambil bergosip mesrahh."

Yeri memukul kepala Dongpyo keras, membuat lelaki itu meringis. "Tobat, astaga, tet, tobat!"

Mereka berjalan menuju meja tersebut. "Tat, tet, tat, tet, enak aja! Gue itu masih dalam masa pertumbuhan!"

Yeri hanya mencebik.

Jungha mengikuti langkah dua orang temannya. Sedari tadi, ia berjalan dengan tatapan kosong.

Ia tak sadar bahwa Yohan tengah mengincar kesempatan untuk melancarkan aksi.

"Sekarang."

Yohan memerintahkan lelaki berkaca mataㅡWonjunㅡdi depannya untuk menjalankan misi.

Wonjun mengangguk patuh. Ia pun berdiri, membawa nampan kosong lalu dengan sengaja menjengkang kaki Jungha.

Debuman dan suara nyaring dari nampan Jungha sukses menarik perhatian banyak orang.

Jungha jatuh dengan isi makan siangnya berserakan di lantai.

"Anjir!"

"Masukin story ig, cepetan!"

"Tuh cewek jalan pake mata kagak sih?"

Semua orang tengah berbisik-bisik dan hanya menonton.

Yeri dan Dongpyo terbengong di tempat. Mereka masih belum percaya dengan situasi yang baru saja terjadi. Ah, mereka memang tidak berguna di situasi seperti ini.

Kedua tangan Jungha mengepal. Ia menunduk malu. Di lain sisi, emosi di kepalanya tengah bercampur aduk.

Saat ia hendak bangkit, Yohan terlebih dulu menghampiri Jungha. Meraih punggung dan kaki gadis itu bersamaan.

Yohan menggendong Jungha lalu pergi dari kantin.

"Yohan? Anjir!"

"Ternyata Yohan baik banget!"

"Sumpah keren banget si Yohan!"

"Mereka pacaran gak, sih?!"

Jungha melotot, mau tidak mau ia mesti mengalungkan tangan di leher Yohan.

What the hell he's doing right now?

Sedangkan, Yohan hanya tersenyum miring.

Misi pengembalian citranya;berhasil.

Siap menuju misi selanjutnya.




[✓] Lacuna • Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang