the liars

865 142 48
                                    

"Ya, Tuan. Sampai sekarang Non Jungha berpikir kalau Jinwoo masih di Shanghai sama nyonya. Ohiya, Tuan, mengenai pernikahan baru nyonya, apakah boleh saya beri tahu Non?"

Mendadak, Bibi Han mendongak ke arah lantai dua dengan panik begitu mendengar pintu kamar Jungha tertutup dengan keras.

Bibi Han buru-buru menutup telepon dan bergegas meniti tangga untuk memeriksa lantai atas.

"Non?" panggil bibi Han setelah mengetuk pintu kamar Jungha sebanyak dua kali.

Hening, tidak ada jawaban.

"Non Jungha?" panggil bibi Han sekali lagi.

Akhirnya, ia memberanikan diri memutar kenop pintu tersebut lalu perlahan membukanya.

Suara gemericik air terdengar lantas tak selang beberapa lama, Jungha keluar dengan posisi tangan di atas perut. "Gila, perut gue sakit banget abis makan samyang. Mana masih pagi giniㅡoh? bik Han?"

Jungha melangkah mendekat dengan tatapan heran yang dibuat-buat.

"Ada apa, Bik?" tanya Jungha dengan tampang polos.

Berbanding terbalik dengan bibi Han, wanita tersebut malah berdiri di ambang pintu dengan gelagat gelisah. "Nggak Non, kaget aja tadi denger suara pintu ... anu, omong-omong, gimana kabar temen Non yang masuk rumah sakit? Udah siuman?"

Jungha bersidekap, netranya menelisik raut wajah bibi Han. Sedangkan yang diperhatikan berusaha keras agar terlihat biasa padahal jauh dalam diri cemas bukan main.

Tentu saja cemas. Bibi Han takut Jungha mendengar percakapannya dengan Tuan Jack, ayah Jungha.

"Udah, kemarin." Jeda sebentar lalu Jungha lanjut bersuara, "Dan bibik tadi darimana? Aku sampe rumah sepi banget."

Netra Jungha menatap bibi Han lekat-lekat.

"Itu ... a-anu, Non. Tadi dari dapur. La-lagi masakin makanan buat Non," ujar bibi Han gelagapan.

"Oh, maaf ya Bik, tadi ga sempet salam, soalnya perut udah sakit banget jadi buru-buru ke kamar mandi deh."

Beberapa detik kemudian bibi Han menghela napas lega.

Sudut bibir Jungha terangkat tipis.

Bibi Han mengibaskan tangan cepat. "Eh, ndak apa-apa, Non. Lagian situasinya Non genting," ucap bibi Han dengan nada jenaka. Melempar candaan berharap Jungha tertawa bersamanya.

Namun, alih-alih tertawa, Jungha malah tersenyum miring.

"Bibik masak apa, btw?"

Kini, bibi Han kembali memasang raut wajah panik. Namun, dengan cepat dinetralisir apik. "A-ah, perut Non kan lagi gak enak tuh, mau bibik buatin sop bening?"

Jungha tersenyum kecut. Kemudian, ia mengangguk tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

You can't even lie to me, Bik.

Cause, your eyes tell everything.

Bibi Han meletakkan semangkuk sup dengan asap yang masih mengepul di depan Jungha.

Jungha menatap kepulan asap yang perlahan lenyap saat mencapai ketinggian tertentu. Gadis itu kembali bersuara tanpa berbalik dari kursi makannya.

"Bik."

"Iya, Non?"

Tangan Jungha menyentuh sendok, lantas mengaduk-aduk sup bening itu di depannya. "Kenapa manusia berbohong?"

[✓] Lacuna • Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang