Bonus Chapter : spring

706 117 167
                                    

even though we never said it each other, we knew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

even though we never
said it each other, 
we knew. -  anonymous.

  
 
 

Spring.
Seoul, South Korea

 
 

Jungha melirik pergelangan tangan lantas menggerutu pelan. "Dia kemana, sih? Mana lima belas menit lagi bakal mulai seminarnya."

Ia mulai melempar pandangan pada mahasiswa yang mulai berdatangan dan menempati kursi kosong di aula. Pengurus seminar terlihat sibuk berlalu-lalang di atas panggung sana.

Aula ini sendiri didesain miring persis bioskop, bedanya aula ini dilengkapi meja panjang dan dilengkapi eksistensi dari beberapa kotak laci. Letak lacilah yang sekaligus menandakan batas tertentu yang bisa dikuasai per-orangnya.

Tak lama kemudian, orang yang Jungha tunggu memasuki aula dengan napas terengah. Ia berderap turun, melewati belakang kursi Jungha lalu menempati tempat kosong di samping kanan Jungha.

"Wow, gila banget! Kamu tahu gak siapa yang aku tabrak di gerbang kampus tadi?" Gadis dengan rambut gelombang karamel itu meletakkan tas kanvasnya dengan kasar di atas meja lantas memalingkan wajah pada Jungha.

Kening Jungha mengerut. "Memang siapa?"

Jungha kian heran kala melihat gadis di sampingnya langsung menyambar iced coffee miliknya. Menyedotnya persis orang kesetanan. "Kamu yakin baik-baik aja?"

Gadis bernama Seo Dami itu nampak masih kesulitan mengatur napas. Setelah menandaskan setengah cairan berkafein, si gadis pun mulai menutur, "Tadi aku gak sengaja nabrak cowok! Kamu tahu apa yang buat kaget? Dia pakai jas almamater dengan tulisan veritas lux mea di logonya, kamu tahu artinya itu?"

"Apa?" Jungha mendadak merasa penasaran.

"He's from Seouldae, Jung! Kampus tetangga kita! Itu logo SNU yang berarti dia mahasiswa dari kampus nomor satu di Korea alias jajaran nomor satu Sky Universities. Astaga, kapan terakhir aku lihat cowok highclass kayak gitu, ya?"
(Seoul Daehagyo/ Seoul National University)

Jungha menyeruput iced coffee-nya. "Terakhir kali, uhm ... sekitar sebulan yang lalu? Kita lihat dua cowok dari klub basket keluar gerbang SNU waktu kita lagi nunggu Jihan."

Dami menepuk bahu Jungha cukup keras dan langsung dihadiahi tatapan horror dari Jungha. "Bener! Kalau kita gak temenan sama Jihan yang ngampus di kampus beken itu, kita gak bakal pernah punya kesempatan buat nongkrong depan gerbang sambil cuci mata."

Jungha terkekeh kecil.

"Tapi, serius, Jung, cowok tadi bener-bener another level. Aura classy-nya bikin ambyar. Dia ganteng bangetttttt mana tinggi lagi! Aku tadi hampir mimisan di tempat, tahu!" timpal Dami dengan semangat menggebu-gebu.

[✓] Lacuna • Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang