8

3.2K 332 108
                                    


Matahari yang terik menandakan cuaca begitu cerah nan panas, mobil mereka kini tampak memasuki sebuah hotel yang juga dilengkapi dengan restoran.

Sebelum memesan kamar mereka memilih untuk makan terlebih dahulu, setelah semua merasa kenyang barulah mencari kamar.

3 kamar dipesan karna Aji yang tentunya tak mau jika harus sekamar bersama Nala juga Saha, meski niat otak Nala menginginkan hanya sekamar dengan Aji, tapi Saha tentu tak mau kalah.

Aji menolak dengan alasan tak enak jika seorang lelaki berada dikamar yang sama dengan seorang gadis, meski gadisnya ada 2 tapi Aji tetap tak bisa.

Sedangkan El dari tadi tampak santai, tak begitu peduli pada sahabatnya yang selalu berebut dan rusuh itu.

El yang sudah memegang kunci kini justru menarik tangan Mantra untuk masuk kesalah satu kamar, membuat mereka bertiga kini menatap pada keduanya hingga pintu El tutup kembali.

El memilih kamar yang disisi kanan, kemudian Aji juga memasuki kamar yang ditengah, dan mau tak mau Nala juga Saha harus masuk kamar sebelah kiri.

Dengan raut cemberutnya kedua gadis itu memasuki kamar, siang hari yang terik mereka memutuskan untuk istirahat sampai sore didalam kamar saja.

Mantra yang sedari awal merasa canggung hanya berdiri didepan pintu, matanya menyapu seisi kamar, hingga tatapannya sampai pada ranjang yang hanya 1 meski ukuran besar itu.

"Kakak gak cape berdiri terus?" pertanyaan El membuatnya menoleh.

El yang tadi sudah menaruh tas dan membuka sepatunya itu, kini melangkah mendekati Mantra, mengambil tas isi baju yang masih dipegangnya itu.

"Biar aku saja" tolak Mantra.

Tapi El sudah kadung menarik tas itu dan tak mau melepasnya.

"Kakak bersih-bersih aja dulu kekamar mandi trus istirahat" suruh El.

Mantra mengangguk lalu melangkah kekamar mandi untuk mencuci muka, matanya menatapi cermin yang memantulkan sosoknya, fikiran khawatir juga bingungnya kian menjadi.

Terkadang merasa yang dialami cuma kebetulan, tapi terkadang seoalah ada yang disengajakan.

Seperti saat inilah yang sedang menganggu fikirannya, berada disebuah kamar hotel bersama seorang gadis yang lebih muda darinya, gadis yang bahkan baru sekitar 2 minggu lebih.dikenalnya, tapi ntah mengapa disaat dirinya ingin menolak beberapa kejadian, kenyataan tetap saja seolah ada alasan yang membuatnya mengiyakan.

Mantra yang tak kunjung keluar membuat El mengetuk pintu kamar mandi.

Sedikit kaget Mantra menyadari dirinya telah melamunkan hal yang baginya akan jadi rumit.

Mantra membuka pintu kamar mandi dan langsung berhadapan dengan El yang menunggu.

"Kakak gak papa?" tanya El.

"Oh..gak..gak papa" balas Mantra.

"Dari tadi aku gak dengar suara jadi kuketuk saja takut kamu kenapa-napa" balas El dengan raut khawatir.

"Maaf" balas Mantra merasa tak enak.

Kemudian melangkah melewati El menuju ranjang, El menatapi Mantra dengan sedikit bingung, tapi kemudian masuk kekamar mandi.

*********

Sore menjelang seperti rencana mereka kini tampak kelimanya sudah berada didaerah pantai, Nala sedari tadi selalu ambil kesempatan untuk gelendotan ditangan Aji, meski kadang Aji melepasnya pelan.

Tak hanya Nala karna Sahara juga tak mau kalah, terkadang curi-curi mengenggam jemari Aji, jika dipikir tingkah kedua gadis itu membuat Aji heran.

Mantra sedari tadi tampak diam tak bersuara apapun, El yang ntah karna apa begitu setia disampingnya meski tak saling bicara, bagaimanapun Mantra tetap merasa canggung tak hanya pada El tapi pada kedua sahabatnya juga, jika diingat mereka baru saja saling kenal bahkan mungkin belum menjadi teman.

AbracadabrA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang